Sebagai guru sejarah, saya diajak untuk berpikir secara linear mengikuti lini masa sejarah, belajar dari sejarah yang tercetak di masa lalu. Tetapi ada sebagian orang yang tidak mau belajar dari masa lalu karena dianggap sekadar masa lalu. Tetapi pertanyannya, memang masa depan akan mengajarkan apa? Banyak ahli futuristik yang berusaha memprediksi masa depan. Pertanyaannya lagi, memangnya dasar mereka untuk memprediksi masa depan itu dari mana kalau bukan dari masa lalu, dari sejarah?
Masa lalu selayaknya tidak membelenggu kita. Masa lalu sepantasnya membebaskan kita. Tetapi lagi-lagi pertanyaannya, mengapa banyak orang terikat dengan masa lalu sehingga melangkah ke masa kini dan masa depan dengan tertatih-tatih? Bukankah salah satu sebabnya adalah satu kaki masih terpaku di masa lalu, dalam luka-luka sejarah ataupun kenang-kenangan indah yang sudah sirna.
Pada akhirnya kita perlu mengakui bahwa hidup kita memang berada dalam waktu yang linear, garis lurus. Satu akibat di masa lalu dapat mengikat masa kini bahkan masa depan, sehingga kita tidak dapat bebas melangkah. Coba Saudara renungkan pola wawasan alkitabiah, yaitu Penciptaan, Kejatuhan, Penebusan, dan Konsumasi, atau yang disebut CFRC dalam bahasa Inggris, singkatan dari Creation, Fall, Redemption, Consummation. Dari 4 bagian gambaran besar sejarah peradaban manusia ini saja, kita bisa melihat bagaimana yang satu bagian mengikat bagian lainnya. Saudara dapat merenungkan sendiri untuk melihat sebab-akibatnya. Namun, satu hal yang kita perlu perhatikan adalah kehidupan akan berhenti di bagian Kejatuhan jika tidak ada Penebusan. Tidak ada kebebasan menuju masa depan, tidak ada jalan untuk kembali pada sukacita penciptaan ulang dari seluruh ciptaan yang bahkan telah menjadi kekal.
Penebusan adalah peristiwa sejarah, yang berarti telah menjadi bagian dari masa lalu. Namun seperti disebutkan di atas, sebuah peristiwa masa lalu saja dapat berdampak, apalagi jika peristiwa masa lalu tersebut adalah penebusan yang Tuhan kerjakan sendiri. Keselamatan yang Yesus kerjakan di atas kayu salib, tidak hanya memengaruhi masa depan tetapi bahkan seluruh sejarah sejak Penciptaan. Ini adalah peristiwa masa lalu yang menentukan hari depan seluruh ciptaan.
Kita tidak perlu mengantisipasi dan memprediksi masa depan, karena secara eskatologis sudah ditetapkan dan dinyatakan. Kemuliaan yang gilang gemilang dari pemulihan seluruh ciptaan sedang menantikan setiap orang yang memberikan dirinya masuk ke dalam karya penebusan Yesus Kristus. Itu sebabnya, setiap kali memasuki bulan Paskah, kita seharusnya mempersiapkan diri menyongsong masa depan. Pertanyaannya, seperti apa persiapan hati Saudara semua?
Selamat menyambut Paskah!
Vik. Maya Sianturi Huang
Wakil Koordinator Bidang Pendidikan Sekolah Kristen Calvin