Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Ketika Super Blue Blood Moon terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 yang lalu, kita melihat peristiwa di langit yang sangat jarang terjadi. Bulan penuh dalam jarak paling dekat dengan bumi, sehingga tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang. Bulan berada di dalam bayangan bumi. Sinar matahari melewati atmosfer bumi sehingga bulan terlihat berwarna oranye atau merah. Peristiwa ini dapat langsung dilihat oleh mata, walaupun demikian banyak yang mempersiapkan teleskop ataupun kamera untuk mendapat pandangan yang lebih dekat. Walaupun demikian, ada juga yang tidak tertarik dan tidur lelap.
Ketika Tuhan Yesus lahir, ada satu bintang yang sangat terang, jauh melampaui semua bintang yang ada. Hanya orang-orang majus yang mengerti dan dari tempat yang jauh mereka datang menyembah-Nya. Di padang kota Bethlehem, di tengah kegelapan malam, ada terang yang sangat besar dan pasukan malaikat memberitakan kelahiran-Nya kepada para gembala, sambil memuji-muji Allah. Dengan segera mereka pergi untuk menyembah-Nya.
Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, terjadi kegelapan di siang hari, selama tiga jam. Tuhan pernah membuat kegelapan terjadi bagi bangsa Mesir ketika mereka mengejar bangsa Israel. Bahkan Tuhan pernah memperpanjang siang hari pada zaman Yosua.
Ketika Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia terangkat ke langit dan awan-awan menutupinya. Nabi Elia, seorang nabi besar diangkat ke langit dalam badai dengan kereta berapi dan kuda berapi.
Ketika Tuhan Yesus datang kembali, Ia akan datang dengan cara yang sama Ia terangkat ke sorga. Tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan tanggalnya. Bukankah ini merupakan peristiwa terbesar sepanjang sejarah dunia ini? Apakah kita sedang mempersiapkan diri menantikan kedatangan-Nya ataukah kita sedang tertidur lelap? Marilah kita menanti-nantikan kedatangan Mempelai Pria Sorga kita.
Februari 2018
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk kondisi pandemi COVID-19 yang sudah makin melandai. Berdoa kiranya setiap orang Kristen mengambil kesempatan untuk dapat memberitakan Injil dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus terutama di dalam momen Jumat Agung dan Paskah di bulan ini. Bersyukur untuk ibadah fisik yang sudah dilaksanakan oleh banyak gereja dan bersyukur untuk kesempatan beribadah, bersekutu, dan saling menguatkan di dalam kehadiran fisik dari setiap jemaat.