“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Mat. 6:11)
Belakangan ini banyak undangan pernikahan yang diterima oleh penulis. Perayaan
dipersatukannya sepasang kekasih di hadapan Tuhan. Namun, tak bisa dipungkiri ada hal lain
yang dinanti-nantikan, yaitu perjamuan makan. Siapa yang bisa menolak menikmati santapan
yang disiapkan secara buffet, dan biasanya akan diusahakan untuk mencoba segala macam
hidangan yang disajikan.
Memang makanan adalah kebutuhan mendasar, salah satu dari tiga kebutuhan pokok
manusia. Namun, istilah “makanan” dalam versi bahasa Inggris yaitu bread (roti) – dalam
Doa Bapa Kami memiliki arti lebih dari sekadar suatu kebutuhan jasmani untuk bertahan
hidup. Secara implisit hal ini juga menunjukkan suatu kebutuhan akan makanan lain.
Makanan rohani. Roti yang turun dari Sorga. Mungkin inilah yang Yesus maksudkan waktu
Ia dicobai Iblis dan berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja” (Mat. 4:4). Roti jasmani
bisa mencukupkan kebutuhan jasmani kita, tapi tidak kebutuhan rohani kita. Hanya Roti
Kehidupan yang dapat mencukupkannya (Yoh. 6:35). Di bagian ini kita sering mengalami
distraksi, karena lupa membedakan keduanya. Masih banyak orang percaya yang berusaha
mencukupkan kebutuhan rohani mereka lewat berbagai jenis “roti” yang ditawarkan dunia.
Kita pun meminta kebutuhan roti itu “secukupnya”. Bukan seperti buffet tadi, tapi sebatas
yang kita butuhkan. Sekali lagi kita juga kerap bermasalah soal menentukan batasan cukup.
Sering bingung mendefinisikan kebutuhan dengan keinginan bahkan kekhawatiran. Seperti
yang terjadi dengan bangsa Israel saat Tuhan memberi manna. Masih saja ada yang
mengumpulkan lebih dari yang dibutuhkan. Lupa bahwa Tuhan yang memberi dan
menyediakan. Hal ini tentu saja terkait dengan kesadaran kebutuhan akan roti tadi. Jika jiwa
kita terlebih dulu dipuaskan oleh Roti Surga, maka kita bisa menakar dengan lebih pas,
berapa yang sesungguhnya kita perlukan.
Seperti roti yang kita perlukan setiap hari untuk tubuh kita, demikian pula setiap hari jiwa
kita memerlukan Roti Hidup. Apakah setiap kali akan makan roti kita juga mengingat
kebutuhan jiwa kita? Mari memulai hari dengan mencari Roti Hidup sebelum kita menikmati
roti untuk sarapan pagi. Soli Deo Gloria.