Pujilah Tuhan, Hai Jiwaku!

Di masa sekarang ini, mungkin kita lebih banyak berkata-kata dengan jari kita yang menari
di atas gawai daripada dengan mulut kita. Mungkin juga kita lebih sering berkata-kata kepada
diri kita sendiri dibandingkan dengan orang lain. Kita menerjemahkan segala sesuatu,
membicarakannya kepada diri sendiri, mengambil kesimpulan, lalu bertindak berdasarkan
penilaian kita. Kita larut di dalam dunia kita sendiri walau kita hidup bersama dengan orang
lain.

Kitab Mazmur banyak berisi self-talk yang seyogianya kita pelajari dan ikuti, salah
satunya adalah Mazmur 103. Daud mengatakan “Pujilah TUHAN” sebanyak tujuh kali, yaitu di
awal dan akhir. Angka tujuh yang menyatakan kesempurnaan. Apakah alasan untuk memuji
Tuhan? Kebaikan Tuhan, yaitu:
1. Dia mengampuni segala kesalahan kita;
2. Dia menyembuhkan segala penyakit kita;
3. Dia menebus hidup kita dari kematian;
4. Dia memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat;
5. Dia memuaskan hasrat kita dengan kebaikan;
6. Dia menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas;
7. Dia memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa;
8. Dia memperkenalkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel;
9. Dia adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia;
10. Dia tidak selalu menuntut dan mendendam;
11. Dia tidak membalas kita setimpal dengan kesalahan kita;
12. Kasih-Nya kepada kita setinggi langit, seperti bapa sayang anaknya;
13. Dia menjauhkan pelanggaran kita sejauh timur dari barat;
14. Kasih setia dan keadilan Tuhan sampai selama-lamanya;
15. Dia berkuasa atas segala sesuatu.

Daud mengatakan kasih setia (lovingkindness) dan rahmat (compassion)
sebanyak delapan kali. Angka delapan menyatakan permulaan yang baru (a new beginning).
Ketika Nuh dan keluarganya, total delapan orang, keluar dari bahtera, Tuhan membuat a
new beginning
dengan mengulang kembali perintah-Nya yang pernah diberikan di Taman
Eden, yaitu “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.” Hidup manusia
dimulai oleh Adam dan Hawa. Mereka ingin menjadi like God namun sebaliknya jatuh
dalam dosa dan bersembunyi dari Tuhan. Permulaan yang baru dari hidup manusia dimulai oleh
Nuh. Di zamannya, hanya Nuh yang tidak bercela dan bergaul dengan Allah. Janji Tuhan akan
permulaan yang baru dinyatakan di langit dengan pelangi. Kasih setia dan rahmat Tuhan
menopang bumi dan segala isinya sampai hari ini.

Sebagai manusia yang sudah ditebus oleh Kristus dengan darah-Nya, marilah memulai
permulaan yang baru di dalam kasih setia dan rahmat Tuhan. Marilah berkata-kata kepada
diri seperti Daud, menyerukan agar diri berfokus kepada Tuhan bukan diri, mengingat
pengampunan-Nya bukan dibayangi pelanggaran kita, dan mensyukuri kebaikan-Nya bukan
mengeluhkan kekurangan kita. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!