Hutan Rimba
Menurut ScienceDaily, dalam 2 tahun (2012 dan 2013), umat manusia telah menghasilkan data sama banyaknya dengan data yang dihasilkan sejak permulaan peradaban manusia sampai tahun 2011. Saat ini, data dihasilkan dalam jumlah yang masif, dengan kecepatan yang mencengangkan, dan dengan variasi tipe yang begitu banyak. Mulai dari data yang dihasilkan melalui mobile phone yang dimiliki oleh berbagai kalangan masyarakat, social media (teks tertulis, gambar, suara, video), sensor-sensor elektronik, sampai alat-alat umum juga dapat menjadi sarana data entry (misalkan sepatu, pakaian, jam tangan, kulkas, dan mesin cuci).
Tidak heran, yang menjadi tantangan dalam zaman ini bukanlah kekurangan informasi, melainkan kelebihan informasi. Kasus-kasus ‘kerakusan dan obesitas informasi’ bisa membuat seseorang menjadi bingung, resah, gelisah, dan khawatir karena tidak tahu lagi informasi mana dan sebanyak apa yang harus ia ‘konsumsi’. Seberapa banyak dari kita yang men-download banyak sekali e-book tetapi akhirnya tidak pernah dibaca? Atau meng-install aplikasi-aplikasi yang katanya bagus tetapi akhirnya tidak pernah digunakan? Atau sudah bookmark banyak sekali link tetapi akhirnya kelupaan untuk dibuka dan dibaca? Inilah tantangan bagi umat manusia di zaman ini, tersesat begitu jauh dalam ganasnya
rimba informasi.
Di tengah-tengah tantangan seperti ini, muncul satu bidang ilmu yang terus berkembang dan booming, yaitu data analytics. Menurut Webopedia, data analytics ialah ilmu untuk menganalisis kumpulan raw data (yang jumlahnya sangat masif tadi) untuk menemukan suatu trend, yang pada akhirnya digunakan untuk membantu decision making. Data analytics berusaha menemukan sesuatu yang berharga dan berarti dari begitu ganasnya rimba informasi. Atau bagaikan menggali dan mencari suatu permata berharga dari luasnya area tambang yang perlu digali. Dari segi fungsi, minimal ada 3 fungsi khusus dari data analytics. (1) Descriptive. Data analytics mengambil data-data mentah sebagai input dan memprosesnya menjadi satu report untuk menganalisis trend masa lalu atau masa kini. (2) Predictive. Data analytics kemudian mengambil kembali report dan data-data mentah untuk mengekstrapolasi dan memprediksi kemungkinan di masa depan. (3) Prescriptive. Data analytics mengambil semua report dan ekstrapolasi beserta data-data mentah lainnya untuk membuat simulasi dan pengambilan keputusan yang tentunya akan memberikan pengaruh besar bagi suatu organisasi dan institusi.
Posisi dan Peran Manusia
Manusia yang Tuhan cipta sebagai gambar dan rupa Allah memiliki posisi dan peran khusus untuk membudidayakan alam, termasuk memberikan interpretasi terhadap seluruh ciptaan. Contohnya saja ketika Adam dapat memberikan interpretasi yang begitu tepat ketika ia memberi nama binatang-binatang. Bahkan setelah kejatuhan pun, daya analisis, dan interpretasi ini masih terus dimiliki dan digunakan oleh manusia. Misalnya mertua Musa yang menasihatkan Musa agar menunjuk rekan-rekan untuk membantunya menghakimi bangsa Israel. Juga Ahitofel yang sanggup memberikan nasihat dan pertimbangan yang sederajat/sama dengan pertimbangan-pertimbangan yang diminta dari Tuhan. Dari perspektif ini, pengembangan data analytics tidak lepas dari posisi dan peran manusia dalam memberikan interpretasi terhadap alam ciptaan (termasuk data-data yang begitu banyak dihasilkan dalam zaman ini).
Dalam artikel PILLAR “Tuhan Atas Teknologi”, kita sadar bahwa ilmu dan teknologi adalah suatu respons manusia terhadap wahyu umum Allah (alam ciptaan). Ilmu dan teknologi dikembangkan untuk membantu manusia dalam mengelola alam. Misalnya seorang ahli teknik sipil yang membangun infrastruktur berdasarkan prinsip-prinsip fisika dan matematika. Juga ahli aerospace yang mengembangkan teknologi sehingga manusia mampu menjelajahi luar angkasa.
