Nasihat yang Pertama

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk
semua orang. (1Tim. 2:1)

Nasihat ini diberikan oleh Paulus kepada Timotius yang sedang berada di Efesus. Gereja di Efesus pada
saat itu sedang mengalami serangan dari guru-guru palsu. Guru-guru tersebut mengajarkan “ajaran
lain” (1Tim. 1:3) dan karena berpegang pada ajaran palsu, mereka memperlihatkan praktik hidup yang
menyeleweng, Kristen palsu. Hal ini digambarkan oleh Paulus dalam pasal pertama. Mereka yang
menolak ajaran yang sejati akan berakhir sepeti Himeneus dan Aleksander yang Paulus serahkan kepada
Iblis.

Apa yang harus Timotius lakukan sebagai seorang yang tinggal dan melayani di tengah-tengah guru
palsu? Pada pasal kedua, Paulus mulai menunjukkan praktik hidup yang merupakan buah dari ajaran
yang sejati. Apa buah dari ajaran sejati? Cukup mengejutkan bagi saya ketika mengetahui bahwa yang
pertama-tama Paulus tuntut dari Timotius bukan menambah jumlah kebaktian, atau KKR, tetapi berdoa
syafaat. Sebagai bukti bahwa Timotius adalah seorang penganut ajaran yang sejati, dia harus berdoa
bagi keselamatan semua orang. Itulah ekspresi dari iman. Kita dapat menguji diri kita untuk mengetahui
apakah praktik hidup kita sudah mengekspresikan iman kita terhadap ajaran sejati itu.

Lebih jauh lagi, jika Paulus meminta Timotius untuk menunjukkan dirinya sebagai hamba kebenaran
melalui berdoa syafaat, bagaimana dengan kita? Apa yang menjadi kontras praktik hidup kita dengan
orang-orang di sekitar kita yang belum percaya? Jawaban Paulus: Pertama-tama adalah doa syafaat.
Praktik doa syafaat adalah salah satu identitas orang Kristen sejati. Kita tidak dapat membayangkan
orang yang mengaku Kristen tetapi tidak pernah berdoa syafaat.

Kapankah terakhir kali Anda berdoa syafaat? Mulailah sekarang, dan tunjukkan dengan perbuatan
bahwa kita adalah pengikut ajaran sejati.