Election

Election

Setiap orang Kristen memiliki suatu pertanyaan besar yang mungkin sampai meninggal tidak dapat ia ketahui jawabannya, yaitu: ”Kenapa saya dipilih untuk diselamatkan?” Suatu ketika Billy Graham pernah ditanya: ”Nanti di sorga, Anda ingin bertanya apa ketika bertemu Tuhan?” Lalu Billy Graham menjawab, pertanyaannya hanya dua kata, yaitu: ”Why me?” Pertanyaan ini hanya dua kata, namun setiap dari kita yang telah diselamatkan seharusnya menggumulkannya. Adakah hak untuk kita dipilih? Jika tidak ada lalu kenapa kita dipilih?

Pemilihan adalah Pekerjaan Allah Tritunggal

Siapakah yang merencanakan pemilihan? Kepada siapakah pemilihan ini ditujukan? Dan apa tujuannya? Sekilas pertanyaan ini didengar mudah untuk dijawab, namun ketika mau dijawab baru sadar susah sekali. Tidak ada satu pribadi pun di dalam intra Tritunggal yang tidak merencanakan pemilihan, setiap pribadi berencana secara sinkron dan dinamis. Pemilihan bukan rencana Bapa saja. Pemilihan adalah rencana Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah Allah yang berinisiatif merencanakan segala sesuatu, harmonis intra ketiga Pribadi. Allah Tritunggal memilih sebagian ciptaan-Nya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Dengan tujuan untuk menyatukan ciptaan-Nya kepada Bapa1 melalui Anak sebagai Kepala atas seluruh ciptaan.

Letak Pemilihan dalam Kerangka Theologi

Theologi Reformed melihat pekerjaan Allah Tritunggal secara menyeluruh atas dasar kedaulatan Allah yang mutlak. Kedaulatan Allah yang menaungi seluruh sejarah umat manusia, dari pemilihan, penciptaan sampai kepada pemuliaan. Maka hal terutama, untuk dapat memahami pemuliaan adalah memahami mengapa Kristus menebus, dan tidak mungkin dapat memahami mengapa Kristus menebus tanpa memahami seberapa totalnya kejatuhan ciptaan, dan lebih tidak mungkin lagi memahami kejatuhan tanpa memahami penciptaan di mana pada mulanya Allah mencipta segala sesuatu sangat baik, namun hanya berhenti di penciptaan saja adalah fatal jika tanpa pemilihan. Sehingga anugerah Allah Tritunggal dalam sejarah-Nya hanya dapat kita lihat dan mengerti melalui seluruh kerangka yang dibangun di atas doktrin pemilihan. Seluruh skema kerangka theologi Reformed dapat dirumuskan menjadi: Election – Creation – Fall – Redemption – Glorification, mudah dihafal (E – CFR – G) namun sulit sekali dipahami. Pandangan ini disebut five Reformed perspective.

Pemilihan adalah bagian dari dekret kekal Allah Tritunggal, Alkitab memastikan bahwa pemilihan ditentukan pada kekekalan sebelum penciptaan2, sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Jikalau Adam tidak jatuh, ia tetap dipilih karena di dalam pemilihan, Allah merencanakan pengujian supaya Adam dan seluruh keturunannya kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sehingga bukan karena kejatuhan maka perlu ada pemilihan, melainkan karena pemilihan maka diizinkan adanya kejatuhan oleh Allah yang berdaulat.

Rencana Kekal Penciptaan, Kejatuhan, Penebusan, dan Pemuliaan dalam Pemilihan

Alkitab mengajarkan keutuhan kerangka: election, creation, fall, redemption, dan glorification. Pemilihan merupakan bagian dari rencana kekal Allah Tritunggal bagi ciptaan-Nya, demikianlah Alkitab menyatakannya3, dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Tetapi untuk apa Allah memilih? Sejak kekal Bapa mengasihi Anak dan merencanakan untuk menikahkan4 Anak-Nya yang tunggal dengan manusia pilihan (men-elect) yang diadopsi Bapa untuk menjadi anak-anak-Nya melalui Anak-Nya yang tunggal.

