It’s a bird… It’s a plane… It’s Superman!

Faster than a speeding bullet. More powerful than a locomotive. Able to leap tall buildings in a single bound. Look! Up in the sky. It’s a bird. It’s a plane. It’s Superman! Yes, it’s Supermanstrange visitor from another planet who came to Earth with powers and abilities far beyond those of mortal men. Superman — who can change the course of mighty rivers, bend steel with his bare hands, and who disguised as Clark Kent, mild-mannered reporter for a great metropolitan newspaper, fights a neverending battle for Truth, Justice, and the American Way.” – Kalimat pembuka dari TV Seri “Adventure of Superman” di tahun 1950-an.

I. Latar Belakang Zaman

Pada tahun 1930-an, bangsa Yahudi secara khusus sedang dihadapkan dengan kekejaman Hitler, gerakan anti-semitik dan secara umum dunia Barat sedang dilanda Great Depression dengan hebatnya. Pada saat seperti ini, ketika kesulitan selilit pinggang, manusia pastilah sangat mendambakan seorang figur penyelamat yang dapat menarik mereka keluar dari kemelut itu—seorang penyelamat, superhero, yang berparas elok, gagah perkasa, berkharisma, dihormati, dan ditakuti, serta suka membela kebenaran, keadilan, dan masyarakat yang tertindas, superhero yang dapat menyelesaikan seluruh kesulitan hidup manusia dan membasmi kejahatan yang ada.

Sebenarnya konsep kedatangan seorang penyelamat memang tidak asing lagi dalam pengajaran Yahudi, yang kemudian tertuang dalam bentuk komik. Nyatanya, industri komik dimulai oleh beberapa orang Yahudi Amerika dan telah berhasil menghasilkan figur-figur superheroes yang dipuja jutaan manusia hingga kini. Superhores ini pada umumnya difigurkan seperti raja-raja Israel di Perjanjian Lama—gagah perkasa dan berparas elok. Tidak jarang superheroes ini harus melawan musuh-musuh kejam yang haus kekuasan dan berambisi menguasai seluruh dunia (bandingkan pemerintahan Nazi dan pemimpinnya, Hitler). Superman adalah salah satu buah dari zaman ini.

II. Kisah Hidup Superman


Alkisah, Superman, karakter yang diciptakan Joe Shuster dan Jerry Siegel (keduanya berlatar belakang Yahudi) pada tahun 1933 ini, pada mulanya adalah seorang anak kecil bernama Kal-El yang dikirim ke bumi oleh ayahnya agar luput dari ledakan planet Krypton, planet di mana mereka hidup. Kal-El kecil kemudian ditemukan oleh sepasang suami-istri, Jonathan dan Martha Kent, yang kemudian mengadopsinya, menamakannya Clark Kent dan membesarkannya dalam kehidupan yang bermoral baik (bahkan berbau kekristenan karena Jonathan dan Martha Kent digambarkan sebagai pasangan Kristen, agama mayoritas di Amerika Serikat, di mana Joe dan Jerry menjadi penduduk). Karena pengaruh moral yang baik ini, Clark memakai kekuatan super-nya untuk membela yang tertindas, bagi kebenaran dan keadilan. Untuk menjaga identitasnya, dia menjalani hidup ganda (Clark Kent, sang reporter dan Superman, sang penyelamat dunia).

Kisah pengungsian Superman kecil ke bumi ini merupakan paralel dengan peristiwa nyata sekitar tahun 1930-an itu, di mana banyak anak-anak Yahudi yang dititipkan oleh orang tua mereka kepada tetangga-tetangga mereka untuk dilarikan ke luar negeri demi menghindari Kindertransport (dimana jutaan anak-anak Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi untuk kerja paksa). Mereka yang tidak lagi berguna (baca: tidak dapat bekerja) akan dibunuh dengan berbagai cara yang tidak manusiawi. Mirip dengan kisah Superman di bumi, maka anak-anak Yahudi ini pun kemudian banyak yang menjadi orang-orang sukses dan dihormati di negara pengungsian mereka.

