Di sebuah toko buku di bandara, karya terbaru Thomas L. Friedman–pemenang 3 kali Pulitzer–menarik perhatian saya. Judulnya Thank You for Being Late. Menggoda, bukan? Ternyata isi buku yang sedang saya baca ini juga sangat menggelitik pikiran dan membuka wawasan. Menurut Friedman, akselerasi teknologi yang bertumbuh secara eksponensial seperti diramalkan oleh Hukum Moore telah membuat manusia mengalami dislokasi dan distres karena kemampuan adaptasi yang tidak dapat menyamai perkembangan teknologi tadi. Ditambah dengan adanya dua kekuatan lain yaitu mesin globalisasi dan perubahan iklim, maka terjadi transformasi yang memusingkan dalam 5 ranah kehidupan yaitu dunia kerja, politik, geopolitik, etika, dan komunitas.
Friedman melihat gambaran perubahan dunia dewasa ini seperti bintang yang meledak alias supernova. Ini adalah sebuah transformasi yang dahsyat. Lalu bagaimana manusia dapat menyesuaikan diri terhadap situasi demikian? How are you going to dance in a hurricane? Jawaban singkat dari buku Friedman adalah dengan terus belajar–being a lifelong learner. Ia mengambil satu kasus seseorang yang direkrut menjadi pegawai AT&T. Perusahaan telkom AS tersebut menawarkan status pegawai seumur hidup dengan satu syarat: terus belajar, termasuk belajar sejarah yang disukai sang pegawai.
Saya tidak akan membahas lebih lanjut isi buku tersebut, pertama karena belum selesai membacanya, dan kedua saya hanya ingin meminjam gambaran umum yang dipaparkan Friedman untuk mengajak memikirkan ulang hidup Anda di awal tahun 2018 ini.
Ada hal yang sesungguhnya tidak pernah berubah dalam hidup yaitu bahwa Anda dan saya dituntut untuk terus belajar. Di tengah konteks zaman yang mengalami perubahan seperti ledakan bintang, mau tak mau, tuntutan untuk terus belajar semakin tak terelakkan. Anda terus belajar, atau Anda akan ditinggalkan oleh zaman!
Agak lucu memang karena dipaksa oleh kondisi zaman. Jauh sebelum paksaan zaman, Tuhan telah memerintahkan manusia untuk menguasai bumi. Memang bisa hanya dengan sekolah sampai S1, bahkan S3? Sudah belajar seumur hidup pun tidak akan pernah menguasai bumi, bukan? Kalau belajar bisa selesai, bukankah selesai pula hidup ini? Lanjut di dalam Injil, pengikut Tuhan juga sering disebut sebagai murid. Bahkan para rasul juga termasuk dalam sebutan murid, bukan alumni misalnya. Bisa ditebak dong kalau murid berarti harus terus belajar dan tidak pernah lulus apalagi mapan.
Sebuah artikel menarik yang dimuat di desiringgod.org berjudul Resolve to Be a Lifelong Learner patut untuk disimak. Artikel tersebut dapat membantu Anda bagaimana menjadi pembelajar seumur hidup. Pesan inti artikel tersebut adalah seorang Kristen seharusnya menjadi pembelajar seumur hidupnya. Belajar mengenal Tuhan, dunia ciptaan-Nya, sesama, dan diri.
Jadi apa resolusi Tahun Baru Anda? Saya sarankan untuk menjalankan prinsip belajar seumur hidup! Bayangkan hal ini: saat Anda menjadi opa oma, cucu-cucu Anda menolak untuk sering bertemu Anda. Mengapa? Karena mereka sudah hafal dengan semua cerita Anda! Mengenaskan, bukan? Jadi… Selamat Tahun Baru 2018!
Ev. Maya Sianturi Huang
Kepala SMAK Calvin