Di dalam kisah Penciptaan, pada Kejadian 1:26, Allah menciptakan manusia “menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa” atas segala ciptaan lainnya. Kemudian Allah
memerintahkan manusia juga dengan kata-kata yang sama di ayat 28. Kuasa diberikan
kepada manusia untuk menjadi kepala ciptaan, sebagai gambar dan rupa-Nya, wakil Allah
atas seluruh ciptaan.
Namun, ternyata kuasa atas ciptaan tidak cukup bagi manusia. Pada pasal tiga kitab yang
sama, manusia tergiur dengan godaan yang diberikan si ular tua, yaitu “menjadi seperti
Allah.” Kini manusia juga mau berkuasa atas dirinya sendiri. Tidak lagi tunduk kepada Sang
Pencipta yang memberikan kuasa dan mandat kepadanya. Godaan ini membawa manusia
kepada dosa, tidak lagi bergantung pada kuasa yang Allah berikan, tetapi kuasa yang ia pikir
ia telah raih dengan tangannya sendiri ketika ia meraih buah dari pohon terlarang.
Tidak cukup berkuasa atas ciptaan dan dirinya sendiri, manusia pun berusaha untuk berkuasa
atas sesamanya. Setelah peristiwa air bah, Kejadian 10 mencatat bahwa salah satu keturunan
anak Nuh, Ham, adalah Nimrod, sebagai “yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di
bumi”. Kerajaannya adalah kerajaan yang pertama dicatat dalam Alkitab, dan ia menguasai
beberapa kota karena keahliannya sebagai “pemburu yang gagah perkasa”. Tradisi
menyebutkan kemungkinan Nimrod-lah yang mengorganisasi pembangunan Menara Babel.
Bahkan Matthew Henry menyebutnya sebagai pemburu yang gagah perkasa melawan Tuhan.
Jika memang demikian, maka tidak heranlah akhirnya rencananya dikacaukan Tuhan dan
hancur berkeping-keping.
Abraham Lincoln, seorang presiden Amerika Serikat pada masa Civil War pernah berkata,
“Hampir semua orang bisa menghadapi kesulitan, tetapi jika Anda ingin menguji karakter
seseorang, berikan kuasa kepadanya.” Kuasa merupakan ujian terhadap hati manusia, dan kita
dapat melihat dari Alkitab, dan juga sejarah, banyak yang gagal dan menyalahgunakan kuasa
untuk diri dan menguasai sesamanya.
Apa hubungannya dengan kita hari ini yang tidak memiliki kuasa seperti Nimrod? Apa yang
kita ingin kuasai? Pasangan kita, anak kita, bawahan kita, kolega, teman, bahkan teman
sepelayanan kita? Atau, yang paling mendasar, keinginan untuk memiliki kuasa dan kendala
atas hidup kita sendiri? Kiranya kita menyadari yang berkuasa atas hidup kita dan segala
sesuatu adalah Allah pencipta langit dan bumi, dan kiranya kita belajar untuk rendah hati dan
tunduk kepada kuasa dan rencana-Nya di dalam hidup kita. Soli Deo gloria.