Perkembangan dari cerita ini, dalam film “Superman Returns”, Superman dikisahkan mempunyai seorang anak, Jason, di luar nikah dengan Louis Lane, yang telah ditinggal Superman selama lima tahun dan kemudian hidup bersama pria lain, Richard White, tanpa terikat pernikahan karena Louis tidak bisa melupakan cintanya kepada Superman. Superman yang pada awalnya menyangka Jason adalah anak hasil pernikahan Louis dengan Richard, baru mengetahui hubungan darahnya dengan Jason pada akhir film sedangkan Louis Lane tidak pernah mengetahui bahwa Clark adalah Superman. Ini adalah suatu situasi yang sangat menggambarkan nilai-nilai yang ramai dipasarkan Hollywood dan dianut negara-negara Barat.

III. Superman dari Sudut Pandang Kekristenan

Setiap bentuk media (baik film, lagu, komik, dsb.) adalah penuangan ide seseorang yang tidak lepas dari kepercayaan dan worldview-nya. Mengapa muncul istilah dan tokoh superhero? Karena keduanya mencerminkan ketidakpuasan manusia akan keadaan hidup dan ketidakberdayaan mereka untuk menyelesaikan permasalahan dan memerangi kejahatan yang menimpa mereka. Hal ini menunjukkan bahwa dosa adalah fakta. Demikian juga bahwa manusia berdosa memerlukan Juruselamat adalah fakta.

Banyak orang yang mengidolakan superheroes ini termasuk orang Kristen. Padahal yang seharusnya kita idolakan adalah Tuhan sendiri. Hal ini terlihat ketika kita menonton film ini atau membaca komiknya atau mengumpulkan barang-barang koleksi superheroes ini, seringkali kita begitu antusias. Tetapi celakanya, lain halnya ketika kita diajak mempelajari Alkitab agar kita lebih mengenal Allah yang kita sembah. Kita bahkan menghafal silsilah dan asal-usul superhero yang kita idolakan tetapi kita tidak tahu jawabannya waktu ditanya dari suku mana Tuhan Yesus Penyelamat kita berasal. Bukankah dengan demikian berarti kita lebih mencintai karakter-karakter fiksi tersebut daripada Allah kita sendiri?

Di film ini, Superman juga mengajarkan kepada kita moral yang tidak beres dan rusak (free-sex, hamil di luar nikah, kumpul kebo). Superheroes yang diidolakan oleh begitu banyak penggemar beratnya sedang menuntun para penggemarnya kepada suatu standar hidup yang rusak. Inilah kebahayaan yang disodorkan yang seringkali para orangtua tidak menyadarinya dan dengan piciknya kita berpikir, toh itu kan cuman komik, itu kan cuman cartoon. Kita lupa bahwa setiap film, setiap tulisan, setiap karya manusia berdosa yang tidak kembali kepada kebenaran, pasti membawa nilai-nilai dunia berdosa yang sedang membusuk ini. Bagaimana dengan kita yang sudah ditebus, apakah kita dapat membedakan standar yang ditawarkan dunia dari standar yang sesuai Firman Tuhan? Apakah kita juga dengan mudahnya dapat dipakai oleh setan sebagai saluran kebusukan dunia atau hidup kita sedang dipakai Tuhan untuk memuliakan nama-Nya? Di atas dikatakan, bahwa manusia memerlukan Juruselamat adalah fakta dalam dunia berdosa ini. Tetapi fakta juga menyatakan bahwa orang Kristen seringkali lumpuh menyatakan kebenaran Injil kepada dunia yang berdosa ini karena ketidaksiapan dalam mempertanggungjawabkan imannya. Orang Kristen seringkali tidak siap menyaksikan Allah yang mereka sembah karena kita sejujur-jujurnya tidak menghidupi iman kita yaitu mempertuhankan Kristus dalam seluruh aspek kehidupan kita.

Superman merupakan teriakan manusia berdosa yang memerlukan Juruselamat. Di manakah orang-orang yang memberitakan kabar sukacita kepada mereka bahwa sesungguhnya Sang Juruselamat satu-satunya telah datang, mati di atas kayu salib, dan bangkit pada hari ketiga, sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal? Biarlah melalui artikel singkat ini, sekali lagi kita diajak untuk terus berjuang bersama-sama menjadi mercusuar bagi kebenaran Firman Tuhan di dunia berdosa ini!

It’s a bird… It’s a plane… but it’s definitely not the Savior.


Soli Deo Gloria.

Jacqueline Fondia Salim

Redaksi Desain PILLAR