,

New

Menjelang akhir tahun banyak orang mulai sibuk memikirkan apa yang akan menjadi resolusi tahun baru mereka.  Majalah, tabloid, dan media massa lainnya juga turut mendorong pembacanya untuk membuat resolusi tahun baru mereka. Beragam resolusi tahun baru diungkapkan mulai dari menurunkan berat badan sampai dengan mengatasi masalah keuangan.

Mengapa resolusi semacam ini dilakukan hanya menjelang tahun baru? Mengapa tidak dilakukan menjelang bulan baru atau minggu yang baru bahkan hari yang baru?

Hal lain yang menjadi pertanyaan adalah makna dari resolusi itu sendiri. Solusi adalah jalan keluar atas suatu masalah sedangkan resolusi berarti solusi ulang. Artinya, selama ini solusi tidak pernah terpenuhi, alias gagal dicapai. Dengan kata lain, solusi yang gagal dicapai pada tahun sebelumnya, dibuatkan resolusinya di tahun yang baru. Jadi, ada kemungkinan resolusi tahun baru adalah resolusi tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, untuk apa membuat resolusi tahun baru kalau selalu gagal dicapai? Mungkin hal ini ada kaitannya dengan asosiasi yang dilekatkan pada  tahun baru. Berdasarkan anggapan umum, tahun baru adalah kesempatan untuk mendapatkan semangat baru.

Dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang baru dianggap bisa mendatangkan gairah baru, excitement baru. Misalnya, baju baru atau telepon selular baru dipercaya bisa membuat seseorang memiliki semangat baru. Demikian juga dengan mobil baru, rumah baru, pekerjaan baru, bahkan pacar baru. Paling tidak ada gairah baru untuk sementara waktu.

“Baru” menjadi suatu kata yang memiliki daya untuk membangkitkan energi baru. Itu sebabnya, merek-merek yang kerap diiklankan di media massa selang beberapa waktu harus menyuntikkan sebuah elemen baru ke dalam produknya. Bahkan kemasan baru pun bisa memberi semacam gairah baru terhadap sebuah merek. Hal itu pula yang membuat sebuah barang menjadi lebih mahal karena adanya label “baru“,  tidak peduli bagaimana kualitas barang  tersebut.

Ketika Tuhan Yesus datang dan berinkarnasi ke dalam dunia ini, Ia mengatakan bahwa zaman baru sudah dimulai. Realita ini memang membawa semangat baru dalam perjalanan sejarah keselamatan umat manusia. Inilah kebaruan yang sesungguhnya mengatasi suara gegap gempita Pengkhotbah yang menyerukan bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari. Melalui inkarnasi Kristus, yang baru itu menjadi sungguh ada. Inilah baru yang belum pernah terjadi di bawah kolong langit. Namun pembaruan yang dibawa oleh inkarnasi Kristus hanya merupakan semacam cicipan pembaruan yang akan meliputi segala sesuatu. Eskatologi menjanjikan segala sesuatu akan sungguh-sungguh baru!

Pernahkah Anda berpikir mengapa istilah baru atau sesuatu yang “baru“ memberikan gairah dan energi? Memasuki tahun yang baru ini, adakah kita memiliki semangat dan gairah baru karena menantikan janji Tuhan yang akan memperbarui segala sesuatu atau ….?

Selamat Tahun Baru 2010.

 

Ev. Maya Sianturi

Pembina Remaja GRII Pusat