Sendok Baru

Yah, jatuh ke tempat sampah” Apakah yang akan kita lakukan ketika kita sedang membuang
sisa makanan dari piring lalu sendok kita ikut terjatuh ke dalam tempat sampah yang penuh
dengan sampah yang kotor? Apakah kita akan berpikir, “Ah, biarkan saja, nanti aku beli
sendok baru” atau kita tetap akan meraihnya?

Manusia telah jatuh ke dalam dosa yang kotor dan menjijikkan, tetapi Tuhan tetap meraihnya,
Dia tidak membuangnya dan menciptakan lagi yang baru. Tuhan Yesus, Sang Anak Allah
yang Mahakudus, rela “dibuang” untuk merangkul kita yang “terbuang”. Ingatkah?
– Saat di kayu salib Dia meneriakkan, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?”
– Saat Adam dan Hawa tidak mengindahkan peringatan Tuhan dengan memakan buah
terlarang?
– Saat Adam dan Hawa harus keluar dari Taman Eden dan malaikat Tuhan menjaga pintu
gerbang dengan pedang yang menyala-nyala?
– “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.” (Mzm.
118:22)

Kita membuang sampah jauh-jauh, tidak ada yang mau hidup dekat sampah. Kita tidak akan
menaruh tempat sampah di tengah ruangan melainkan di pinggir. Pernahkah kita merasa
dibuang oleh orang yang kita layani, lalu kita memutuskan untuk membuang orang yang
membuang kita? Tuhan tidak membuang kita, Dia tidak give up on us, mengapa kita
membuang atau give up terhadap orang lain atau bahkan diri kita sendiri? Dia mengorbankan
diri-Nya untuk kita yang bebal, mengapa kita tidak rela mengorbankan diri kita untuk sesama
kita yang bebal? Bukankah kita adalah anak-anak Allah yang seharusnya mirip dengan Bapa
kita? Bukankah kita adalah murid Tuhan Yesus yang seharusnya meneladani Dia?
– “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh. 13:35)
– “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan
demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga…. Apabila kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? …. Karena itu haruslah kamu sempurna
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat. 5:44-48)
– “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh. 15:8)

Marilah kita fokus kepada Allah dan mengerjakan panggilan-Nya, bukan berfokus kepada
orang-orang di sekitar kita dan untuk mencari perkenanan mereka sambil melayani sakit hati
kita. Kiranya Tuhan menguatkan kita semua!