Ketika Anda mendengar “jemaat Korintus”, kesan apakah yang muncul dalam benak Anda? Sepertinya tidak perlu terlalu keras menduga-duga bahwa yang muncul adalah gambaran yang agak negatif, seperti penyelewengan ibadah, kerusakan relasi antarjemaat, termasuk adanya skandal seks dan perselisihan. Namun ketika kita membaca Surat Korintus yang ditulis oleh Paulus dan beberapa bagian yang dikupas dengan lebih saksama di dalam beberapa artikel pada edisi kali ini, kita mendapati Paulus membukakan wawasan bagaimana kita seharusnya hidup sebagai pengikut Kristus.
Artikel “Kura-Kura dan Kelinci” membahas penyelewengan yang terjadi namun juga membahas perspektif theologis dalam eskatologi Paulus tentang iman, pengharapan, dan kasih. Artikel “Etika Menurut Rasul Paulus” membahas dua dasar etika Paulus menurut Surat Korintus: etika eskatologis dan etika Injil. Artikel “The Essence of Relationship” membahas bagian ayat dalam Surat 1 Korintus yang mencatat definisi tentang kasih: kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, dan seterusnya yang dicatat dalam 1 Korintus 13:4-7. Omong-omong tentang relasi kasih, apakah perjanjian pranikah (prenuptial agreement) itu sesuai dengan prinsip Alkitab? Mau tahu atau mau tahu banget? Silakan simak, walaupun singkat namun cukup mengena.
Sudahlah jangan bahas yang negatif-negatif terus, bahas yang positif saja! Tetapi tahukah Anda ada lo toxic positivity yang harus kita hindari! Sebagaimana Paulus terus mendorong jemaat Korintus untuk terus hidup seperti Kristus, hendaklah kita jangan gegabah tertidur seperti sang kelinci, tetapi bergiat di dalam pengudusan hidup kita.