Memandang Wajahmu

Belum jam 7 pagi hari ini, namun langit terlihat cerah karena matahari bersinar sangat terang.
Indahnya melihat langit biru dengan sedikit awan, pohon-pohon terlihat hijau segar, daun-
daun hijau muda yang baru bertunas. Tuhan mewarnai alam dengan sangat indah. Namun
terlebih indah ketika memandang wajah bayi-bayi yang dibawa ke taman untuk berjemur.

Anak adalah karunia Tuhan, a grace to put a smile on your face. Setiap mama dan setiap
papa pasti tersenyum bahagia ketika memandang wajah anak mereka yang baru lahir.
Walaupun bayi itu masih menutup mata, mama dan papanya senang memandang wajahnya,
dan diam-diam mencari kemiripan wajah si anak dengannya. Senyum semakin merekah
ketika bayi membuka matanya dan tersenyum, apalagi ketika ia mengeluarkan suara gelak
tawanya. Sampai bertahun-tahun sekali pun, mama dan papa tidak akan bosan memandang
wajah anak mereka. Memang seiring dengan pertumbuhan dan selayaknya manusia berdosa,
akan ada masa ketika si anak memperlihatkan “taring”nya, dan saat itu wajahnya tidak sedap
dipandang.

Ketika Hana tidak bisa memiliki anak, dia dihina oleh istri lain dari suaminya. Tidak bisa
memiliki anak merupakan aib pada zamannya, terlebih lagi dihina di rumahnya sendiri.
Elkana sangat mencintai Hana tetapi penghiburannya tidak dapat menghibur hati Hana. Hana
mencari penghiburan ke tempat yang tepat, ia mencari Tuhan di bait-Nya. Hana sangat
tertekan sampai wajahnya terlihat seperti orang mabuk. Selesai berdoa, Hana sangat beriman
sampai wajahnya tidak lagi sedih. (1Sam. 1:18) Tidak lama kemudian Hana melahirkan
seorang anak. Ia memberinya nama Samuel, karena ia memintanya dari Tuhan. Hanya setelah
anak itu selesai disapih, Hana membawanya ke Bait Allah untuk menyerahkannya kepada
Tuhan. Hana bahagia karena ia dapat memberikan anak kepada Allah (1Sam. 2:1-10). Ia puas
dengan memandang wajah Samuel, satu tahun satu kali.

Semua bayi tidak mengharuskan wajah mama dan papanya cantik atau tampan. Semua mama
dan papa juga tidak mewajibkan wajah yang cantik atau tampan untuk bayinya. Wajah bisa
berubah seiring pertumbuhan usia, semakin dewasa ataupun semakin menua ataupun karena
kondisi yang dialami pemiliknya. Yang menentukan kebahagiaan orang tua ketika
memandang wajah anaknya, adalah apakah mereka juga memandang wajah Allah di dalam
wajah anaknya? Setiap anak, setiap orang, adalah gambarnya Allah. Gambar harus mirip
aslinya. Alangkah bahagianya ketika seseorang memandang wajahmu, ia juga memandang
wajah Allah. Marilah kita hidup di dalam terang Allah sehingga ketika orang lain
memandang wajah kita, ia memandang wajah Tuhan dan memuliakan Tuhan.