Dua tahun yang lalu, Singapura melihat Gospel Rally 2008 diadakan dan bagaimana Tuhan telah bekerja memanggil anak-anak-Nya. Pada minggu yang lalu, tepatnya tanggal 17 – 21 November 2010, Singapura kembali mendapat kesempatan untuk mendengarkan kebenaran firman Tuhan melalui Gospel Rally 2010 yang diadakan oleh Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI). Bertempat di Singapore Indoor Stadium, Kallang, Singapore Gospel Rally yang bertema “The Power of Faith” ini diadakan selama lima hari berturut-turut.
Setiap sesi dibawakan oleh Pdt. Stephen Tong dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya. Beliau memulai dengan menjelaskan tentang apa itu iman dan membawa audience kepada pengertian yang benar akan iman itu sendiri. Beliau kemudian melanjutkan dengan topik tentang kepada siapa kita harus beriman dan bagaimana objek iman kita menentukan value dari iman kita. Pdt. Stephen Tong juga memaparkan tentang wahyu umum, yang Tuhan karuniakan kepada setiap manusia, sebagaimana Tuhan “menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5:45) dan wahyu khusus yang telah digenapi di dalam Tuhan Yesus. Beliau juga memaparkan bagaimana sepanjang hidupnya, dengan segenap hati beliau beriman kepada Tuhan dan bagaimana Tuhan telah sungguh-sungguh menyertai setiap hal yang beliau kerjakan untuk kemuliaan nama Tuhan. Setiap hari firman diberitakan secara progresif, sedikit demi sedikit membawa pendengar dari pengertian yang lebih bersifat umum kepada pengenalan yang sejati akan Tuhan Yesus dan bagaimana kita harus beriman kepada Dia sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Melalui Gospel Rally ini, para pendengar sungguh-sungguh diberkati dengan firman Tuhan yang menyerukan kebenaran, di mana pada zaman ini Gospel Rally yang diadakan kebanyakan mengelu-elukan kesembuhan ilahi dan menekankan pada mujizat serta kesuksesan. Selama lima hari, Pdt. Stephen Tong dengan tanpa kompromi memberikan kebenaran Firman yang sejati. Pada tiga hari pertama, respons para pendengar masih terasa sedikit dingin dan skeptis. Setelah tiga hari pertama berlalu, mungkin ada sebagian kita yang bertanya-tanya apakah Firman yang diberitakan dapat sungguh-sungguh tertanam dalam hati orang-orang yang mendengarnya? Jangan-jangan kita sendiri pun mulai berpikir skeptis? Meskipun demikian, Pdt. Stephen Tong tetap dengan setia memberitakan Firman, dengan semangat yang sama, dan (saya percaya) dengan kesabaran, doa, dan kasih terhadap setiap pendengarnya.
Pada hari keempat, Firman kembali diberitakan dan Tuhan sendiri yang membukakan dan melembutkan hati orang-orang yang telah mendengar Firman. Pada saat altar call, banyak orang yang merespons untuk menerima Tuhan sebagai Juruselamat. Hati saya sungguh terenyuh. Tiga hari Firman diberitakan dan tiga hari sudah cukup untuk membuat, paling tidak, saya mulai menjadi ragu. Tetapi hamba-Nya yang setia tetap menjalankan panggilan Tuhan dan memberitakan firman-Nya dengan tajam dan tegas. Akhirnya kita dapat melihat bahwa hanya dengan kuasa dan anugerah Tuhan sajalah hati manusia akan berespons kepada-Nya. Pada hari terakhir, Pdt. Stephen Tong melontarkan tantangan kepada para pendengar di dalam Singapore Indoor Stadium tersebut untuk membakar hati mereka agar kembali berkobar dan bekerja bagi Kerajaan Tuhan di Singapura.
Selain orang-orang Singapura sendiri, juga banyak orang-orang yang berasal dari Cina (PRC) yang hadir dalam Gospel Rally Singapura tahun ini. Di negara asal mereka, orang-orang Cina tersebut tidak dapat mendengarkan Injil dengan bebas. Namun, dengan anugerah-Nya Tuhan memberikan mereka kesempatan untuk mendengarkan Injil di Singapura pada saat itu, dan tidak sedikit tangan-tangan yang teracung ketika Pdt. Stephen Tong bertanya siapa yang sudah pernah mendengarkan firman yang dibawakan oleh Pdt. Stephen Tong melalui kaset maupun VCD yang beredar di Cina. Mereka mungkin tidak pernah bertemu beliau secara langsung karena akses kepada Injil di negara tirai bambu tersebut mungkin seakan diborgol, namun melalui hal ini kita dapat melihat bahwa berita Injil tidak terikat dan tidak mungkin dibatasi oleh manusia. Puji Tuhan karena kehausan mereka akan mendengarkan Firman yang sejati dapat dipenuhi melalui Gospel Rally ini. Selain itu, banyak juga pendengar-pendengar yang berasal dari negara-negara lain seperti Indonesia, Malaysia, India, dan lain sebagainya. Kita bersyukur bahwa berita Injil dapat disebarluaskan kepada manusia meskipun ada perbedaan budaya, bahasa, maupun suku bangsa. Kita sepatutnya bersyukur dan dengan gentar mengerjakan pekerjaan yang mulia ini selama Dia masih mengizinkan manusia berbagian di dalamnya.
Pada akhirnya kita dapat melihat pekerjaan Tuhan yang luar biasa bagi setiap orang yang terlibat dalam acara ini. Kita hanya dapat takjub melihat Tuhan yang membongkar pola pikir orang-orang Singapura yang telah tercemar oleh dosa menjadi orang-orang yang percaya dan takut akan Tuhan. Kita dapat menyaksikan begitu banyak orang yang menerima Tuhan Yesus dan juga orang-orang Kristen yang rindu untuk diperbaharui dan berjanji dengan segenap hati mengikut Tuhan. Bahkan tidak sedikit anak-anak muda yang menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan. Kiranya Tuhan sendiri yang akan meneguhkan dan membimbing setiap orang yang telah berespons sehingga mereka dapat senantiasa melayani dan memuliakan Tuhan dalam hidup mereka.
Dengan berakhirnya Gospel Rally Singapura 2010 ini apakah berarti pemberitaan firman Tuhan sudah selesai? Ataukah ketika kita berusaha menginjili keluarga atau teman kita, dan ketika mereka tidak memberikan respons positif lantas kita merasa hal tersebut menjadi tidak mungkin? Jika demikian, semoga Tuhan dapat kembali menegur dan menguatkan kita saat menjalankan penginjilan pribadi kita masing-masing. Biarlah kita belajar untuk bersabar menanti buah penginjilan dan tetap setia dalam ladang penginjilan. Karena “… iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17). Biarlah kita yang sudah menerima berkat yang demikian berlimpah boleh terus didorong untuk memberitakan Injil-Nya demi kemuliaan nama-Nya. Soli Deo Gloria.
Mellisa Gunawan
Redaksi Desain PILLAR