Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Di dalam kehidupan kota besar yang penuh dengan kesempatan dan tantangan, waktu bergulir seperti angin. Dalam sekejap mata, hari yang kita alami sekarang tiba-tiba menjadi kemarin atau bahkan bulan lalu. Di tengah-tengah ritme kehidupan kota besar yang cepat, kita kadang kesulitan menjadi manusiawi dan kehilangan ritme yang tepat untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak hanya anak-anak muda yang menjadi anxious (khawatir) ketinggalan tren atau nggak up-to-date, tetapi golongan pekerja profesional dan dewasa muda pun terkadang menjadi anxious (khawatir) takut kehilangan kesempatan berharga untuk mengembangkan karier dan membangun masa depan yang lebih baik. Akhirnya, kita yang dibungkus oleh arus dan budaya seperti ini menjadi lupa dan kesulitan untuk belajar mengikuti ritme-Nya Tuhan. Kita menjadi sulit menyelami dan menghidupi apa yang Tuhan ajarkan tentang “wait”. Kita menjadi sulit untuk “wait" karena hidup yang penuh kompetisi, ketidakadilan, dan tipu daya. Kita ingin mengontrol jalan hidup kita sendiri dan sulit untuk belajar menanti-nantikan (wait) TUHAN. Mari kita belajar sama-sama dari Daud.
Pertama, Wait for the LORD; be strong, and let your heart take courage; wait for the LORD!
(Mzm. 27:14)
Mazmur ini ditulis oleh Daud di tengah-tengah serangan musuh-musuhnya. Dan Daud
berkata kepada Tuhan, “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam
di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-
Nya” (ay. 4). Alasan Daud merindukan hal ini adalah (1) karena Dia rindu menyaksikan dan
menikmati TUHAN, (2) di dalam TUHAN ada perlindungan waktu bahaya (ay. 5), dan (3)
TUHAN sendiri yang berfirman, “Carilah wajah-Ku.” (ay. 8). Di tengah-tengah kehidupan
yang penuh kompetisi dan tekanan berbagai pihak, apakah kita bisa berkata seperti Daud,
“Hatiku mengikuti firman-Mu: Carilah wajah-Ku; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN”? (ay.
8). God is my light and my salvation. Marilah kita menanti-nantikan wajah TUHAN.
Kedua, Wait for the LORD and keep his way, and he will exalt you to inherit the land.
(Mzm. 37:34)
Mazmur ini ditulis oleh Daud di tengah-tengah masyarakat yang berisi orang jahat, curang,
dan fasik. Daud tidak perlu iri atau marah karena dia memegang teguh janji TUHAN, dia
berkata, “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik … setia … bergembiralah
karena TUHAN; maka ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (ay. 3-
4). Kita juga bisa memiliki alasan yang sama seperti Daud dan memegang teguh janji ini
karena (1) TUHAN akan bertindak, Dia akan memunculkan kebenaran kita seperti terang,
dan hak kita seperti siang (ay. 6). Karena (2) orang-orang yang berbuat jahat akan
dilenyapkan dan orang yang wait for the LORD akan mewarisi negeri (ay. 9); dan karena (3)
TUHAN-lah yang menetapkan langkah-langkah orang yang berkenan kepada-Nya dan tidak
membiarkannya jatuh tergeletak (ay. 23-24). Di tengah-tengah kehidupan yang tidak adil dan
sakit-menyakiti, apakah kita bisa berkata seperti Daud, “TUHAN mencintai hukum, dan Ia
tidak akan meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya” (ay. 28). He will not forsake His
Saints. Marilah kita menantikan TUHAN bekerja.
Ketiga, For God alone, O my soul, wait in silence, for my hope is from him. (Mzm. 62:6)
Mazmur ini ditulis oleh Daud di tengah-tengah musuh-musuh yang munafik. Daud
menenangkan dirinya dengan mendekat kepada Allahnya karena dia tahu keselamatannya
berasal dari Allah. Dia berkata, “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-
Nyalah harapanku” (ay. 6). Daud tahu persis pada Allah kita bisa tenang dan pada Allah kita
bisa berharap karena (1) Dia adalah gunung batu dan kota benteng yang tidak akan goyah (ay.
3). Karena (2) Allah adalah tempat perlindungan kita, tempat yang aman untuk dipercayai
setiap waktu dan tempat yang aman untuk curhat (ay. 9; dan karena (3) kuasa Allah dan kasih
setia-Nya membalas orang menurut perbuatannya (ay. 13).
Kita juga sesungguhnya patut dibalaskan murka Allah, tetapi karena Tuhan Yesus Kristus, Allah membalas kita menurut kuasa dan kasih setia-Nya kepada Anak-Nya yaitu Yesus Kristus. Sungguh anugerah yang tak terkatakan. Di tengah-tengah kehidupan yang penuh tipu daya dan tidak ada yang bisa dipercaya, apakah kita bisa berkata seperti Daud, “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan” (ay. 12). My Soul Waits for God Alone. Marilah kita percaya hanya kepada TUHAN saja yang sudah menyatakan kuasa dan kasih setia-Nya di dalam Kristus. Amin.
Februari 2016
1 tanggapan.
1. Herbert Edison Manurung berkata pada 18 February 2016:
Trimakasih, sangat memberkati ditengah2 tekanan ekonomi yg sedang terjadi.
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk rangkaian KKR Jumat Agung dan Paskah 2022 yang telah diadakan di beberapa kota sepanjang bulan April 2022. Bersyukur untuk kebenaran firman Tuhan yang telah diberitakan dan untuk jiwa-jiwa yang telah mendengarkan berita Injil, tentang karya penebusan Kristus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut. Berdoa kiranya Roh Kudus membimbing setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka dan memelihara iman mereka dalam menghadapi tantangan zaman ini sampai akhir hidup mereka.