Bagaimana Anda Mengetahui Bahwa Anda Adalah Seorang Kristen Tulen? (Part 4)

Orang fasik, termasuk yang masih hidup sekarang ini, akan menghadapi hari penghakiman dan melihat Yesus Kristus. Tetapi mereka hanya akan melihat kemuliaan-Nya dari luar, yang sangat jauh dari apa yang bisa kita bayangkan. Mereka tidak akan mengenal betapa manis-Nya Dia dan tidak bisa melihat keindahan-Nya. Orang-orang jahat itu tentu saja pada akhirnya akan takluk dan bertekuk lutut di hadapan Kristus yang Mahatahu pada hari penghakiman, tetapi pengetahuan akan Allahnya itu tidak bernilai apa-apa, tidak peduli seberapa murni dan dahsyatnya pengetahuan tersebut. Mengapa? Karena mereka tetap tidak mungkin dan tidak akan mungkin melihat keindahan Kristus. Itulah yang menjadi pembeda antara pengalaman setan-setan dengan mereka yang menerima anugerah keselamatan dari Roh Kudus sehingga mampu melihat keindahan Kristus. Melihat keindahan Kristus adalah suatu hal yang membuat pengalaman orang Kristen sangat berbeda dari apapun juga. Iman orang-orang pilihan kepada Allah mengalami dan melihat kesempurnaan Injil, dia melihat keindahan dan juga kekudusan dari rencana Ilahi dalam keselamatan, pikirannya diyakinkan dan dengan sepenuh hatinya percaya bahwa hal ini datang dari Allah (lihat 2Kor. 4:3-4).  Bagi orang tidak percaya yang melihat Injil, mereka mengerti pengetahuan tentang Injil tetapi mereka tidak melihat terang Injil. Terang Injil adalah kemuliaan Kristus, kekudusan-Nya, dan juga keindahan-Nya. Hanya terang Ilahi yang menerangi hati kitalah yang membuat kita mampu untuk melihat keindahan Injil dan memiliki keselamatan di dalam Kristus (2Kor. 4:6). Terang supernatural ini menunjukkan keindahan dan manisnya Yesus yang melampaui apapun, serta menyakinkan kita bahwa Dia sanggup menjadi Juruselamat kita. Terang supernatural ini yang menyakinkan kita bahwa tidak ada seorang pun kecuali Kristus yang sanggup menjadi Mediator kita.

 

Ketika seorang fasik yang berdosa bisa melihat keindahan Kristus yang Ilahi, dia tidak akan berspekulasi lagi mengapa Allah bisa tertarik dengan dirinya untuk menyelamatkan dia. Sekarang dia dapat melihat betapa berharganya Kristus dan darah-Nya, dia dapat menyadari bahwa dia diterima oleh Allah karena nilai yang ditaruh Allah di dalam darah, ketaatan, dan juga doa syafaat Kristus. Jiwa yang letih dan bersalah dapat melihat keindahan Kristus dan beristirahat, yang tidak bisa ditemukan di dalam khotbah atau buku apapun. Hanya di dalam penglihatan keindahan Kristus-lah, kehendak dan hati manusia tertawan. Di hari penghakiman, secercah sinar dari moral dan keilahian kemuliaan Allah serta supremasi keindahan Kristus yang bersinar di dalam hati manusia akan meredakan segala permusuhan. Jiwa orang fasik tadi telah condong kepada kasih Allah dengan kekuatan yang sangat besar karena seluruh pribadi menerima dan juga memeluk Juruselamat yang mengasihinya, bukan mengerti secara kognitif saja.

