Menyaksikan Allah Bekerja

Haduhhh… KKR lagi… Cape lagi dehUdah sibuk kerja, harus ngurusin KKR lagi…” atau “Sering-sering aja KKR… Gua sih asli cape loh…” – Ini adalah keluhan yang mungkin pernah kita dengar atau mungkin kita sendiri lontarkan dalam hati setiap ada KKR.

Mungkin kita sudah “terbiasa” mendengar istilah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), berhubung setiap tahun kita menyelenggarakannya secara regional. Bagi sebagian kita malah mungkin merasa bosan karena kesibukan-kesibukan yang terjadi setiap KKR berlangsung. Lambat laun, api semangat kita pun mulai pupus.

Bagi setiap kita yang merasa bosan, lelah, malas, dan tidak termotivasi untuk pelayanan KKR, justru sebenarnya kita gagal di dalam beberapa aspek kerohanian kita:

1.    Hubungan pribadi kita dengan Tuhan rusak. Dalam hal ini, kita gagal menyadari cinta kasih Tuhan yang begitu besar bagi setiap kita yang ditebus. Oleh karena itu, kita tidak merasa perlu untuk membalas cinta Tuhan; untuk mengambil bagian di dalam pelayanan agung yang telah Tuhan persiapkan untuk setiap umat-Nya. Hubungan pribadi kita dengan Tuhan justru menjadi landasan yang sangat penting dari cara dan sikap kita hidup. Iblis tidak bisa mencabut keselamatan yang kita terima melalui karya Kristus, tapi dia tidak tinggal diam dan mencoba berbagai macam cara untuk membuat setiap umat Tuhan mempunyai hubungan yang tidak intim dengan Tuhan dan menghambat pelayanan yang dilakukannya.

2.    Kita gagal melihat pekerjaan Tuhan yang luar biasa. Setiap umat Tuhan diberikan peran secara spesifik untuk membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Bagi kita yang enggan mengambil bagian di dalam pelayanan, sebenarnya sedang mengalami kerugian besar. Di dalam penginjilan kita dapat kesempatan melihat banyak mujizat. Terutama mujizat ketika jiwa-jiwa yang tersesat mengakui dosa-dosanya dan mengaku Kristuslah satu-satunya Juruselamat dan Tuhan dalam hidup mereka.

3.    Kita gagal mengikut ritme Allah. Sering kali kita merasa tidak perlu mengadakan penginjilan melalui KKR begitu sering. Tapi ini justru menandakan kalau kita tidak mengerti ritme Tuhan Allah. Begitu banyak umat Allah yang belum mendengar Injil, tapi kita tidak mau menginjili. Waktu hidup kita sangat sedikit dan kita, setiap umat Tuhan, hanya memiliki 2 pilihan: bekerja bagi Tuhan atau menyia-nyiakan hidup. Pada akhirnya, kita pun akan dihakimi berdasarkan perbuatan kita. Sudahkah kita mengerjakan apa yang Tuhan telah percayakan di dalam hidup kita?

Di dalam hidup kita sebagai umat Tuhan, sangat penting untuk dapat merefleksikan kasih Tuhan dalam hidup kita sebagai dasar hubungan kita dengan-Nya. Jangan sampai kita gagal dan kasih kepada Tuhan menjadi luntur. Dengan begitu kita akan memiliki hati di dalam pekerjaan Tuhan.

Kita juga perlu melihat setiap kesempatan KKR sebagai suatu kesempatan yang istimewa yang sungguh sayang bila dilewatkan. Kesempatan untuk dapat bertumbuh melalui pelayanan, dan kesempatan untuk dapat melihat pekerjaan Tuhan di muka bumi melalui pekabaran Injil yang kita lakukan.

KKR Jumat Agung Singapura 2009

Dalam KKR Jumat Agung kali ini, saya bersyukur diberi kesempatan untuk mengambil kesempatan dalam Humas dan konselor. Dengan gentar kami menjalankan publikasi KKR. Dalam KKR kali ini, kami lebih memfokuskan publikasi kepada jaringan personal dan jaringan dengan gereja-gereja Indonesia lain di Singapura. Selain itu, kami membagi-bagikan undangan di rumah sakit dan daerah turis-turis Indonesia tinggal. Pembagian undangan di airport dan seaport kami lakukan beberapa hari sebelum KKR. Kami juga bersyukur karena Tuhan menggerakkan jemaat untuk mengajak teman, kolega, ataupun keluarga mereka untuk hadir di dalam KKR ini. Kami semua tidak tahu berapa jiwa yang akan datang tetapi kami hanya menyadari kalau kami harus setia dalam menjalankan pelayanan ini.

Sungguh kami merasakan bagaimana Tuhan memimpin seluruh rangkaian acara tersebut. Dimulai dari puji-pujian yang jemaat naikkan, sudah merupakan puji-pujian yang penuh haru dan khusuk. Kemudian kami mendengarkan choir yang melantunkan “Messiah” karya G. F. Handel. Setelah itu, kami menerima Perjamuan Kudus yang mengingatkan kami pada penderitaan Kristus. Sampai pada puncaknya kami menerima firman Tuhan. Kami sungguh dikuatkan dari firman Tuhan yang kami dengar.

Puji Tuhan, Dia mempercayakan kurang lebih 1.000 jiwa untuk mendengar Injil dan 55 orang di antaranya mengambil keputusan untuk menerima Kristus/memperbarui komitmen mereka maupun menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan penuh waktu.

 

Dharmawan Tjokro

Redaksi Umum PILLAR