Zaman sekarang, gadget adalah suatu keharusan. Mengapa? Karena hampir segala sesuatu
bisa dikerjakan dengan mudah, cepat, dan murah dengan gadget. Dengan internet, kita
bisa mengirim dokumen, mencari informasi, mengobrol, main game, menonton film, membeli
barang, bahkan membayar tagihan. Bisa dikatakan apa pun yang kita perlukan bisa kita peroleh
di media sosial ini. Media sosial menjadi platform bagi banyak orang untuk mencari
uang karena internet telah menjadi pasar yang tidak terbatas. Media sosial berusaha semaksimal
mungkin untuk memikat perhatian para user untuk “look at me, like me, and loyal to
me”. Tiada hari tanpa gadget. Permasalahannya adalah seberapa dalam keterikatan
kita pada gadget?
Taktik iblis yang terbukti ampuh adalah mengalihkan perhatian manusia dari Penciptanya.
Dia mengalihkan perhatian Hawa kepada perkataannya, demikian juga Adam. Perhatian Adam dan
Hawa bukan lagi ‘let God be God’ melainkan ‘let me be God’. Iblis berhasil
menjadikan manusia yang dikasihi Allah untuk melawan Allah. Ketika Allah menanyai
Adam, dia menyalahkan Hawa. Ketika Allah menanyai Hawa, dia menyalahkan ular. Allah
tidak menanyai ular, sehingga ular tidak berhak mengatakan apa pun. Ular divonis dengan
kutukan; Adam dihukum bekerja berat; dan Hawa dihukum sakit bersalin.
Iblis ingin manusia hidup after fall, selalu melihat pada diri dan keinginan untuk
menjadi allah. Iblis meracuni hati nurani kita untuk mengatakan “I know what I want, listen
to your heart, look how great I am” atau menuduh manusia “I am a loser, look how bad I
am”. Jangan biarkan diri kita ditipu karena kita hidup after redemption. Roh Kudus
telah diberikan kepada kita untuk mengingatkan kita akan pekerjaan Yesus Kristus pada awal
Masehi. Diawali dengan “bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan
bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang’ (Mat. 4:16) dan
diakhiri dengan janji Tuhan Yesus “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Manusia berdosa tidak mungkin menikmati Allah karena
tujuan satu-satunya adalah untuk menikmati dunia dan memuliakan dirinya sendiri. Hanya
manusia yang telah ditebus dan yang dipimpin oleh Roh Kudus yang bisa menikmati Allah
dan memuliakan Dia.
Look at me, like me, and loyal to me. Siapakah atau apakah yang menjadi me?
Apakah gadget menjadi hal pertama yang kita lihat ketika membuka mata di pagi hari, dan
menjadi hal terakhir yang kita lihat sebelum tidur? Manusia sangat menjunjung tinggi kesetiaan
bahkan dalam geng penjahat sekalipun. Apa atau siapa yang menjadi harta kita, di situlah hati
kita berada; dan di mana hati kita berada, maka itu atau dia yang menjadi allah kita; dan kita akan
setia kepadanya sampai mati. Jika kita menyukai film tertentu, maka kita tidak akan puas jika
menontonnya sepenggal sini dan sepenggal sana. Kita ingin look at it all, like the detail,
and loyal to the end. Berapa jam yang kita gunakan untuk melayani kepuasan diri dibandingkan
dengan mencari kehendak Tuhan? Apakah Alkitab, kesempatan untuk berdoa, belajar
menaati perintah-Nya menjadi harta yang kita kejar? Hatiku mengikuti firman-Mu, “Carilah
wajah-Ku; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN” (Mzm. 27:8). Marilah kita belajar dari Raja
Daud untuk “look at God, enjoy Him, and glorify Him”.