Identitas di depan Tuhan
Pada edisi sebelumnya, kita sudah membahas mengenai kekuatan karakter sebagai identitas
di hadapan Tuhan dari kisah 1001 malam, yaitu Aladin. Kita akan melanjutkan pembahasan
mengenai Aladin.
Tetapi sebelum itu, mari kita sedikit me-review artikel-artikel yang sudah dibahas
selama ini. Kita sudah mempelajari mengenai syarat pemimpin yang berkenan di hati Tuhan, yaitu
pemimpin yang memiliki “Kebenaran, Keberanian, dan Kesetiaan”.
– www.buletinpillar.org/renungan/keberanian (Lion King)
– www.buletinpillar.org/renungan/kesetiaan – Setia dan Benar
– www.buletinpillar.org/renungan/kelemahlembutan-1 (Beauty and the Beast)
– www.buletinpillar.org/renungan/kelemahlembutan-ii (Beauty and the Beast)
– www.buletinpillar.org/renungan/kelemahlembutan-iii (Beauty and the Beast)
– www.buletinpillar.org/renungan/kasih-setia-mengalirkan-kepercayaan-dan-shalom-1
(Zootopia)
– www.buletinpillar.org/renungan/kasih-setia-mengalirkan-kepercayaan-dan-shalom-2
(Zootopia)
– www.buletinpillar.org/renungan/kekuatan-karakter-1 (Aladdin)
– www.buletinpillar.org/renungan/kekuatan-karakter-2 (Aladdin)
Pada edisi sebelumnya, kita sudah mempelajari mengenai Aladdin sebagai “a diamond in
a rough” dan bagaimana kisah seorang pemuda yang menjadi bapa Israel–Yakub itu diuji
imannya melalui pelarian dari kakaknya, meninggalkan sanak saudara, merantau, sampai
kesakitan kehilangan istri dan anak tercinta selama puluhan tahun.
Karena itu, biarlah sebagai pemuda-pemudi, kita belajar untuk dibentuk karakternya yang
boleh terus-menerus diuji, dengan menyadari bahwa pusat hidup kita yang memancarkan
keluar karakter kita itu adalah iman. Di dalam iman inilah kita bertempur untuk diuji oleh
api sampai akhirnya terbukti murni. Iman yang murni inilah yang memancar keluar menjadi
karakter. Sedangkan iman itu dipelihara di dalam hati yang paling murni dan paling dalam,
dengan komitmen hati yang paling mendasar (basic heart commitment). Karena itu, jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari sana terpancar kehidupan. Hati itu tempat
iman berada yang memancarkan karakter keluar. Ini semua dijagai oleh firman yang
senantiasa menumbuhkan iman. Karena itu, demikianlah para pemuda-pemudi perlu diuji
selama puluhan tahun sebelum bertemu dengan Tuhan seperti Rasul Petrus di masa tuanya
yang menuliskan suratnya yang berisi iman diuji oleh api lebih berharga dari emas.
Biarlah kita merendahkan diri di hadapan firman Tuhan yang menasihati kita bahwa pemuda
itu cenderung jatuh ke dalam hawa nafsu. Karena itu, tidak heran apabila Rasul Paulus
menasihati Timotius agar menjauhi nafsu orang muda (2Tim. 2:22). Kita juga boleh belajar
dari Lemuel yang diingatkan oleh ibunya agar tidak jatuh ke dalam jerat perempuan atau
anggur sehingga melupakan hukum. Untuk menjadi seorang raja, seseorang haruslah kuat
agar dapat menjadi pelindung dan tidak melupakan hukum. Pelindung bagi rakyat terutama
yang tertindas, miskin, dan membutuhkan. Demikianlah Aladin, seorang pemuda, yang masih
harus terus diproses dari kemudaannya untuk menjadi lebih dewasa dan bijaksana di dalam
Tuhan. Agar bisa melindungi rakyat banyak dan bukan hanya putri Jasmine saja karena putri
Jasmine sudah tinggal di istana yang penuh dengan protokol yang aman.
Biarlah lagu berikut dari Pendiri GRII, Bapak Pdt. Dr. Stephen Tong yang suka mencari
mutiara di dalam pasir, menemukan yang berharga meskipun sulit, untuk dipakai dalam
kerajaan-Nya, dapat kita renungkan baik-baik.
Kidung Agung
Oh Tuhan tarikku cepat mengikut-Mu,
hatiku dengan-Mu berpadu.
Biar angin bertiup dan badai mengamuk
‘ku makin pancarkan harum-Mu
Tuhan, Kau terindah, yang puaskan hatiku,
Kau milikku dan ‘ku milik-Mu.
Biar ombak menderu, gelombang menempuh
‘kan kuiring Dikau selalu
Kiranya renungan singkat ini boleh menjadi berkat bagi kita semua. Makin badai mengamuk,
makin harum pula karakternya. Mari kita senantiasa mengingat identitas kita di hadapan
Tuhan yang berbelaskasihan dan mendisiplin agar memiliki kekuatan karakter yang
menyatakan kekuatan tangan Tuhan yang menopang. Soli Deo gloria. Amin.