Kembali ke Sekolah untuk Kristus

Gerakan Reformed Injili tidak hanya giat menginjili, tetapi juga terus membina. Salah satu tindakan nyata pembinaan ini adalah didirikannya sekolah theologi untuk awam, yang di kota Jakarta bernama STRIJ (Sekolah Theologi Reformed Injili Jakarta). Salah satu seorang tokoh di balik STRIJ adalah Pdt. Rudie Gunawan dan kali ini Pillar berkesempatan untuk meng-interview beliau. Mari kita simak interview Pillar (P) dengan Pak Rudie (R) berikut ini.

P: Apakah bisa ceritakan sedikit latar belakang Bapak?

R: Bandung adalah kota di mana saya memulai segala urusan hidup sejak dilahirkan pertengahan Mei 1963. Di sana pulalah awal keselamatan saya pada Desember 1979 dan dibawanya saya pada pelayanan-Nya di awal 1981, serta memulai kehidupan berkeluarga sejak menikah di Jakarta akhir Juli 1994 dengan Hetty Seyumwaty Ham dan kemudian Tuhan mengaruniakan kepada kami satu orang anak, Deborah Megan. Sekarang beroleh kesempatan emas untuk mengerjakan pelayanan bersama di bawah bimbingan Pdt. Stephen Tong penuh waktu sejak Januari 1997, melebihi daya tarik dari sekedar daya tarik institusi gereja atau lainnya.

P: Saat ini Bapak melayani di mana saja? Kapan Bapak mulai melayani di STRIJ dan mengapa Bapak terbeban untuk melayani dalam bidang pembinaan, khususnya dalam sekolah theologi untuk awam ini?

R: Jakarta adalah tempat saya dilatih melayani mimbar di bawah hamba-Nya, Pdt. Stephen Tong, sejak tahun 1999 di GRII Pusat Granada kebaktian ke-3 (sore hari) waktu itu, sekarang MRII Kuningan. Hampir bersamaan dengan itu kesempatan untuk ikut memimpin STRIJ diberikan kepada saya. Saya ingat, waktu itu saya menerimanya dengan gentar sebab saya menyadari bahwa saya hanya bermodalkan ingin setia saja dan bekerja seberkenan mungkin, selebihnya belajar dan belajar terus lagi. Demikian Tuhan, melalui hamba-Nya, seolah mengajar saya untuk melihat prospek kebutuhan yang mendesak dan sangat besar dalam menghidupkan kehidupan theologis Kristen yang benar-benar hidup dan berbuah dalam penginjilan dan mandat budaya-Nya.

P: Apakah Bapak bisa menceritakan sedikit mengenai sejarah STRIJ? Awalnya siapa yang mendirikan? Mengapa dirasa perlu untuk mendirikan STRIJ?

R: STRIJ sendiri didirikan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong di tahun 1987 untuk memenuhi kebutuhan pembinaan lanjutan yang lebih berkesinambungan bagi kaum awam dari hasil SPIK yang telah dimulai sejak tahun 1984. Di sana beliau, dan kemudian kami, semakin jelas menyaksikan dengan kagum bagaimana Tuhan mengerjakan dan memimpin terpenuhinya kebutuhan jemaat-jemaat Tuhan yang tersebar di berbagai denominasi gereja.

P: Apakah visi dan misi dari STRIJ? Dan apa yang masih terus diusahakan untuk mengejar visi dan misinya yang belum tercapai?

R: Visi dan misi yang menyatu dan yang saya tangkap adalah kebutuhan mengobarkan  kehidupan theologis Kristen yang benar-benar nyata dan berbuah dalam penginjilan dan mandat budaya-Nya sebagaimana Alkitab Firman-Nya inginkan. Untuk mengejar kebutuhan yang semakin menuntut, seolah semakin kita memulainya di satu tempat, semakin banyak lagi tempat lain menginginkannya. Demikian ladang selalu lebih dahulu menanti penuai. Kita selalu ditempatkan untuk mengejar dengan mendesak bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

P: ‘Kan sekolah-sekolah theologi yang lain juga sudah banyak, apa perbedaan STRIJ dengan sekolah-sekolah theologi yang lain? Siapa saja yang boleh mengikut STRIJ? Dan siapa saja yang perlu mengikut STRIJ? Apakah yang diharapkan dari murid-murid yang belajar di STRIJ?

