Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Natal sering kali identik dengan gembala dan orang-orang majus yang datang mencari Yesus. Namun kisah Natal dalam Injil Matius juga mencatat seorang tokoh yang jarang ditampilkan di dalam drama Kebaktian Natal: Raja Herodes.
Herodes memerintahkan pembunuhan semua anak-anak di bawah usia dua tahun di seluruh Betlehem. Herodes memang terkenal paranoia ketika berurusan dengan takhta kekuasaannya. Ia pernah membunuh semua anggota keluarga dari dinasti sebelumnya untuk memastikan mereka tidak akan menjadi gangguan di masa depan. Istri dan tiga anaknya pun dibunuh atas perintahnya. Apalagi hanya anak-anak di kampung kecil yang tidak berharga apa-apa di matanya.
Raja Herodes menjadi suatu gambaran tipologis dari semua raja picik nan kejam di sepanjang sejarah yang menghalalkan segala cara untuk membuat takhtanya lekang dan awet. Ancaman dan desas-desus akan potensi bahaya yang mungkin menggulingkan dia dari takhtanya akan dilenyapkan seberapa pun mahal harganya. Problem ini terjadi karena orang majus datang mencari seorang raja yang baru dilahirkan kepada Herodes. Masuk akal memang mencari seorang raja yang dilahirkan di istana, tetapi rupanya mereka tidak sadar raja yang dimaksudkan oleh bintang yang membimbing mereka 1.300 km dari Timur tidaklah lahir di istana. Demikian Herodes tidaklah sadar bahwa Tuhan Allah membangkitkan seorang Raja yang sejati yang akan menjadi Juruselamat atas umat-Nya.
Seandainya orang majus mencari seorang guru spiritual atau seorang juruselamat pribadi atas masalah-masalah hidup mereka, Herodes dan seluruh Yerusalem tidak akan segempar itu. tetapi yang dicari adalah seorang raja!
Yesus Kristus lahir bukan hanya untuk menjadi Juruselamat atas dosa kita tetapi juga menjadi Raja atas seluruh hidup kita. Akar dari dosa adalah manusia tidak ingin diperintah oleh Tuhan, tidak ingin di bawah Kerajaan-Nya. Seandainya Yesus hanya datang sebagai Juruselamat atas dosa-dosa pribadi kita, maka Raja Herodes tidak perlu melakukan tindakan drastis, maka manusia berdosa pun tetap bebas berdosa dan bebas mengatur hidup mereka seenak mereka. Karena itu, seandainya Yesus bukan Raja, maka Natal juga bukan lagi Natal.
Desember 2019
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk rangkaian KKR Jumat Agung dan Paskah 2022 yang telah diadakan di beberapa kota sepanjang bulan April 2022. Bersyukur untuk kebenaran firman Tuhan yang telah diberitakan dan untuk jiwa-jiwa yang telah mendengarkan berita Injil, tentang karya penebusan Kristus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut. Berdoa kiranya Roh Kudus membimbing setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka dan memelihara iman mereka dalam menghadapi tantangan zaman ini sampai akhir hidup mereka.