Wahyu Allah
Wahyu yang dimaksud di sini bukanlah Kitab Wahyu dari Perjanjian Baru yang ditulis oleh Rasul Yohanes. Wahyu yang dimaksud adalah Allah secara aktif mengomunikasikan kepada manusia kebenaran mengenai diri-Nya di dalam relasi dengan ciptaan, dan juga menyatakan pengertian akan kehendak-Nya kepada manusia (ST, hlm. 117).
Dengan adanya ide mengenai wahyu, maka kita mengetahui:
Allah yang berpribadi secara aktif mengomunikasikan pengetahuan.
Kebenaran, fakta, dan peristiwa tidak mungkin bisa diketahui tanpa penyataan Allah.
Ada makhluk yang berasional yang kepadanya pewahyuan ini dinyatakan dan mereka sanggup menanggapinya.
Kata yang biasa dipakai didalam Alkitab mengenai wahyu adalah dinyatakan (Rm. 16:26), diberitahukan (Luk. 2:15), memperlihatkan (1Kor. 4:5), berbicara (Ibr. 1:1). Secara sederhana, wahyu dapat diartikan membuka penutup yang menghalangi penglihatan.
Sumber: Louis Berkhof, Systematic Theology: New Combined Edition (Grand Rapids, William B. Eerdmans Publishing Company)