Perasaan kekaguman akan keindahan Kristus adalah permulaan dari iman yang menyelamatkan dan juga hidup dari seorang petobat tulen. Ini bukanlah perasaan palsu bahwa Kristus begitu mengasihi dan rela mati untuknya, karena perasaan ini dapat menuju kepada sekadar rasa terima kasih karena sudah ditolong dari dalam dosa. Sangatlah mungkin bila perasaan ini hanyalah wujud dari kasih kepada diri sendiri dan sangat menyedihkan karena banyak orang dituntun mendengarkan Injil yang salah, iman yang salah. Sesungguhnya, kemuliaan Allah di dalam wajah Yesus Kristus-lah yang memberikan terang Ilahi dan kasih yang sangat amat murni. Inilah kasih tulen dari seorang petobat tulen yang menjadi kualitas pembeda dari kasih yang dimiliki setan-setan atau manusia lain. Keindahan Kristus dan kasih tulen inilah yang membawa hasrat kita untuk merindukan Allah, hasrat alamiah seperti bayi menginginkan susu, yang sangat berbeda dengan tiruan setan yang sangat sadar bahwa kecelakaan besar sedang menunggu mereka. Kerinduan semacam inilah yang membantu membedakan antara pengalaman-pengalaman rohani yang asli dari yang palsu.

Pengalaman rohani yang salah cenderung membangun kesombongan yang adalah dosa spesialis Iblis (1Tim. 3:6), bahkan sering kali diselubungi oleh kerendahan hati yang besar. Seorang pribadi bisa mempunyai kasih yang besar dan berbangga kepada Allah, dia bisa sangat rendah hati dan sombong akan kerendahan hatinya itu. Tetapi emosi dan pengalaman yang datang dari anugerah Allah justru sebaliknya. Kekaguman akan kedahsyatan, kekudusan, dan kemuliaan dari keindahan Kristus bisa membunuh kesombongan, serta terang indahnya Allah itu dapat menunjukkan kejelekan sebuah jiwa. Ketika seseorang betul-betul menangkap hal ini, maka tidak terhindarkan lagi bahwa dia berada di dalam proses membuat Allah menjadi semakin besar dan semakin besar, sedangkan dirinya sendiri semakin kecil dan semakin kecil.

Selain itu, anugerah Allah di dalam hati seorang Kristen tulen membuatnya membenci segala kejahatan dan sebaliknya akan menguduskan hati serta hidupnya. Pengalaman yang salah bisa mengakibatkan seseorang bersemangat, tetapi semangat yang salah di dalam hal yang umumnya berkaitan dengan agama; bukan semangat melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Agama mereka bukanlah untuk pelayanan kepada Allah, tetapi kepada pengalaman diri sendiri. “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (Yak. 2:19-20) Jadi, buah atau perbuatan pekerjaan baik adalah bukti dari pengalaman sejati dari anugerah Allah. “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1Yoh. 2:3-4)

Betapa sempurnanya kebaikan yang berada di dalam hati dan kemurnian agama yang keluar dari pandangan akan keindahan Kristus! Pengalaman paling luar biasa dari orang-orang kudus dan malaikat-malaikat di surga adalah pengalaman yang terbaik dari Yesus Kristus sendiri, kita berada di dalam Allah. “…. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1Yoh. 4:16) Kita adalah makhluk yang paling berbahagia dan diberkati dari semuanya, Dia hanya memberikan kepada manusia-manusia kesayangan-Nya. Emas, perak, dan permata diberikan Allah kepada manusia yang Alkitab katakan sebagai anjing dan babi. Tetapi karunia terbesar untuk memandang keindahan Kristus adalah berkat khusus dari Allah kepada anak-anak-Nya yang Dia kasihi. Ini adalah karunia hidup kekal, terbitnya terang, tanpa kebinasaan. Mereka mungkin saja terombang-ambing ketika menghadapi tantangan, tetapi percikan surgawi dalam dirinya akan semakin bertambah dan menjadi sempurna serta memberikan kepastian menuju ke surga. Jiwa semua orang kudus akan ditransformasi di surga dan mereka akan bersinar seperti matahari di dalam kerajaan Bapa mereka. Amin.

 

Disadur oleh,

Yenty Rahardjo Apandi

Pemudi GRII Singapura

 

 

* Judul aslinya “True Grace Distinguished from the Experience of Devils