Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Kucing pergi, tikus menari. Kita memakai peribahasa ini untuk menggambarkan situasi ketika guru tidak ada, murid bebas berlarian; ketika bos tidak ada, staf bebas semaunya. Hubungan antara guru dan murid, bos dan staf seyogianya adalah hubungan kawan bukan lawan. Namun perbedaan kepentingan membuat mereka berdiri berseberangan, salah satu harus kalah supaya yang lainnya menang.
Peperangan pertama bangsa Israel untuk menerima janji Allah adalah menghancurkan tembok Yerikho yang tebal. Mereka sudah merasakan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan di padang gurun, kini mereka akan merasakan pimpinan Tuhan di dalam peperangan. Mendekati kota Yerikho, Yosua melihat seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya, “Kawankah engkau atau lawan?” Dia menjawab, “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang.” Yosua langsung sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah karena Tuhan telah datang untuk memimpin. Kita mengetahui kondisi orang-orang Yerikho melalui perkataan Rahab, “Aku tahu: i) bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu, ii) kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami, iii) segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar: i) bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, ii) kamu telah menumpas dua raja orang Amori. Ketika kami mendengar, tawarlah hati kami sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. Maka sekarang, bersumpahlah karena aku telah berlaku ramah terhadapmu (ed: mata-mata Israel), kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku. Ketika kota Yerikho dikalahkan, Rahab dan keluarganya dibiarkan hidup dan tinggal di tengah-tengah orang Israel (Yos. 2:9-13, 6:24-25).
Bangsa Romawi menguasai wilayah Yudea, oleh karena itu orang Yahudi membenci orang Romawi. Bahkan sesama orang Yahudi yang bekerja bagi orang Romawi dicap sebagai “orang berdosa”. Tetapi ada suatu waktu Imam Besar Kayafas menjadi kawan Pontius Pilatus. Kayafas membutuhkan tangan orang Romawi untuk membunuh Tuhan Yesus, sementara Pilatus membutuhkan dukungan orang Yahudi untuk mempertahankan kursinya.
Seorang perempuan sundal mengerti bahwa manusia tidak dapat melawan rencana TUHAN, tetapi seorang imam besar justru melawan-Nya. Kitab Amsal 21:30-31 mengatakan, “Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN. Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.”
Di dalam peperangan hidup kita, siapakah yang menjadi Panglima kita? Marilah menaklukkan diri untuk melakukan rencana Tuhan karena percuma berperang jika Tuhan tidak di pihak kita.
November 2021
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Bible Camp Nasional 2022 yang telah diadakan pada tanggal 20-23 Juni 2022. Bersyukur untuk anak-anak yang telah mengikuti BCN 2022 ini. Bersyukur untuk firman Tuhan yang telah diberitakan. Berdoa kiranya Roh Kudus memelihara iman dan komitmen dari setiap anak serta mengobarkan api penginjilan di dalam hati mereka sejak masa muda mereka.