Pada umumnya ketika kita mendengar nama Cornelius Van Til, kita segera mengasosiasikan nama tersebut dengan apologet besar di abad ke-20.
Lahir sebagai putera keenam bagi pasangan Ite Van Til dan Klasina Van der Veen di Grootegast, Belanda. Pada umur sepuluh tahun, Van Til dan keluarganya pindah ke Indiana, Amerika Serikat.
Selain seorang apologet, Van Til juga adalah seorang theolog besar. Dengan latar belakang Theologi Reformed Belanda dan juga Old Princeton, membuat Van Til merupakan apprentice bagi perkembangan Theologi Reformed berikutnya. Namun bukan itu saja, Van Til merupakan seorang penginjil juga. Menurut K. Scott Oliphint: “Van Til, there could be no separation between a defense of the Christian faith, on the one hand, and the preaching of the gospel, on the other”[1].
Sekalipun Van Til bukan penginjil revivalist besar, namun niat penginjilan tidak urung mundur. Dalam catatan biografi Robert den Dulk, dicatat bagaimana Van Til dapat mengingat nama-nama tetangga yang diinjili. Bahkan bukan itu saja, dia mencatat nama-nama mereka dan ditempelkan di dalam Alkitab supaya bisa terus didoakan bagi keselamatan jiwa mereka.[2]
Selama bertahun-tahun Van Til juga mengunjungi rumah sakit untuk mendoakan dan menginjili pasien dari kamar ke kamar.
Dr. Van Til was not ashamed of the gospel. He used every opportunity. As a boy, when Oome Kees would be at our house for a month in the summer, I remember him going to visit a patient of my Father’s who was dying and who didn’t have long to live. That was not an isolated experience. I drove him to Carlisle one day in the late 70s. We stopped for a cup of coffee and gas on the turnpike. Another man was waiting for his gas to be pumped and within a few minutes Oome Kees had turned the conversation to the need to know Jesus Christ. His lack of fear of sharing the gospel led him to preach on the streets of Philadelphia and to Wall Street when he was in his 80’s.[3]
Dia tidak malu akan Injil, melainkan dengan gigih memberitakannya selama berpuluh-puluh tahun. Karena pemberitaan Injil merupakan tujuan utama dari theologi dan apologetikanya.[4]
Budiman Thia
Redaksi Umum PILLAR
Sumber:
K. Scott Oliphint, Van Til the Evangelist
Robert den Dulk, Cornelius Van Til
Endnotes:
[1] K. Scott Oliphint, Van Til the Evangelist,
http://www.opc.org/os.html?article_id=118
[2] Robert den Dulk, Cornelius Van Til,
http://www.banneroftruth.org/pages/articles/article_detail.php?234
[3] Ibid.
[4] Oliphint, Van Til the Evangelist.