Salah satu hal yang menakutkan dalam hidup ini adalah hidup yang menguap tanpa signifikansi. Kitab Pengkhotbah menuliskan tentang kesia-siaan hidup dengan begitu gamblang, bagaimana setelah kita mati, jejak kita akan terhapus dari sejarah dan kita akan dilupakan! Lalu ditambah kenyataan bahwa Alkitab sudah ditutup sehingga tidak ada lagi kemungkinan nama kita dicatat dalam buku sejarah keselamatan itu. Bagaimana dengan buku sejarah lainnya? Adakah kemungkinan nama kita tercatat di sana supaya kita mendapatkan semacam sense of significance in history?
Kita tahu bahwa ada terlalu banyak hal yang terjadi dalam sejarah, sehingga tidak mungkin untuk mengingat dan mencatatkan semuanya. Mau tidak mau terjadi pemilahan dan penyaringan, mana yang signifikan dan perlu dituliskan, serta mana yang dibiarkan hanyut dalam pusaran waktu. Lalu apa prasyarat bagi peristiwa dan manusia untuk termasuk kategori signifikan? Jika Saudara tertarik belajar sejarah, situs The Historical Thinking Project bisa memberikan panduan untuk menentukan hal-hal yang dianggap penting dalam sejarah. Namun sebagai orang percaya, kita perlu memahami manusia seperti apa yang dianggap signifikan dalam sejarah keselamatan. Hal ini akan menolong kita untuk menghindari jebakan pencarian signifikansi diri yang sia-sia tentunya. Kita akan fokus membicarakan manusianya karena manusialah yang secara umum menjadi pelakon berbagai peristiwa.
Mari kita kembali kepada titik awal sejarah, kisah penciptaan. Silakan membaca Kejadian 2:19-25 dan memperhatikan ayat 19 dan 22. Ada dua hal yang serupa disebutkan di kedua ayat itu. Ketemu? Ya, Tuhan membuat baik binatang maupun perempuan, lalu sama-sama membawanya kepada Adam. Eitss, jangan mengambil kesimpulan yang salah! Yang menarik pada kedua peristiwa tersebut adalah pertama, Tuhan tidak menyuruh ciptaan-Nya, baik binatang maupun perempuan, untuk jalan sendiri menjumpai Adam. Tuhan memilih untuk membawanya sendiri kepada Adam. Sepenting itukah Adam? Lalu, setelah itu Tuhan juga tidak pergi meninggalkan Adam dan membiarkannya sendiri mengerjakan tugas yang diberikan-Nya. Tuhan memilih untuk menunggui dan memperhatikan Adam merespons karya Tuhan, mengerjakan tugasnya. Sepenting itukah Adam? Bagaimana menurut Saudara?
Di sepanjang sejarah, tidak ada manusia yang lebih penting dari Yesus dari Nazaret. Dia tidak hanya meninggalkan jejak sejarah yang penting, Dia bahkan telah mengubah seluruh sejarah hidup manusia. Mengapa Yesus menjadi pribadi yang paling penting sepanjang sejarah? Sudah pasti karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Manusia yang seperti apa? Manusia yang datang hanya untuk satu hal, yaitu mengerjakan kehendak Allah! Seluruh hidup-Nya di dunia ini adalah penggenapan dari rencana Allah.
Selain Adam pertama dan Adam kedua, mari kita lihat manusia yang lebih kontemporer, Martin Luther. Para pembaca PILLAR mestinya familier dengan nama ini. Tokoh ini menjadi penting dalam sejarah, baik sejarah gereja maupun sejarah Barat, karena ia ingin menegakkan kebenaran Allah, kembali kepada ajaran yang sehat. Sampai hari ini, apa yang diperjuangkan Martin Luther terus diingat dan dikenang, yaitu Reformasi gereja!
Dari kisah Anak Manusia dan kisah dua anak manusia tadi, dapatkah Saudara menyimpulkan benang merahnya, apa yang membuat seseorang signifikan dalam sejarah? Bahkan seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus pun secara ajaib mendapat signifikansinya dalam sejarah! Silakan Saudara merenungkannya!
Vik. Maya Sianturi Huang
Wakil Koordinator Bidang Pendidikan Sekolah Kristen Calvin