Kehidupan Kristen: Sebuah Pengantar Doktrinal

Judul: Kehidupan Kristen: Sebuah Pengantar Doktrinal
Penulis: Sinclair B. Ferguson
Penerbit: Momentum
Tahun terbit: Pertama, Juni 2007
Tebal: xiv + 268 halaman

And they live happily ever after” itulah akhir cerita dari kebanyakan dongeng. Kita tahu bahwa dalam realitas itu adalah tidak mungkin karena “To live happily ever after” hanya ada di dalam dongeng. Realitas adalah campuran dari kebahagiaan dan kesedihan, bukan kebahagiaan senantiasa. Walaupun tidak ada yang namanya “happily ever after” tetapi kita terus berjuang semaksimal mungkin untuk memperoleh “happily as long as it can be”.

Apakah kebahagiaan itu harus diusahakan atau lebih merupakan anugerah? Banyak buku mengenai self improvement, how to be happy, dan sebagainya mengajarkan langkah-langkah yang dapat kita tempuh untuk menjadi bahagia. Semakin banyak kita membaca buku-buku tersebut kita tidak menjadi semakin bahagia, sebaliknya membuat kita menjadi semakin sedih karena kita tidak dapat mencapai apa yang diajarkan oleh buku-buku tersebut. J. I. Packer mengatakan bahwa sin is where there are great thoughts about man and small thoughts about God. Ketika kita memfokuskan pikiran kita untuk senantiasa memperoleh kebahagian diri kita sebagai manusia di dalam dunia ini, maka pikiran tentang Tuhan menjadi semakin berkurang dan kitalah yang menjadi Yang Utama dalam hidup kita.

Apakah yang seharusnya kita pikirkan setiap harinya? Kita harus senantiasa berlutut di bawah salib Tuhan Yesus dan memandang kepada-Nya. Menyadari diri sebagai gambar Allah yang telah rusak, bersyukur karena Ia telah mempersiapkan rencana penyelamatan kita. Mengingat bahwa Dia memanggil kita keluar dari keluarga kita yang lama, melahirbarukan kita ke dalam keluarga Allah, memberikan kita iman dan mempertobatkan kita untuk berbalik kepada Allah. Kasih-Nya mempersatukan kita dengan Kristus di dalam kematian-Nya juga di dalam kebangkitan-Nya. Kematian tidaklah lagi menakutkan karena setelah itu semua umat percaya akan dibangkitkan dan dimuliakan bersama-sama dengan Dia dan “live happily ever after with God”. Inilah doktrin-doktrin yang menjadi dasar kehidupan seorang Kristen yang ingin disampaikan oleh Ferguson dalam bukunya yang berjudul “Kehidupan Kristen”. Buku ini adalah suatu pengantar doktrinal yang menekankan bahwa untuk mengetahui doktrin adalah untuk menghidupinya secara praktis. Mengetahui akhir dari cerita hidup kita memiliki relevansi dengan bagaimana kita menjalani kehidupan kita yang sekarang. Kita bukanlah jenis orang yang “live the best you can now to be happy because after this there’s no more.” Tetapi kita adalah jenis orang yang “live the best you can now because God has given you eternal life”.

Ferguson membahas setiap tema dalam rencana keselamatan Allah secara singkat namun mendalam dengan mengupas ayat-ayat Alkitab secara ekstensif dan mendetail sehingga kita dapat melihat kejelasan praktis dari setiap doktrin. Juga disertai dengan berbagai analogi sehingga kita bisa semakin memahami hal-hal yang sulit untuk dipahami, hal-hal yang biasanya kita ucapkan “Itu kan doktrin bukan aplikasi.” Seperti orang yang tidak minum air akan menjadi haus, seperti tanaman yang tidak mendapatkan air akan menjadi kering, demikianlah hidup kita akan menjadi kering tanpa doktrin yang diaplikasikan.

Kekayaan pengetahuan kita akan doktrin seharusnya membawa kita pada kerendahan hati karena kita melihat betapa besar dan mulianya Allah, betapa dalam, panjang, lebar, dan tinggi kasih-Nya bagi kita, yang telah menjadikan kita dari musuh Allah menjadi anak-anak Allah. Kita akan dipimpin pada keyakinan yang semakin pasti karena kita melihat pada Allah bukan diri, percaya pada firman-Nya lebih daripada perasaan dan pengalaman kita sendiri. Terlebih lagi kita akan menyembah Tuhan bukan karena itu adalah kewajiban tetapi karena itu adalah kesukaan terbesar dan melayani Dia adalah hal yang paling memuaskan di dunia.
Mengetahui bahwa kematian bukanlah the end karena masih ada satu peristiwa lagi yaitu peristiwa pemuliaan, di mana ketika Kristus menyatakan diri kelak maka kita pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (Kol. 3:4). Walaupun peristiwa kebangkitan kita misterius namun adalah sesuatu yang menakjubkan dan menyenangkan ketika pada hari itu semua anak-anak Allah bersama-sama berbagian dalam pemuliaan Yesus. Mari kita mempersiapkan diri kita dan menyambut datangnya hari itu, hari di mana kita berbagian di dalam pemuliaan Kristus melalui hidup kita sekarang dengan terus belajar menghidupi Kehidupan Kristen dengan benar di hadapan-Nya.

Yana Valentina
Redaksi Bahasa PILLAR