,

Baca, Tulis, Hitung

Apa sih sebenarnya yang menjadi tujuan pendidikan? Secara mendasar bagi saya jawabannya adalah membaca, menulis, dan berhitung. Tujuan pendidikan bukan untuk naik kelas, lulus sekolah, masuk perguruan tinggi, lulus, dan mendapat pekerjaan. Itu semua adalah konsekuensi logis dari kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Masih tidak percaya?

Sebagai seorang pendidik yang masih harus terus belajar, sangat memilukan hati ketika seorang murid hanya mengejar nilai dan jurusan yang kelak dianggap mudah mencari pekerjaan serta uang. Fokus belajar bukan pada ketiga hal dasar di atas (basic principle), tapi apa yang dianggap dapat menjual tampang. Soal iman? Itu dianggap urusan dunia lain, bukan urusan yang terkait kenyataan.

Mengapa membaca, menulis, dan berhitung? Tingkat membaca anak-anak Indonesia di seluruh dunia termasuk yang paling rendah. Tidakkah Anda dan saya seharusnya merasa malu menghadapi fakta tersebut? Dari informasi Bill Gates di salah satu video Ted-X disebutkan bahwa reading proficiency tertinggi di dunia terdapat di Shanghai. Luar biasa, kan? Huruf-huruf kanji yang rumit itu tidak menghalangi dunia pendidikan di sana untuk menghasilkan murid-murid yang sangat terampil membaca.

Satu hal yang mungkin menarik bagi mereka yang tergila-gila dengan hal-hal yang prestisius adalah mengenai orang-orang terkaya di dunia. Coba simak daya baca mereka. Bill Gates membaca 50 buku per tahun. Warren Buffet membaca 500 halaman sehari. Anda dan saya? Lebih menariknya lagi kedua orang ini adalah filantrop yang terkemuka karena sangat banyak menyumbangkan hartanya.

Bagaimana dengan anak-anak Indonesia? Anak-anak Anda? Cucu, keponakan, dan seterusnya? Apakah hal itu sungguh menjadi perhatian Anda? Membaca itu perlu. Masa depan kekristenan ditentukan salah satunya adalah dalam soal ini. Tuhan memberikan buku untuk dibaca, Alkitab. Jika minat baca dan kemampuan baca rendah, tidakkah Anda khawatir dengan masa depan gereja?

Berikutnya menulis. Mereka yang suka membaca, harusnya mampu menulis. Buku-buku yang dibaca memberikan ide yang dapat dituangkan menjadi tulisan. Tulisan membantu seseorang mengekspresikan diri dan pikirannya. Hal ini penting untuk pengembangan diri seseorang. Mereka yang tidak dapat mengekspresikan diri dengan baik akan kesulitan bersosialisasi dan menjalani kehidupan. Lewat tulisan yang baik dan benar, seseorang juga dapat menjadi berkat bagi sesama. Ide, pikiran, pergumulan, perasaan, dan hal-hal yang dituliskan dapat menjadi masukan dan pengaruh bagi orang lain.

Bagaimana dengan berhitung? Bukan sekadar berhitung cepat ataupun berkutat dengan angka-angka. Ada sekolah-sekolah yang membiasakan drilling latihan soal namun tidak menumbuhkan kemampuan berlogika. Berhitung sejatinya membuat seseorang melangkah hati-hati dalam kehidupan dan berani membuat keputusan yang menyenangkan hati Tuhan. Terlalu besar kerugian yang harus dibayar atas hidup yang mengabaikan perintah Tuhan. 

Anda dapat mengelaborasi urusan membaca, menulis, dan berhitung ini lebih jauh lagi di dalam banyak aspek kehidupan. Saya harus mengakhirinya di sini karena pertama harus  memperhitungkan tempat yang tersedia. Kedua, Anda dapat melanjutkan tulisan ini dalam blog atau catatan pribadi. Ketiga, saya ingin mendorong Anda bersama-sama saya mendidik generasi ini untuk memperjuangkan ketiga prinsip dasar pendidikan tadi. Kiranya Tuhan memampukan kita membaca pimpinan-Nya, menuliskan hidup yang memuliakan Dia, dan menghitung setiap berkat-berkat-Nya untuk dibagikan pada sesama. Soli Deo Gloria.

Ev. Maya Sianturi Huang
Kepala SMAK Calvin