Apa perbedaan kehidupan seorang Kristen dengan non-Kristen? Segala sesuatu yang
dikerjakan seorang Kristen tampak tidak berbeda dengan yang non-Kristen. Ya, secara
fenomena memang terlihat sama, tetapi jika ditelusuri ke dalam hati, maka seharusnya
berbeda. Apa pun yang dilakukan seorang Kristen seharusnya memiliki bobot kekekalan
karena dilakukan dengan menggenggam salib Kristus.
Apa yang terjadi ketika hati seseorang menggenggam salib Kristus? Ia akan mendengar tujuh
perkataan terakhir yang diucapkan Yesus Kristus:
1. “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
Senantiasa mengingat bahwa Kristus telah mengampuni dosa kita, baik dosa di masa
lampau, sekarang, maupun yang akan datang. Kristus telah memohonkan pengampunan
bagi kita, si terdakwa, di dalam ruang pengadilan Allah. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya kita, antarmanusia berdosa, untuk saling mengampuni.
2. “Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus.” Senantiasa
mengingat bahwa Kristus menjamin kepastian kita bersama-sama dengan Dia di Firdaus.
Suatu anugerah besar yang tidak mungkin kita raih, si penjahat yang menerima hukuman
setimpal dengan perbuatannya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita hidup penuh
syukur dan bermurah hati kepada sesama kita.
3. “Ibu, inilah anakmu!’ – “Inilah ibumu.” Senantiasa mengingat bahwa di dalam Kristus,
kita disatukan di dalam keluarga besar yang beriman kepada Tuhan Yesus. Oleh karena
itu, kita diharapkan untuk saling memelihara satu dengan yang lain.
4. “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Senantiasa mengingat
betapa besarnya harga yang harus dibayar Yesus untuk menebus kita. Betapa
mengerikannya akibat dari dosa-dosa kita. Oleh karena itu, hendaklah kita trauma
terhadap keinginan kita untuk berdosa.
5. “Aku haus.” Senantiasa mengingat bahwa Allah Anak telah sedemikian merendahkan
diri-Nya untuk menjadi terbatas sama seperti kita, dan di dalamnya menjadi lemah.
Kiranya kita juga rela untuk merendahkan diri kita demi mengasihi orang lain.
6. “Sudah selesai.” Senantiasa mengingat bahwa rencana Allah Bapa sudah selesai
dikerjakan oleh Yesus Kristus. Tidak ada satu pun yang kurang, gagal, atau terhilang.
Oleh karena itu, hendaklah kita giat mengerjakan keselamatan yang telah kita terima dan
menyambut hari terakhir kita sebagai pintu untuk berjumpa dengan Kekasih Jiwa kita,
muka dengan muka. Alangkah indahnya hari itu!
7. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Senantiasa mengingat bahwa
Yesus taat sepenuhnya kepada Allah Bapa, baik dalam hidup maupun mati-Nya di dalam
tubuh. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam kesucian dan ketaatan yang total kepada
Pemilik jiwa kita.
Kiranya, di dalam setiap hal yang kita kerjakan, yang kelihatannya tidak berbeda dengan
semua orang yang lain, kita boleh menikmati taste of eternity, mengingat perkataan-Nya di
hari Jumat Agung itu, sambil bersyukur kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama kita.