Sesudah berbulan-bulan melewati pandemi dan merenung di tempat kita masing-masing, ada
delapan artikel mengenai pandemi. Sesudah itu, pada artikel ke-9 dan seterusnya, kita
memasuki seri Ars Moriendi: seni mempersiapkan orang menghadapi kematian:
9. Mengenal Tuhan: Injil dan Kuasa Pengampunan-Nya[9]
10. Berjalan Bersama Tuhan: Melewati Pencobaan Iman[10]
11. Berjalan Bersama Tuhan: Melewati Pencobaan Keputusasaan[11]
12. Berjalan Bersama Tuhan: Melewati Pencobaan Ketidaksabaran[12]
13. Berjalan Bersama Tuhan: Melewati Pencobaan Puji-Pujian Sia-sia[13]
Di seri yang kesembilan, kita belajar mengenai Seni untuk Menghadapi Kematian dan
kematian memiliki maksud yang baik dan memberikan penghiburan kepada orang-orang
yang terpanggil mengasihi Dia. Pada seri yang kesepuluh hingga yang keempatbelas, kita
akan kita belajar mengenai, “Berjalan Bersama Tuhan: Melewati Pencobaan.” Pencobaan
terhadap Iman, Keputusasaan, Ketidaksabaran, Pujian Sia-Sia, dan Ketamakan.
Ars Moriendi (atau Seni untuk Mati) adalah dua teks Latin sekitar tahun 1415
dan 1450 yang memberikan nasihat mengenai protokol dan prosedur untuk suatu kematian yang
baik, menjelaskan bagaimana untuk “meninggal secara baik” sesuai dengan firman Kristen
dari zaman Abad Pertengahan akhir. Karya seni ini ditulis di dalam konteks sejarah yang
mengalami horor kematian dari Black Death dan konsekuensi gejolak-gejolak sosial
yang menyertainya.
Di dalam bagian yang kelima, sesudah pencobaan Iblis terhadap Iman, Keputusasaan,
Ketidaksabaran, Puji-Pujian Sia-Sia, ada pencobaan berikutnya yaitu Ketamakan:
Iblis menyerang yang sekuler dan karnal atau bersifat kedagingan. Yaitu bagi mereka
yang terlalu dipenuhi oleh hal-hal lahiriah dan sementara, seperti istri, sahabat, kekayaan,
dan hal-hal lain yang mereka sungguh-sungguh nikmati selama hidup mereka. Melalui hal-hal
ini, Iblis menyiksa manusia secara hebat di dekat kematiannya dan berkata, “O hai kamu yang
malang, sekarang kamu akan meninggalkan semua barang-barang baik yang sementara ini,
yang telah kamu kumpulkan melalui usaha dan kerja kerasmu yang terbesar, kamu juga akan
meninggalkan istrimu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, sahabat-sahabat terkasihmu, dan
semua hal yang diinginkan di dalam dunia ini … yang to be associated would be a great
solace bagimu dan juga suatu occasion of great benefit for them.” Iblis menunjukkan
hal-hal ini dan yang mirip dengan ini kepada orang yang menuju kematian, mengenai ketamakan,
sehingga melalui kasih dan keinginan atau kemelekatan dengan dunia ini, dia membelokkan
mereka dari kasih kepada Allah dan keselamatannya sendiri. Jadi, seseorang haruslah fokus
dengan segala kekuatannya, baik fisik maupun batin, dan dengan kepedulian terbesar untuk
melupakan segala pikiran-pikiran kedagingan ini karena adalah bahaya untuk terus dipenuhi
oleh hal-hal tersebut.
Endnotes:
[9] http://buletinpillar.org/renungan/mengenal-tuhan-injil-dan-kuasa-pengampunan-nya-1 (Agustus 2020)
[10] http://buletinpillar.org/renungan/berjalan-bersama-tuhan-melewati-pencobaan-1 (September 2020)
[11] http://buletinpillar.org/renungan/berjalan-bersama-tuhan-melewati-pencobaan-2 (November 2020)
[12] http://buletinpillar.org/renungan/berjalan-bersama-tuhan-melewati-pencobaan-3 (Januari 2021)
[13] http://buletinpillar.org/renungan/berjalan-bersama-tuhan-melewati-pencobaan-puji-pujian-sia-sia-4 (Februari 2021)