Liputan Kegiatan STEMI dan GRII di Jakarta dalam menyambut Paskah 2006

Pada awal tahun ini, STEMI mencanangkan seluruh tahun 2006 untuk memfokuskan penginjilan kepada anak-anak dan remaja. Mengapa anak-anak dan remaja? Karena mereka merupakan masa depan dari bangsa dan gereja. Seorang remaja yang bertobat dan menerima panggilan Tuhan 49 tahun yang lalu, telah mengubah sejarah dengan memulai Gerakan Reformed Injili yang menjadi suatu gerakan yang sangat penting dalam menentukan sejarah keKristenan di dunia saat ini. Itulah kisah singkat dari seorang hamba Tuhan yang dipakai luar biasa oleh Tuhan, Pdt. Dr. Stephen Tong. Hal demikian juga dialami oleh banyak hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan, dimana panggilan itu mereka dapatkan dan responi pada masa remaja mereka.

Bulan April adalah bulan yang sangat penting untuk umat Kristiani, karena Paskah 2006 jatuh di bulan ini. Bagi Gerakan Reformed Injili, Paskah merupakan event yang sangat penting dibandingkan event-event yang lain, karena makna dari Paskah itu sendiri, yaitu kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, merupakan core dari iman Kristen.

Untuk merayakan Paskah, Gerakan Reformed Injili mengadakan pesta rohani besar-besaran yang berupa penginjilan massal atau yang sering kita kenal dengan nama Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Tahun ini, STEMI mengadakan KKR Regional yang diutamakan untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di 7 tempat (Regional) di JaBoDeTaBek. Pada rangkaian KKR Regional di JaBoDeTaBek ini, juga diadakan sesi khusus untuk para guru yang mendampingi para siswa ke KKR tersebut. Tujuan dari sesi ini adalah untuk membagikan visi Gerakan Reformed Injili dan menekankan pentingnya pendidikan agama Kristen dengan doktrin yang benar bagi siswa/i tersebut. Pada hari Paskah, tanggal 16 April 2006, GRII juga mengadakan KKR Paskah Pemuda di Tennis Indoor Senayan Jakarta. Selain JaBoDeTaBek, juga banyak KKR diadakan di tempat-tempat lain seperti Singapura, Surabaya, Medan, Lampung, dan lain-lain, sehingga total di bulan April dan Mei ini saja STEMI dan GRII telah mengadakan 18 KKR di JaBoDeTaBek, belum terhitung yang diadakan di luar JaBoDeTaBek dan luar Indonesia.

Rangkaian KKR Regional di wilayah Jakarta ini sebenarnya telah dirintis sejak tahun 2004 (setelah KKR Jakarta 2003 di Stadion Utama Gelora Bung Karno) dimana setelah didoakan, lalu diputuskan untuk mengadakan KKR Regional untuk menjangkau siswa-siswa yang tidak terjangkau dalam KKR se-Jabotabek yang diadakan setiap tahun. Dimulai dengan KKR Paskah di Cengkareng dan Pluit (2004) dan KKR Cengkareng dan Grogol (2005).

Target untuk menjangkau 20.500 orang melalui KKR Regional di 7 wilayah di JaBoDeTaBek ini, dinilai sebagai pekerjaan yang cukup berat dan cukup besar. Akan tetapi, mengingat jumlah penduduk di JaBoDeTaBek yang mencakup 13 juta jiwa, angka 20.500 adalah merupakan angka yang sangat kecil (hanya 0.15%).

Sesuatu yang sangat menarik di dalam KKR Regional ini adalah ’keajaiban’ di zaman ini, di mana Firman, tanpa embel-embel lainnya seperti musik yang menarik, janji penyembuhan, penampilan artis-artis populer dan lain-lain, masih dapat menjadi faktor penarik bagi anak-anak dan remaja untuk mengikuti rangkaian KKR ini. Dengan ’hanya’ Firman dapat membuat banyak peserta baik muda maupun tua mau maju menerima panggilan untuk bertobat atau menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan. Suatu suasana yang sangat mengagumkan dan mengharukan karena Tuhan masih mengizinkan gerakan ini mengambil bagian dalam menggenapkan rencana Tuhan di zaman ini.

Hal lainnya adalah bahwa para pembawa Firman adalah para pendeta dan penginjil yang masih muda dan hal ini juga menunjukkan bahwa Tuhan telah membangkitkan sekelompok orang untuk melanjutkan tongkat estafet gerakan ini dari tangan Pdt. Dr. Stephen Tong. Beliau pernah mengatakan bahwa bila sebuah gerakan berkenan di hadapan Tuhan, Tuhan tidak akan memindahkan kaki dian dari gerakan itu, tetapi apabila pada waktunya sebuah gerakan tidak lagi berjalan sesuai dengan ritme dan arah Roh Kudus, kaki dian akan dipindahkan dan apabila hal itu terjadi, merupakan hal yang sangat menyedihkan. Kiranya tongkat estafet itu dapat tetap dilanjutkan dari zaman ke zaman dan kaki dian itu tetap ada di dalam Gerakan Reformed Injili.

Sebuah catatan penting dengan adanya KKR Regional tersebut, banyak sekali jemaat yang terlibat di dalamnya, terutama panitia lokal yang berasal dari jemaat GRII/MRII/PRII. Suatu hal yang sangat menggembirakan dengan melibatkan banyak jemaat di dalam pelayanan dan menambah pengertian mereka dengan menyaksikan sendiri akan signifikansi dan pentingnya Gerakan Reformed Injili di dalam zaman ini. Jadi tongkat estafet yang dilanjutkan bukan hanya oleh para hamba Tuhan yang membawakan Firman di dalam rangkaian KKR Regional ini, tetapi juga oleh para jemaat di dalam semangat untuk melakukan penginjilan.

Pada akhir rangkaian KKR diperoleh data bahwa orang-orang yang dijangkau ada sekitar 18.300 orang yang berasal dari sekitar 440 sekolah di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok. Apakah hasil ini merupakan hasil yang dapat dibanggakan? Dari evaluasi panitia, hal ini bukanlah hal yang dapat dibanggakan. Meskipun telah menjangkau kira-kira 18,000 jiwa, tetap tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Dalam bahasa Yunani, dosa adalah Hamartia, yang artinya ”miss the target”. Jadi melenceng dari target yang ditetapkan adalah dosa. Mengapa panitia yang telah bekerja dengan keras ini ”diizinkan” oleh Tuhan untuk melenceng dari target? Apa yang akan terjadi bila panitia mencapai atau bahkan melewati target yang ada? Sifat dasar manusia akan menyatakan bahwa ini adalah merupakan hasil kerja keras dari panitia dan akan berbangga dengan hasil ini, sehingga akan mencuri kemuliaan Allah. Hal ini diizinkan supaya kita sadar bahwa kita tidak dapat sombong, tetapi tetap bergantung kepada Allah dan kita harus berusaha lebih keras lagi dalam kesempatan berikutnya. Soli Deo Gloria.

Adhya Kumara dan Yesaya Ishak

Redaksi PILLAR

Pemuda GRII Pusat