Where’s Wally?

Buku “Where’s Wally” bukanlah buku cerita anak-anak, melainkan buku teka-teki
anak-anak. Anak-anak ditantang untuk mencari sosok Wally dalam sebuah gambar
detil yang berisi banyak orang melakukan berbagai kegiatan. Wally adalah seorang
pria dengan ciri khas berbaju setrip merah-putih, topi berbandul, dan berkacamata.
Namun di dalam gambar tersebut, sengaja dibuat banyak orang atau barang yang
mirip dengan ciri khas itu untuk mengalihkan perhatian bahkan menyesatkan.

Where’s God in Israel? Jika kita membaca cerita perjalanan bangsa Israel
dari Mesir ke Kanaan, dengan mudah kita menemukan Tuhan. Kita akan mengatakan
bahwa Tuhan menghantam bangsa Mesir dengan 10 Tulah dan membasmi mereka di Laut
Merah; membawa bangsa Israel melewati padang gurun selama 40 tahun dengan
segala mukjizat-Nya dan didikan-Nya; dan menghancurkan tembok Yerikho lalu
membagi-bagi tanah Kanaan kepada 12 suku Israel. Tetapi bagaimana menurut
bangsa Israel sendiri? Mereka cepat memuji Tuhan tetapi cepat juga menghina
Tuhan. Ketika mereka menghadapi masalah makan, minum, musuh, keletihan, dan
sebagainya, mereka tidak mencari Tuhan, melainkan ingin kembali ke Mesir dan
mati di sana! Tuhan sangat marah kepada mereka sehingga dari semua angkatan
yang keluar dari Mesir mati di padang gurun kecuali Yosua dan Kaleb. Dari
angkatan anak-anak pun, tidak sedikit yang mati dihukum Tuhan karena mereka
mengulangi kesalahan angkatan sebelumnya. Mereka mengatakan, “Kami telah muak
akan makanan hambar (manna)” dan Tuhan mengirim ular untuk menggigit mereka
sehingga mereka mati. Segera mereka mengaku dosa dan meminta Musa untuk
berdoa bagi mereka. Tuhan menyuruh Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya
di atas tiang, dan barangsiapa yang digigit ular namun memandang kepada ular
tembaga itu, akan selamat.

Where’s God in my life? Apakah kita kesulitan menjawabnya sama seperti
sulitnya menemukan Wally? Jika dahulu bangsa Israel memiliki Musa sebagai perantara
kepada Tuhan, maka kita memiliki Tuhan Yesus sebagai perantara kepada Bapa di
sorga. Jika setiap masalah bangsa Israel menjadi sarana Tuhan mendidik mereka
dan memperlihatkan kekuatan-Nya, maka kita percaya bahwa setiap masalah kita
dapat menjadi sarana Tuhan mendidik kita dan memperlihatkan kekuatan-Nya. Jika
dahulu bangsa Israel yang digigit ular selamat dengan memandang ular tembaga,
maka kita manusia berdosa selamat dengan beriman kepada Tuhan Yesus.

Sebelum kita bertanya “Where’s God”, marilah kita terlebih dahulu bertanya
kepada diri kita sendiri, “Where’s my faith?” Kiranya kita menunjukkan iman
kita di dalam setiap perbuatan kita.