I See You

Dahulu banyak pengemudi merayakan “ngebut” sekencang-kencangnya di tol, tetapi kini
mereka membatasi kecepatannya walaupun jalanan kosong di depan. Hal ini terjadi karena
per 1 April 2022 kita melihat ada speed camera di tol yang mampu merekam mobil yang
melanggar batas kecepatan. Walaupun kita tidak tahu apakah kamera itu berfungsi atau tidak,
kita cenderung untuk menghindari masalah. Kita “terpaksa tidak ngebut” karena kita tahu
polisi melihat kita. Dalam banyak hal kita melihat bahwa manusia bersikap lebih baik ketika
ada yang mengawasi.

Sebelum Filipus mengajak Natanael untuk melihat Yesus, sesungguhnya Yesus sudah
terlebih dahulu melihat Filipus ketika dia masih berada di bawah pohon ara. Ketika Natanael
datang, Yesus berkata, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!
Engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia” (Yoh. 1:47-51). Kita ingat kejadian serupa terjadi di dalam mimpi Yakub, ada
tangga yang ujungnya sampai ke langit dan malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu
(Kej. 28:12).

Dalam hal Yakub, tangga yang dimaksud bukanlah tangga yang biasa kita lihat saat ini,
melainkan lebih menyerupai tangga ziggurat—bangunan kuno berbentuk piramida berundak,
sebagai media penghubung sorga dan dunia. Dalam hal Natanael, Yesus adalah tangga itu,
penghubung antara sorga dan dunia. Paulus mengatakan hanya ada satu Allah dan satu
mediator, yaitu Yesus Kristus (1Tim. 2:5).

Kini melalui teknologi kita dapat melihat hampir segala sesuatu, di mana pun dan kapan pun.
Dengan share location, kita dapat melihat pergerakan orang yang tidak kita lihat. Dengan
google maps, kita dapat melihat peta perjalanan kita dan kondisi jalan saat itu apakah
lancar atau macet. Tetapi kita tidak dapat melihat Tuhan dengan kecanggihan teknologi. Hanya
mereka yang suci hatinya yang dapat melihat-Nya (Mat. 5:8). Kita dapat melihat keluar diri
kita, tetapi marilah kita juga waspada bahwa Allah melihat kita. Kita hidup dan bergerak di
hadapan Allah dan di hadirat Allah (coram Deo).

Kiranya kita boleh hidup tanpa ada kepalsuan, baik public life or real life, what we
say or what we do.
Kiranya kita boleh melihat wajah Tuhan yang berkenan kepada kita.
Marilah kita belajar seperti Tuhan Yesus—yang adalah Israel sejati, merindukan keintiman
spiritual dengan Tuhan. Justru karena Allah di sorga melihat kita di dunia, maka kita bisa
dengan percaya diri menjalani hidup ini. Ini dunia Bapa dan Bapa Sorgawi memeliharaku.