Selama berabad-abad, para theolog mencoba mengadopsi banyak kata dalam usaha untuk mengekspresikan pewahyuan Allah tentang diri-Nya sebagai satu Substansi yang memiliki tiga Pribadi. Misalnya, prosopon, hupostasis, dan trias. Tetapi kata-kata tersebut tidaklah memadai. Sampai akhirnya, seorang theolog bernama Tertulian (145 – 220 AD) menciptakan sekitar 590 kata benda baru, 284 kata sifat baru, dan 161 kata kerja baru untuk membantu menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-konsep yang ditemukan dalam Alkitab, konsep yang karena kompleksitasnya membutuhkan terminologi baru untuk dimengerti. Kata ‘Trinity’ adalah istilah yang pertama kali dicetuskan oleh Tertulian sekitar 200 AD, berasal dari bahasa Latin yaitu Trinitas, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Tritunggal (Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus). Selama bertahun-tahun kemudian, kata Trinity diterima sebagai kata interpretif untuk menggambarkan Allah dalam Alkitab dan secara resmi diterima gereja di Council of Nicaea pada tahun 325 AD.
(diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Trinity)