Dalam mengembangkan ilmu dan teknologi, kita harus menghayati ayat berikut ini:
“Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” (Ibrani 11: 3)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa imanlah yang menjadi dasar yang paling penting. Melalui iman kita sadar mengenai sumber dan fondasi seluruh alam semesta. Pengembangan ilmu dan teknologi tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan kepada Allah yang menciptakan dan menopang seluruh alam semesta. Segala pengetahuan dan daya kreasi manusia adalah anugerah dari Allah, yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dengan tujuan akhir menyatakan kemuliaan-Nya.
Sekilas Contoh
Kembali kepada data analytics, ada beberapa contoh implementasi yang sudah diterapkan dalam konteks gereja. Misalkan saja Gruenewald, founder dari YouVersion, membuat bible app yang sangat sukses dengan lebih dari 165 juta installation baik di tablet maupun mobile phone. Dari sekian banyak kompetitor (hingga 5.815 bible apps lain di app store), bible app ini spesial karena mengadaptasi data analytics untuk memberi sentuhan khusus kepada penggunanya. Misalkan saja dengan menganalisis informasi mengenai IP address, lokasi GPS, preference dan kebiasaan, aplikasi ini dapat memberikan timely message/reminder yang berhubungan dengan personal struggle, memberikan rekomendasi Bible reading plan yang sesuai, dan memberikan dorongan lebih ketika pembaca berhasil membaca sesuai dengan perencanaan yang sudah direkomendasikan.
Selain dari bible app yang digunakan di Gruenewald, sebagian gereja mulai menggunakan data analytics untuk lebih mengenal jemaat. Berikut ada beberapa contoh mengenai penerapan data analytics dalam konteks gereja:
Mengidentifikasikan ID kepada jemaat, sehingga ketika seorang jemaat mengubah request doa atau tidak datang ke gereja berturut-turut, pemimpin dan pelayan gereja bisa mendapatkan notifikasi mengenai hal tersebut. Dengan demikian hal tersebut bisa ditindaklanjuti.
Mengetahui konteks pergumulan jemaat sesuai dengan prayer request dari jemaat. Apabila banyak jemaat minta didoakan tentang pengendalian diri atau tekanan, maka dalam khotbah bisa disinggung aspek-aspek pembahasan mengenai patience, long-suffering, true comfort in God, anger, stress.
Potensi dan Kebahayaan
Sebagai orang Kristen yang terus mengoreksi diri, kita perlu kritis dan bertanya: Sampai batas manakah data analytics dapat digunakan untuk pelayanan? Apakah yang menjadi potensi sekaligus kebahayaan dari data analytics, khususnya dalam kehidupan kita mengikut Tuhan? Bagaimana tindakan yang tepat untuk mengakomodasi data analytics dalam konteks kehidupan bergereja?
Manusia memang sangat rentan untuk mengilahkan sesuatu, dan kemudian diperbudak olehnya. Alangkah sayangnya, kita mungkin sering lupa atau tidak memikirkan Tuhan dalam penggunaan teknologi. Salah satu bahaya dari data analytics ialah ketika pemimpin atau pelayan gereja menjadi kelewat bergantung terhadap teknologi dan akhirnya mengesampingkan pimpinan Tuhan. Pemimpin gereja dapat menjadi terlalu bergantung kepada tool data analytics dalam menentukan materi pelayanan lebih daripada mereka bergantung kepada anugerah Tuhan dan pimpinan Roh Kudus. Sama seperti penyalahgunaan dinamit yang awalnya seharusnya digunakan untuk pertambangan, tetapi malah digunakan untuk perang dan membunuh manusia. Data analytics juga dapat ‘membunuh’ peran Tuhan dalam kehidupan bergereja. Betapa menakutkannya apabila Tuhan Sang Pencipta akhirnya malah digantikan oleh ciptaan dari ciptaan.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai orang Kristen menggumulkan lebih jauh mengenai penggunaan teknologi, secara khusus data analytics. Baiklah kita terus menggali dan merenungkan firman Tuhan yang menjadi dasar untuk membedakan roh dan menyelidiki motivasi hati manusia (Ibr. 4:12). Data analytics, sebagai salah satu jenis teknologi, memiliki potensi dan kegunaan yang sangat baik dan powerful. Tentu termasuk tanggung jawab kita untuk memahami dan menggunakan teknologi ini dengan tujuan akhir untuk memuliakan Tuhan. Hendaklah kita mencoba memahami dan menggunakannya untuk memperbaiki pelayanan kita, dan mendorong agar kita semakin dekat dengan Tuhan. Marilah kita terus belajar dan bergumul agar peran data analytics dalam pelayanan dapat dinyatakan dengan benar, bukannya mengudeta dan menggantikan posisi Tuhan dari tempat yang paling utama dalam hidup kita. Soli Deo Gloria.
Vincent Tatan
Pemuda GRII Singapura