Pada tanggal 23 dan 24 September 2005 yang lalu Persekutuan Pemuda GRII Singapura mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) untuk pemuda dan remaja dengan judul “What does it profit a man if he gains the whole world but loses his own soul?” Dalam liputan ini saya sebagai panitia ingin membagikan bukan hanya laporan namun juga proses dan liku-liku penyertaan Tuhan sepanjang perencanaan KKR ini. Semoga Saudara pun bisa turut rindu untuk berjuang mengabarkan Injil di manapun Saudara berada.
Ide untuk mengadakan KKR sudah lama kami (pengurus Pemuda) pikirkan. Kami mencetuskan ide KKR karena merindukan suatu even di mana Injil diberitakan dengan leluasa, tidak hanya melalui acara kebersamaan seperti City Tour yang setiap tahun kita adakan untuk menjangkau mahasiswa baru. Kami pun merasa dalam zaman ini arus pemikiran zaman seperti postmodernisme mulai banyak mempengaruhi pemikiran pemuda-pemudi. Beban ini mulai digumulkan dalam doa dari sie PI, lalu diangkat ke seluruh pengurus Pemuda, kemudian ke pengurus GRII Singapura dan para hamba Tuhan. Setelah semuanya mendoakan dan memberikan restu, kami pun melangkah dengan gentar tapi beriman untuk maju dalam perencanaan KKR.
Panitia KKR adalah pengurus Pemuda sendiri. Walaupun tahu bahwa akan terasa berat, kami yang telah berkomitmen melayani di Persekutuan Pemuda rindu untuk mengerjakan KKR ini bersama. Banyak hal yang kami tidak tahu karena ini adalah pertama kalinya kami mengadakan KKR. Berapa jumlah target peserta? Kita mentargetkan 350 peserta per hari sesuai dengan kapasitas True Way Presbyterian Church yang kami sewa. Apa judul KKR ini? Sampai sebulan sebelum tanggalnya, kami masih belum sreg dengan segala usulan tema yang ada. Bagaimana publikasi? Jumlah pemuda yang biasa hadir dalam persekutuan sekitar 50 orang. Ini berarti satu orang pemuda perlu mengajak tujuh orang. Masih banyak lagi hal-hal yang adalah tanda tanya besar bagi kami. Bersyukur ada bimbingan dari Pdt. Amin Tjung, yang memberikan pandangan dan pertimbangan praktis dalam perencanaan. Satu demi satu, selangkah demi selangkah Tuhan membukakan jalan, dan kami semakin sadar bahwa kami harus sungguh-sungguh bersandar hanya kepada Tuhan. Setelah mempersiapkan sebaik mungkin tibalah saatnya kami melihat pekerjaan Tuhan.
Hari pertama KKR adalah Jumat malam. Cuaca baik. Pelayan semua siap. Orang pun berdatangan. Hari itu yang datang 146 orang. Ruangan yang besar itu terasa sangat kosong apabila dibandingkan dengan kebaktian di tempat yang sama setiap hari Minggu. Namun demikian kami tetap bersukacita melihat wajah-wajah yang kami kenal dan yang baru yang boleh datang. Pujian dinyanyikan dengan semangat, juga ada skit yang mempertanyakan arti hidup, dan kemudian Pdt. Amin Tjung berkhotbah. Dalam khotbahnya Pak Amin mengajak pendengarnya untuk tidak menyia-nyiakan hidup dalam pengejaran kepuasan yang sia sia. Dalam akhir hidup kita ada penghakiman. Tuhan itu sungguh ada. Neraka itu sungguh ada. Dan di antara semua agama yang menawarkan cara mendapatkan keselamatan, hanya di dalam Kristus kita mendapatkan jaminan yang pasti. Di akhir khotbahnya beliau menantang orang untuk percaya kepada Kristus dan memberikan komitmen sepenuhnya. Belasan orang mengangkat tangan dan maju.
Hari kedua KKR adalah Sabtu siang. Cuaca baik. Yang datang hari ini lebih banyak yaitu 162 orang. Acara dibuka dengan Q & A session. Banyak orang memberikan pertanyaan sehubungan dengan iman dan kehidupan kristen. Yang menjawab adalah Pdt. Billy Kristanto dan Pdt. Amin Tjung secara bergantian. Setelah itu koor mempersembahkan pujian “God and God Alone” yang menyatakan hanya Tuhan yang layak menerima pujian dari seluruh semesta alam. Firman Tuhan disampaikan oleh Pak Billy. Beliau menyatakan bahwa Yesus begitu keras menuntut murid-murid-Nya untuk harus menyangkal diri dan memikul salib. Namun demikian, ternyata harga yang harus dibayar jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan hidup tanpa pimpinan Tuhan. Karena jika hidup menolak Kristus harga yang harus dibayar adalah kehilangan jiwanya sendiri, yang justru adalah yang paling berharga dalam hidup ini. Pada saat tantangan diberikan belasan orang mengangkat tangan mengambil komitmen. Setelah selesai kebaktian, para peserta menikmati snack yang telah disediakan di luar ruangan sambil berkenalan dan beramah-tamah. Panitia berkumpul dan berdoa mengucap syukur untuk berkat Tuhan yang sudah diberikan melalui KKR ini dan mendoakan orang-orang yang telah mengambil keputusan. Tak terasa, KKR sudah selesai. Ternyata waktu sangat cepat berlalu.
Melihat ke belakang, saya disadarkan oleh Tuhan betapa kaya cara Tuhan bekerja. Tadinya saya penuh dengan kekuatiran, namun sekarang saya penuh dengan kelegaan. Lega bukan karena sebuah ‘big project’ sudah selesai dan sekarang bisa lebih santai, melainkan karena Tuhan telah menyatakan kemuliaan-Nya dan saya terhibur telah menjadi bagian dalam proses itu. Semua yang Tuhan kerjakan baik adanya. Saya belajar bagaimana beriman, berkorban, dan berani dalam pelayanan. Jiwa-jiwa telah mendengar firman Tuhan. Telah terjalin hubungan kepercayaan antara setiap pengurus dan pelayan yang sama-sama sehati berjuang. Ayat tema itu telah berbicara dalam hati saya melalui khotbah yang diberikan. Biarlah dalam semua pelayanan dan kehidupan kita Tuhan dimuliakan, Yesus Kristus diberitakan, dan Roh Kudus bekerja. Praise the Lord.