Sehingga jika Adam tidak jatuh ke dalam dosa setelah prohibition time (durasi pengujian di mana Adam dan Hawa diuji) selesai, maka Adam dan Hawa di dalam pernikahan yang kudus memperanakkan manusia pilihan sampai genap jumlah umat pilihan. Sesudah itu dengan sekejap mata, tubuh jasmani Adam yang berasal dari ādāmā5 (tanah) diubahkan dan mengenakan tubuh sorgawi yang dimiliki Anak, karena tubuh Adam dari tanah bersifat dapat binasa6. Alkitab menulis7, makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.

Di dalam kekekalan, Bapa merencanakan pernikahan Anak Domba Allah4 sebagai bab awal pemuliaan. Untuk menggenapi pemuliaan, ciptaan harus diuji dan diberikan potensi dapat jatuh (potensi dapat tidak taat kepada Allah Sang Pencipta), sehingga manusia dicipta seturut gambar dan rupa Allah agar memiliki kehendak bebas untuk dapat jatuh. Sebagai permulaan dekret kekal Allah dalam menggenapi rencana-Nya, Ia memilih kepada siapa Ia akan menikahkan Anak-Nya yang tunggal dengan anak adopsi-Nya dalam pemilihan. Maka Allah menciptakan manusia menurut8 gambar dan rupa Anak. Alkitab menuliskan9, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Anak adalah gambar dan rupa Allah sehingga manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Anak Allah. John Calvin menyatakan bahkan malaikat juga diciptakan menurut imago Dei10. Demikianlah karena manusia pilihan dinikahkan dengan Anak, maka malaikat akan diadili oleh kita (co-judges) manusia pilihan11.

Sifat Pemilihan

Pemilihan tidak disebabkan kondisi dari kita yang dipilih sebab kita dipilih sebelum Adam jatuh dan berbuat dosa. Alkitab menuliskan12, sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Demikianlah bukan karena kita menaati perintah Allah kita menjadi benar, namun karena kita dibenarkan maka kita menaati perintah Allah. Bukan berdasarkan perbuatan kita dipilih. Alkitab menuliskan13, sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

Pemilihan ini bersifat unconditional, Alkitab menuliskan14, jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. Pemilihan didasarkan atas kemurahan hati Allah, Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati15. Meskipun pemilihan unconditional namun bukan berarti Allah memilih arbitrary, Ia memilih kita dengan alasan bukan dari luar diri-Nya melainkan dari intra Tritunggal. Mereka yang dipilih diregenerasi agar lahir kembali untuk bersatu (union) dengan Anak. Sedangkan mereka yang reprobat (dibiarkan karena kekerasan hati mereka bukan ditentukan) diizinkan untuk sementara memiliki temporary faith (Pdt. Stephen Tong menyebutnya natural faith), karena memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita16.

Pemilihan dalam Rencana Allah

Allah tidak mengerjakan kejatuhan dalam hati manusia maupun malaikat. Kejatuhan bukan pekerjaan Allah Tritunggal! Demikian Allah tidak menetapkan kejatuhan sehingga manusia dan malaikat dengan kehendak bebas harus jatuh. Di dalam dekret Allah menetapkan pengujian bukan kejatuhan, kejatuhan diizinkan. Allah mendekretkan Glorification (Consummation) – Reconciliation (Redemption) – Examination (Fall) – Creation – Election. Di dalam pengujian, manusia dan malaikat diuji kesetiaannya di dalam batas waktu tertentu (prohibition time). Namun apakah malaikat yang jatuh diuji melampaui batas kemampuannya? Tidak, mereka diuji pada batas-batas kekuasaan mereka17, sepertiganya jatuh karena diizinkan tidak taat bukan karena Allah menetapkan mereka untuk jatuh.

Halael (Latin: Lucifer) adalah yang pertama jatuh karena ia ingin menjadi seperti Allah18. Namun bukankah Halael jatuh karena ia ditentukan reprobat? Tidak, karena jika mereka harus jatuh karena ditetapkan sebagai reprobat maka kenapa Adam meskipun adalah manusia pilihan mengalami kejatuhan? Adam diizinkan jatuh karena ia tidak taat ketika diuji oleh Allah, demikian malaikat diizinkan jatuh bukan ditetapkan. Allah Tritunggal hanya memilih untuk menyelamatkan (single predestination) bukan sekaligus untuk membinasakan (double predestination). Ketaatan tidak mempengaruhi Allah melalui pra-pengetahuan-Nya untuk memilih manusia dan malaikat pilihan melainkan, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya21. Semua manusia, reprobat maupun pilihan tidak ada yang layak dipilih jika bukan karena kerelaan hati-Nya memilih kita di dalam Anak-Nya.

