Dari Meja Redaksi
Selamat Natal kepada para pembaca PILLAR yang setia,
Kita semua sadar Natal tahun 2020 ini sangat-sangat berbeda dengan kemeriahan perayaan Natal biasanya. Tahun ini kita akan menyanyikan lagu Natal dengan mengenakan masker, tidak bisa saling berjabat tangan ataupun memeluk sambil mengucapkan selamat Natal, dan restriksi jemaat beribadah dengan jumlah besar.
Di satu sisi kita bersedih, namun di sisi lain, rupanya suasana ini lebih mencerminkan suasana ketika Kristus dilahirkan. Banyak artikel dalam edisi kali ini yang mengulas baik persamaan maupun kontras dari situasi zaman waktu itu. Ketika kita yang sekarang dalam keadaan pandemi menghadapi krisis ekonomi dan juga krisis kesehatan, menoleh ke Natal pertama, kita juga mendapati “Kristus inkarnasi dan lahir disambut dengan ancaman kemiskinan dan kematian”.
Ia datang ke dalam dunia yang gelap, penuh kekerasan, dan dikuasai dosa tanpa mengenakan masker dan APD supaya steril terhindar kontaminasi virus dosa manusia. Ia inkarnasi, tidak menjaga jarak dengan kita yang jelas-jelas kritis akut. Ia memegang tubuh orang kusta dan membawa pemulihan alih-alih tercemar. Pada akhirnya Ia yang harus “dikarantina” dari kehadiran Allah Bapa yang tidak terpisahkan sebelumnya. Demi kita, demi dunia ini mengalami pemulihan dan restorasi, dan demi kembalinya kemuliaan bagi nama-Nya.