R: Sebagaimana setiap lembaga memiliki keunikan kehadirannya, demikian juga STRIJ melengkapi kehadiran sejenis dengan keunggulannya sendiri, sehingga siapa yang boleh dan perlu hanyalah mereka yang tiba pada kesadaran bahwa begitu berharganya studi Firman bagi hidup Kristennya. Biasanya kesadaran ini tiba pada mereka yang sudah menunda-nunda dan mencari-carinya. Setelah studi diharapkan siswa akan menjadi lebih dewasa secara iman, sebagian menemukan keberanian lebih melayani Tuhan dan sebagian lagi jelas untuk lanjut ke sekolah tinggi theologi. Karena ditujukan untuk kaum awam maka STRIJ secara kurikulum dan penjangkauan siswa berbeda dengan sekolah-sekolah theologi lain, seperti Institut Reformed misalnya. Istilah kaum awam berarti tidak terbatas siapa saja, yaitu orang-orang Kristen sebagai anggota gereja yang hari-hari bergelut dengan Firman sebagai “Logos dari Theos” dengan sendirinya jemaat ber-”theology”, yaitu bertumbuh dalam Firman.

P: Bagaimana perkembangan STRIJ sampai sekarang? Selain di Jakarta, sudah ada di mana saja?

R: Perkembangan STRIJ cenderung pesat, saat ini ada 9 cabang di Jabodetabek, kemudian di Bandung, Medan, Pontianak, Cirebon, Solo, Banjarmasin, Kupang, Balikpapan, Samarinda, Yogyakarta, Makassar, dan Lampung. Dan hingga saat ini lulusan STRIJ D2 sudah 23 orang, jumlah siswa di seluruh Indonesia hingga tahun ini berkisar paling tidak 650 orang. Pada awalnya STRIJ hampir selalu dicurigai sebagai lembaga yang akan membuka cabang gereja baru atau mengajarkan ajaran-ajaran baru. Tapi selanjutnya mereka tertarik karena mereka menemukan apa yang sedang atau lama mereka tunggu-tunggu dan cari-cari, ajaran dan dunia tafsiran Alkitab yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya di antara siswa secara interdenominasi. STRIJ dapat dimulai di satu tempat karena ada orang-orang setempat yang mengerti akan kebutuhan dan sangat terbeban. Respon awal pada umumnya adalah antusias yang berjarak.

P: Kami pernah mendengar kalau sekolah theologi untuk awam menjadi ujung tombak dari cabang-cabang GRII di seluruh Indonesia. Apakah Bapak dapat menjelaskan artinya ini?

R: Sederhana saja. Mimbar yang sangat diutamakan oleh pelayanan Pdt. Stephen Tong dan cabang-cabang Mimbar Reformed Injili selalu menyajikan sekaligus mengajak jemaat untuk ikut menikmati dengan limpah studi lanjutan mimbar di kelas-kelas dengan tema-tema yang lebih teliti dan menyeluruh.

P: Bagaimana signifikansi STRIJ di dalam zaman ini?

R: Tentu gereja yang kuat akan ditopang oleh jemaat dan penatua atau pemimpin-pemimpin bagaikan stulos-stulos (tiang-tiang penopang) yang kuat, karena studi dan pemahaman Firman yang solid. Di sini STRIJ yang menggeliat terus-menerus diharapkan untuk memimpin kebutuhan tersebut dan menyajikan keserasian studi.

P: Untuk ke depan, apakah rencana selanjutnya untuk STRIJ?

R: Mutu dan keharmonisan kehadirannya kiranya menjadi rencana berbenah diri terus-menerus guna memimpin setiap generasinya untuk rindu dan bahagia mengikuti kelas-kelas cerdas imannya. Seperti rencana membuka di Indonesia bagian Timur dan studi selevel S1 atau D4. Allah Tritunggal yang patut selalu dan selamanya menerima segala buah pelayanan ini.