Alasan dan Tujuan Pemilihan

Doktrin pemilihan adalah fondasi seluruh kerangka theologi, jika fondasi miring maka bangunan doktrinal di atasnya akan hancur karena tidak tepat dan setia kepada firman Allah. Di dalam pemilihan, Allah Tritunggal berencana dengan membuat pakta intra Tritunggal. Pakta inilah yang akan menjadi landasan kovenan Allah bagi manusia. Intra Tritunggal membuat creation mandate dan redemption mandate yang menjadi landasan dibuatnya covenant of creation dan covenant of redemption. Alasan dari pemilihan adalah karena Bapa merencanakan untuk menikahkan Anak dengan Gereja-Nya, oleh sebab itu kita dipilih di dalam Anak. Sehingga pemilihan bukan disebabkan kejatuhan, melainkan tujuannya adalah untuk menikahkan Anak-Nya dengan gambar dan rupa Anak-Nya yang diizinkan jatuh dalam pengujian.

Anak di dalam pemilihan tidak hanya memilih kepada siapa Ia menghendaki untuk dipersatukan (union), namun memohon kepada Bapa menjadi yang pertama dipilih. Maka Bapa pertama memilih Anak-Nya yang tunggal, dengan jalan demikian Ia menjadi dasar atas seluruh pemilihan, dan membuka kesempatan agar kita boleh dipilih di dalam Anak. Meskipun Adam tidak jatuh, kita tidak akan dipilih jikalau bukan Kristus yang pertama dipilih, sebab Bapa menghendaki Anak-Nya menjadi yang Sulung atas semua ciptaan. Yaitu menjadi yang terutama dan fondasi dari seluruh alasan Allah mau mengasihi kita! Tanpa Anak menjadi yang pertama dipilih, tidak akan ada umat pilihan, semua didasarkan atas dipilihnya Anak bagi kita! Puji Tuhan, sebab jauh sebelum kita dicipta Ia mengasihi kita sedemikian besarnya, hingga merelakan Diri menjadi yang pertama dipilih, dengan demikian inkarnasi ditentukan sejak kekekalan! Kristus adalah Allah yang memilih (the electing God) dan sekaligus19 manusia yang dipilih13 (the elected man).

Reprobat dalam Rencana Pemilihan

Allah tidak menetapkan sebagian harus reprobat melainkan menetapkan semua harus diuji, dan orang tua pertama kita tidak taat maka kita semua diizinkan jatuh bersama orang tua pertama kita. Namun apakah seluruh manusia jatuh? Tidak, karena ada Kristus satu-satunya manusia sejati yang tidak jatuh. Puji Tuhan, karena Ia yang adalah manusia sejati tidak jatuh maka kita memiliki Imam Besar yang dapat menebus kita. Namun apakah Kristus dapat jatuh? Ya, meskipun Allah tidak dapat mati, Ia kenosis hingga secara manusia Ia dapat mati, demikian juga Ia dapat jatuh karena dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar20 agar sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa21.

Pernikahan di dunia ini hanyalah bayang-bayang pernikahan Anak Domba Allah dengan gereja-Nya4 nanti pada saat pemuliaan. Sedangkan reprobat telah disiapkan untuk kebinasaan22 karena mereka memang telah dalam keadaan jatuh. Namun apakah Allah mengasihi reprobat? Ya, John Murray menyatakan23, “God not only delights in the penitent but is also moved by the riches of his goodness and mercy to desire the repentance and salvation of the impenitent and reprobate.” John Calvin di dalam tafsiran surat Roma menyatakan24, “He makes this favor common to all, because it is propounded to all, and not because it is in reality extended to all; for though Christ suffered for the sins of the whole world, and is offered through God’s benignity indiscriminately to all, yet all do not receive him.” Dan di dalam tafsiran surat Petrus25, “Not willing that any should perish. So wonderful is his love towards mankind, that he would have them all to be saved, and is of his own self prepared to bestow salvation on the lost. But it may be asked, If God wishes none to perish, why is it that so many perish? To this my answer is, that no mention is here made of the hidden purpose of God, according to which the reprobate are doomed to their own ruin, but only of his will as made known to us in the gospel. For God there stretches out his hand without a difference to all, but lays hold only of those, to lead them unto himself, whom he has chosen before the foundation of the world.”

