Pada masa gereja mula-mula (33-325AD), orang Kristen mengalami kesulitan untuk menerima kumpulan tulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai tulisan yang konsisten. Bahkan ada beberapa golongan Kristen yang menolak tulisan Perjanjian Lama atau sebaliknya Perjanjian Baru, mengklaim bahwa mereka bukanlah tulisan yang diinspirasikan dari Allah disebabkan oleh interpretasi yang mengacu pada kontradiksi antara keduanya. Salah satunya yaitu pribadi Allah yang penuh murka pada Perjanjian Lama dan Allah yang penuh kasih di Perjanjian Baru. Origen (185-254AD), seorang tokoh akademik pada masa itu memberikan sumbangsih sebuah tulisan berjudul Hexapla, sebuah karya besar pada masa itu yang menjadi suatu basis baru bagi orang Kristen zaman itu dalam penginterpretasian Pernjanjian Lama. Dengan adanya Hexapla, orang Kristen mulai menghargai dan melihat kontinuitas dan kesetaraan serta kepentingan dari kedua kumpulan tulisan tersebut.
( Disadur dari The History of Christianity: A Lion Handbook )