Mendidik suatu generasi bukan pekerjaan yang mudah. Mendidik suatu generasi untuk menjadi orang Kristen adalah pekerjaan yang sangat sulit. Mendidik suatu generasi untuk dapat menjadi generasi yang takut akan Tuhan, rajin menginjili, menjaga kekudusan, membela kebenaran, dan menjadi laskar Kristus adalah pekerjaan yang hampir impossible. Tetapi, inilah misi yang diberikan Tuhan kepada Gerakan Reformed Injili. Dengan bersandar penuh pada pimpinan Tuhan, bahwa Tuhan akan melengkapi segala kebutuhan, dapatdikatakan setengah nekat mau menjalankan sebuah rangkaian acara besar yang mengundang ribuan pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia untuk hadir di Jakarta di dalam sebuah Konvensi Injil Nasional.
Rangkaian acara Konvensi Injil Nasional (KIN) dimulai dari tahun 2013 yang diadakan khusus untuk hamba Tuhan dari seluruh Indonesia. Setelah itu, pada tahun 2014 untuk Guru Sekolah Minggu dan Guru Pendidikan Agama Kristen. Dan terakhir pada tahun 2015 untuk Remaja di bulan Juni dan Pemuda Mahasiswa di bulan Agustus.
Sejak KIN 2013, panitia sadar akan besarnya tantangan yang harus dihadapi dalam mengadakan acara ini. Mulai dari publikasi untuk menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, sehingga publikasi pun mulai dijalankan beberapa bulan sebelum KIN diadakan. Kesulitan dalam pendanaan juga sangat dirasakan, karena banyak peserta baik para hamba Tuhan, guru-guru, maupun remaja dan pemuda yang berasal dari pelosok-pelosok Indonesia yang rindu untuk mengikuti acara ini namun tidak memiliki biaya yang cukup dikarenakan biaya transportasi yang tidak murah. Dengan beriman, berdoa, dan bekerja, panitia dapat menyediakan subsidi untuk para peserta yang mengalami kesulitan biaya ini. Panitia juga harus mengumpulkan data, meng-input, menyeleksi, dan memproses data peserta yang memerlukan waktu berbulan-bulan lamanya sebelum acara itu sendiri dimulai. Namun, seluruh panitia melayani dengan sukarela dan sukacita karena semua itu dikerjakan untuk kemuliaan Tuhan saja.
Di dalam tahun 2015 ini, KIN diadakan dua kali, yaitu untuk Remaja pada tanggal 24-28 Juni 2015, dan untuk Pemuda Mahasiswa pada tanggal 4-9 Agustus 2015. Mengapa harus dua kali? Karena para remaja dan pemuda mahasiswa memiliki pola pikir yang berbeda, sehingga cara penyampaian firman Tuhan harus berbeda. Selain itu, juga dikarenakan masa libur para remaja (SMP dan SMA) berbeda dengan masa libur para mahasiswa. Tetapi dengan diadakan dua kali, tentu pekerjaan menjadi dua kali lebih berat. Namun, remaja dan pemuda yang dapat dijangkau juga menjadi dua kali lipat lebih banyak. Dua kali lipat pemuda dan remaja yang datang untuk dibentuk karakternya, diisi dengan kebenaran firman Tuhan, ditegakkan imannya, diarahkan moralnya, sehingga hidup mereka dapat dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Pada akhirnya, 6.000 orang lebih remaja dan pemuda yang telah hadir, dan banyak dari mereka yang bersaksi bahwa mereka telah mendapatkan berkat dan pulang ke kota asal mereka dengan membawa semangat baru dalam belajar firman Tuhan, mencari kebenaran, dan belajar menginjili melalui KIN 2015 ini.
Pada tanggal 3 Agustus, para peserta sudah mulai berdatangan dari berbagai tempat di Indonesia. Ada yang menggunakan pesawat terbang, ada yang menggunakan bus, bahkan kereta api. Kehadiran para peserta di RMCI langsung disambut oleh panita dengan pendaftaran ulang. Acara dimulai pada tanggal 4 Agustus dan dibuka oleh Pdt. Antonius Un yang membawakan sesi pleno pertama serta Pdt. Dr. Stephen Tong yang menyambut peserta di dalam kebaktian pembukaan tersebut. Pada hari kedua sesi-sesi diisi oleh para hamba Tuhan seperti Vik. Maria Mazo, Pdt. Ivan Kristiono, Sdr. Ivan A. Raharjo, Vik. Jethro Rachmadi, Vik. Titus Ndoen, dan Pdt. Sutjipto Subeno. Hari ke-3 dilanjutkan oleh Pdt. Hendra Wijaya, Pdt. Billy Kristanto, Vik. Jadi S. Lima, Vik. Maya Sianturi, Vik. Eko Aria, dan Pdt. Budy Setiawan. Hari ke-4 dilanjutkan oleh Pdt. Aiter, Vik. David Tong, Pdt. Benjamin F. Intan, Vik. Calvin Bangun, dan Vik. Edward Oei. Dan sesi-sesi pada hari ke-5 dibawakan oleh Vik. Johanis Putratama, Pdt. Agus Marjanto, Vik. Jimmy Pardede, dan Pdt. Rudie Gunawan. Selain hamba-hamba Tuhan tersebut, Pdt. Dr. Stephen Tong membawakan sesi pleno setiap hari di siang dan malam hari. Total terdapat 25 sesi selama 6 hari untuk mengisi peserta. Hal ini tentu sangat melelahkan bagi para hamba Tuhan, panitia, maupun peserta, namun berkat yang Tuhan berikan juga sangat limpah.
Pada hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 2015, malam harinya diadakan sebuah KKR Pemuda. Selain dihadiri oleh peserta KIN Pemuda, KKR ini juga dihadiri oleh sekitar 5.000 pemuda-pemudi dari seluruh penjuru kota Jabodetabek. Total sekitar 8.000 orang hadir di Lapangan Parkir Barat, PRJ Kemayoran, untuk dibangkitkan kembali imannya melalui KKR ini.
Melalui seluruh KIN dalam beberapa tahun ini, kita telah melihat bahwa Tuhan terus bekerja dan memimpin. Tuhan mencukupi segala kebutuhan kita di dalam mengerjakan pekerjaan-Nya di dalam dunia ini. Di dalam setiap acara KIN, hal ini pun kita rasakan. Setiap hari selalu ada anugerah Tuhan yang kita lihat, rasakan, pelajari, dan syukuri. Tuhan telah memimpin segala sesuatu sempurna sesuai kehendak dan waktu-Nya, walaupun terkadang tidak seperti apa yang kita rencanakan atau pikirkan. Yang kita pikir tidak mungkin untuk dikerjakan, bagi Tuhan itu mungkin, asalkan segala sesuatu dikerjakan dengan motivasi yang sungguh-sungguh hanya untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memegahkan diri. Kita tidak tahu apakah Tuhan akan memimpin untuk diadakan KIN berikutnya atau tidak. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tetapi yang terpenting adalah bahwa kita terus bersandar pada Tuhan, bertekun dalam pekerjaan-Nya, peka kepada pimpinan-Nya, dan berani berespons terhadap panggilan-Nya sepanjang kita hidup.
Adhya Kumara
Redaksi Pelaksana PILLAR
Kesaksian dari peserta KIN 2015 dapat dibaca di website
http://pemuda.stemi.id/