Allah mengasihi reprobat karena kaum pilihan lahir secara jasmaniah dari antara reprobat. Pernahkah kamu renungkan bahwa kamu dilahirkan oleh reprobat, mungkin opamu atau leluhurmu reprobat, atau keturunanmu kelak. Namun melalui reprobat boleh lahir bahkan hamba Tuhan! Maka seberapa besar Allah mengasihi reprobat? Demikian besar kasih-Nya26 hingga Anak rela menjadi ”reprobat” yang pertama dimurkai menanggung seluruh murka Bapa bagi seluruh manusia berdosa atas diri-Nya di kayu salib! Bahkan lebih berat dari yang akan ditanggung oleh semua reprobat di neraka yang hanya menanggung dosanya sendiri! Jikalau Anak rela menjadi demikian, masihkah kita lancang mempertanyakan kenapa Ia memilih sebagian dan memurkai reprobat?

Dipilih untuk Mengabarkan Injil

Alkitab menuliskan27, TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. Betapa mengerikannya murka Allah? Demikianlah kita seharusnya takut jika mendukakan Roh Kudus dengan tidak menginjili. Betapa seringnya kita menekan dan melawan perintah Allah. Karena Kristus memerintahkan kaum pilihan untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Dengan kata lain, Injil juga diperuntukkan bagi reprobat sekalipun.

Alkitab menuliskan28, “the Lamb who was slain from the foundation of the world!” Ia adalah Domba kudus tak bercacat yang dibantai sejak permulaan. Diperanakkan di dalam kekekalan oleh Bapa untuk dibantai dalam murka Bapa bagi kita! Masihkah kita berdegil hati? Masihkah kita melawan-Nya dengan hidup tidak kudus dan menolak mengabarkan Injil? Ia yang bahkan tak menyayangkan Anak-Nya untuk mati bagi manusia yang hanya debu adanya, seperti kata pemazmur. Mari berdoa dan berpuasa memohon agar Tuhan memberanikan kita untuk setia dalam penginjilan. Allah Tritunggal menebus saudara dan saya untuk memberitakan Injil baik kaum pilihan maupun reprobat, bukan untuk memilah-milah yang mana kaum pilihan dan yang mana reprobat. Seluruh kemuliaan hanya bagi Allah Bapa yang merencanakan pemilihan, Allah Anak yang menggenapkan pemilihan, dan Allah Roh Kudus yang mengefektifkan pemilihan dalam sejarah. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu29.

Adithia Kusno

Pemuda GRII Karawaci

1 1 Korintus 15:28 (LAI)

2 Efesus 1:4 (LAI)

3 Efesus 1:5 (LAI)

4 Wahyu 19:7 (LAI)

5 1 Korintus 15:47 (LAI)

6 1 Korintus 15:53 (LAI)

7 1 Korintus 15:48 (LAI)

8 Kejadian 1:27 (LAI)

9 Ibrani 1:3 (LAI), catatan saudara Erwan di Pillar bulan Mei tepat bahwa seharusnya ”the exact image of God.”

10 Institutes, I:15:3

11 1 Korintus 6:3 (LAI)

12 Roma 9:11 (LAI)

13 Efesus 2:8 (LAI)

14 Roma 9:16 (LAI)

15 Roma 9:15 (LAI)

16 1 Yohanes 2:19 (LAI)

17 Yudas 1:6 (LAI)

18 Yesaya 14:14 (LAI)

19 Church Dogmatics, II:2:33

20 Ibrani 2:17-18 (LAI)

21 Ibrani 4:15 (LAI)

22 Roma 9:22 (LAI)

23 Collected Writings, Vol. II, Studies in Theologies, hlm. 113

24 Calvin Commentary on Rome 5:18

25 Calvin Commentary on 2 Peter 3:9

26 Yohanes 3:16-17 (LAI)

27 Amsal 16:4 (LAI)

28 Wahyu 13:8 (KJV)

29 Filipi 4:8 (LAI)