,

Menunggu

Menunggu adalah salah satu hal yang paling tidak disukai banyak orang. Menunggu dan tidak
melakukan apa-apa bisa jadi sangat meletihkan. Menunggu adalah sesuatu yang sangat tidak
produktif. Oleh karena itu, ketika harus menunggu, sebagian orang memanfaatkannya dengan
membaca, berbincang-bincang, melakukan sesuatu dengan handphone-nya, bermain, atau
hal-hal lainnya. Pernahkah terpikir untuk menggunakan waktu menunggu dengan berdoa?
Hmmm…

Ketika tiba saatnya Yesus kembali ke sorga, Ia memberikan pesan kepada murid-murid- Nya
untuk menunggu. Mereka harus tetap tinggal di Yerusalem dan menunggu Roh Kudus yang
tidak lama lagi akan membaptis mereka. Dengan kuasa dari Roh Kudus, mereka akan
mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Tidak lama lagi, tidak ada seorang pun yang tahu kapan.
Sementara menunggu, apa yang murid-murid lakukan? Alkitab mencatat bahwa mereka
semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama (Kis.1:14).

Doa adalah hal terbesar yang memperlihatkan kelemahan kita. Saat kita merasa tidak
berdaya, itulah saat terbaik kita untuk berdoa. Menunjukkan kelemahan dipandang tabu bagi
sebagian besar orang, tetapi Tuhan Yesus justru mengatakan berbahagialah mereka yang
miskin, berdukacita, lapar, karena mereka akan dipuaskan. Cara Tuhan berbeda dengan cara
manusia. Apa yang mustahil bagi manusia sama sekali tidak sulit bagi Allah. Akan tetapi kita
tidak boleh berhenti pada status miskin, berdukacita, lapar saja, kita harus secara aktif lemah
lembut, murah hati, suci hati, teguh dalam kebenaran, rela menderita demi Kristus. Itulah
ucapan bahagia yang seutuhnya (Mat. 5:3-12). Dengan doa kita memohon kuasa Tuhan,
tetapi tetap tidak boleh menghilangkan tanggung jawab kita. Doa adalah pintu yang
memperlihatkan kebesaran Tuhan.

Yesus akan datang kembali dan tidak ada seorang pun yang tahu kapan. Janganlah kita
seperti sebagian orang yang memprediksikan tanggal, bulan, dan tahun Dia akan datang lalu
melakukan hal-hal yang sama sekali tidak memuliakan nama-Nya. Peringatan Tuhan Yesus
bagi kita yang menunggu adalah: Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi (Luk.18:8)? Adakah kita senantiasa berdoa dengan sungguh-sungguh dan dengan iman
kepada-Nya? Ataukah kita lupa bahwa Ia akan datang kembali karena kita terlalu sibuk
dengan segala urusan kita di bumi ini? Marilah kita selalu ingat untuk berdoa dengan sepenuh
hati.