Pendeta Billy Graham, seorang yang disebut mengkhotbahkan tentang Yesus Kristus kepada lebih banyak orang dari siapa pun dalam sejarah, telah bertemu Tuhan, muka dengan muka. Billy, demikian ia menyebut dirinya, telah menginjili 215 juta orang secara langsung lewat KKR yang dilakukan di 185 negara. Bahkan melalui siaran radio dan televisinya, ia telah menjangkau sekitar 2 miliar orang mendengar Injil Yesus Kristus.
Untuk mengenang Sang Penginjil yang paling banyak menginjili orang sepanjang sejarah ini, saya membaca beberapa sumber mengenai beliau. Secara khusus saya ingin berbagi secara singkat dari yang dituliskan oleh Rhonda Stoppe mengenai “10 Hal yang Tidak Diketahui tentang Billy Graham.”
1. Belajar Bertanggung Jawab Sejak Kecil. Sebagai anak sulung yang dibesarkan di peternakan dekat Charlotte, North Carolina, Billy memiliki banyak tanggung jawab, di antaranya memerah susu. Setiap hari ia harus bangun pukul 2.30 pagi untuk memerah susu selama 2 jam. Bagaimana dengan anak-anak Anda?
2. Pengaruh Ibu yang Saleh. Ibunya sangat peduli dengan urusan kerohanian anak-anaknya. Selain harus ke gereja, ia menugaskan mereka untuk menghafal satu ayat Alkitab setiap hari saat mereka berjalan pergi dan pulang dari sekolah.
3. Tidak Bisa Diam. Billy tidak bisa duduk diam, sampai ibunya pernah membawanya ke dokter untuk memastikan bahwa anaknya baik-baik saja. Saat berumur 5 tahun, ayahnya membawanya mendengarkan penginjil terkenal Billy Sunday. Tetapi yang ia ingat dari pengalaman itu adalah ia terus bergerak sepanjang khotbah sehingga harus diingatkan ayahnya atau sang penginjil akan menegurnya dari mimbar.
4. Kesaksian Kematian Neneknya Memberi Pengaruh Besar. Saat keluarga mereka mengelilingi sang nenek yang sedang dying, tiba-tiba neneknya berkata bahwa ia melihat Yesus datang menjemputnya. Setelah mengucapkan kata terakhir itu, sang nenek meninggal. Peristiwa yang terjadi saat Billy berumur 13 tahun itu membuatnya semakin sadar tentang adanya sorga.
5. Sangat Dipengaruhi oleh Transformasi Sang Ayah. Ayahnya mengalami perubahan rohani yang besar setelah lepas dari ancaman kematian. Sejak itu rumah orang tua Billy menjadi tempat diadakannya persekutuan doa bagi masyarakat sekitar.
6. Berpikir bahwa Ia Sudah Tahu tentang Segala Hal Rohani. Saat berusia 10 tahun ibunya mulai mengajarinya Westminster Catechism. Hal itu membuatnya bosan saat mengikuti ibadah Minggu. Ia merasa sang pendeta membosankan dan nyanyian di gereja seperti acara kedukaan.
7. Ikut KKR untuk Alasan yang Salah. Ia setuju waktu orang tuanya mengajaknya menghadiri KKR seorang penginjil karena reputasi sang penginjil yang diduga dapat menimbulkan pertikaian. Ternyata Billy salah dan justru ia bertobat di sana, menyerahkan hidupnya kepada Kristus.
8. Tidak Pernah Berpaling. Untuk menandai pertobatannya ia menyebut dirinya Billy dan membawa Alkitab ke sekolah. Hal itu membuat teman-temannya di sekolah memanggilnya “The Preacher Boy”. Tetapi ia tidak peduli, apalagi karena kedua teman baiknya juga menerima Kristus di KKR yang sama dan mereka saling mendorong bertumbuh dalam Kristus. Ia juga suka mengutip kalimat yang tertulis di Alkitab William W. Borden yaitu “No reserves, no retreat, no regrets.”
9. Tumbuh Menjadi Penginjil yang Berkuasa. Billy juga melayani sebagai penasihat banyak presiden AS dan menjadi teman-teman tokoh-tokoh dunia yang penting. Namun tentu saja hal yang paling penting adalah bahwa ia telah membawa banyak jiwa ke hadapan Tuhan yang dilayaninya.
10. Jawaban Doa dari Persekutuan Doa. Salah satu pokok doa dari persekutuan doa di rumah orang tuanya adalah agar Tuhan membangkitkan seseorang dari Charlotte, North Carolina, untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Billy pernah bersikap skeptis terhadap pokok doa ini!
Jadi setelah membaca 10 poin di atas, hal-hal apa yang dapat Anda pikirkan dan terapkan dalam hidup Anda?
Terakhir, saya ingin menutup dengan sebuah pertanyaan penting yang diajukan kepada Billy Graham yang saya kutip dari situs billygraham.org yaitu seperti apa ia ingin dikenang. Jawabnya adalah bahwa ia ingin diingat sebagai orang yang setia—setia kepada Tuhan, setia kepada Injil Yesus Kristus, setia kepada panggilan yang diberikan Tuhan, tidak hanya sebagai penginjil, tetapi juga sebagai seorang suami, ayah, dan teman. Bagaimana dengan kita? Seperti apa kita ingin dikenang dan diingat? Soli Deo gloria.
Ev. Maya Sianturi Huang
Kepala SMAK Calvin