Ada dua buah skenario yang dapat kita coba jalani untuk memahami apa artinya kemuliaan
Kristen. Skenario pertama adalah seperti ini: Suatu hari, presiden memilih dengan acak rakyat
yang mendapat hak untuk makan malam bersamanya. Tidak disangka, undian jatuh pada
Anda! Karena itu, datanglah Anda dengan memakai baju terbaik. Di meja makan itu, Anda
menunjukkan kelakuan dan bahasa terbaik. Segalanya sempurna pada saat itu. Makanan dan
pembicaraan di meja makan itu merupakan yang terbaik yang pernah Anda nikmati. Seusai
pertemuan itu, Anda pulang dengan hati berbunga-bunga. Itulah skenario pertama.
Skenario kedua adalah seperti ini: Suatu kali, Anda terpisah dari rombongan dan tersesat
di tengah hutan. Setelah berjalan sekian lama untuk mencari jalan keluar, Anda secara
mengagetkan bertemu dengan presiden yang juga terpisah dari para pengawalnya dan
tersesat. Anda dan presiden kemudian berjuang untuk mencari jalan keluar. Tidak hanya
itu, kalian kehausan, kelaparan, dan kedinginan bersama-sama. Kalian berbagi makanan
yang didapatkan dengan bersusah-susah. Makanannya adalah yang terburuk yang pernah
Anda makan, tetapi perlu untuk bertahan hidup. Kalian juga bersama-sama menghadapi dan
melarikan diri dari binatang buas. Akhinya, setelah berhari-hari, kalian berhasil menemukan
jalan keluar dari hutan tersebut.
Pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah: Manakah skenario yang membawa kebanggaan/
kemuliaan yang lebih ketika Anda menceritakan ulang? Saya yakin, skenario pertama lebih
menyenangkan untuk dijalankan, tetapi skenario kedua membawa kemuliaan yang lebih besar
dan lebih layak diceritakan. Mengapa demikian? Inilah rahasia besar yang dinyatakan oleh
salib Kristus: kemuliaan didapatkan karena melewati penderitaan, dan kemuliaan Kristen
yang sejati didapat karena melewati penderitaan bersama Kristus.
Jenis jalan pada skenario pertama adalah jalan kemuliaan yang tak bermediasi. Artinya, itu
adalah jalan yang mengiming-imingkan kemuliaan tanpa diperantarai oleh salib Kristus.
Sementara itu, jenis jalan pada sekenario kedua adalah jalan kemuliaan yang termediasi oleh
penderitaan bersama dengan Kristus. Jika gereja tidak berhati-hati, gereja dapat tergoda untuk
mengejar kemuliaan di jalan yang pertama, yaitu kemuliaan tanpa salib. Ini adalah gereja
yang tidak mengajarkan penderitaan salib, tetapi menekankan kesuksesan duniawi (materi)
atas nama beriman kepada Yesus.
Gereja kiranya tidak melupakan Firman Tuhan yang dinyatakan melalui Petrus: “Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya
kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu
Roh Allah ada padamu.” (1 Pet. 4:13-14)
Apakah yang lebih membanggakan dan lebih mulia daripada diberikan hak untuk menderita
bersama-sama dengan Kristus?