Syair pertama dari sebuah lagu[i] yang kerap menggugah kalbuku berbunyi demikian: “Darah kaum martir yang belum kering, yang menyirami jalan salib.” Pernahkah Anda berhenti untuk memikirkan maknanya dan menyelami pernyataannya? Entah mengapa, syair tadi sering terbersit saat saya memikirkan sebuah peristiwa sejarah yang besar. Begitu pula saat saya mengingat kembali salah satu peristiwa terbesar dalam perjalanan hidup Gereja atau bahkan dunia, Reformasi.
Gereja memang akan terus mengalami reformasi. Semper reformanda. Namun tentu saja peristiwa reformasi yang dimaksudkan adalah Reformasi yang titik apinya dimulai pada tanggal 31 Oktober 1517. Pada hari itu Martin Luther, seorang pastor dari Ordo Agustinian, memakukan 95 tesis di pintu gerbang gereja Castle di Wittenberg dan sejak itu itu Reformasi menjalar bak api yang tak terpadamkan. Anda tahu, awalnya Luther tidak pernah bermaksud untuk mereformasi gereja Roma Katolik saat itu, Luther hanya bermaksud untuk menantang para “penguasa“ gereja untuk mendiskusikan 95 tesis yang diajukannya dengan memakukannya di pintu gerbang gereja All Saints yang juga dikenal dengan sebutan gereja Castle. Pintu gerbang gereja saat itu memang berfungsi sebagai media buletin. Tanpa ditanya lagi, dengan cepat 95 tesis tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman serta diperbanyak oleh mesin cetak Gutenberg. Maka, dalam waktu dua minggu tulisan itu beredar di seluruh Jerman, serta mencapai seluruh Eropa dalam kurun waktu dua bulan. Ini merupakan proses waktu yang sangat cepat untuk masa itu. Cerita selanjutnya Anda semestinya sudah tahu. Kalau belum, silahkan membacanya dari buku atau internet. Oya, sekalian, Anda mungkin juga perlu mencari tahu apakah isi dari 95 tesis dari Luther yang telah menggoncangkan daratan Eropa waktu itu.
Tetapi tahukah Anda, sebelum Luther, ada seorang yang bernama Girolamo Savonarola? Tahukah Anda, bahwa saat ia dihukum dengan cara dibakar oleh gereja Roma Katolik, ia berseru, “Aku memperingatkanmu, O, Italia. Aku memperingatkanmu, O, Roma. Satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau hanyalah Yesus Kristus!”? Terkesima dengannya? Masih ada John Hus yang mendahuluinya. Tetapi, sebelum John Hus ada John Wycliffe yang digelari sebagai the morning star of Reformation. Lalu, sebelum Reformasi ada kelompok Albigenses yang dikenal juga sebagai kelompok Cathari serta kelompok Waldenses. Mereka adalah orang-orang yang menorehkan kesan mendalam di dalam sukma. Jika nama-nama ini terasa asing di telinga Anda, silahkan bergoogle-ria. Yang saya maksudkan adalah jika daftar ini terus ditelusuri ke belakang maka Anda akan menjumpai banyak nama dan kelompok serta pesan yang telah mereka goreskan dalam sejarah. Bahkan jika ditelusuri terus, Anda akan sampai kepada Agustinus, lalu Rasul Paulus, dan akhirnya Yesus Kristus, Kepala Gereja.
Haiya, kenapa sih harus repot-repot menelusuri sedemikian panjang? Silahkan Anda baca kalimat awal artikel ini lalu memikirkan relevansinya, dan menangkap makna yang dapat menggetarkan relung jiwa Anda….
Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
[i] Stephen Tong & C.M. Yu. Api Zaman.