Dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, Yesus membandingkan Kerajaan Allah
dengan seorang penabur yang menemukan bahwa ladang yang ditaburnya dengan benih yang
baik juga menumbuhkan lalang (Mat. 13:24-30). Merenungkan kisah tentang Kerajaan Allah
ini dapat memberikan kekuatan bagi kita yang bekerja bagi Tuhan.
Pertama-tama, Allah menabur dan mengharapkan gandum, tetapi lalang ikut bertumbuh. Jika
pekerjaan Allah terkena banyak gangguan, siapakah kita yang berharap bahwa semua
pekerjaan kita harus berjalan mulus? Orang tua Kristen mungkin sudah mendidik dengan
sebaik mungkin, tetapi anak-anaknya bisa saja menjadi orang yang tidak sesuai dengan
harapan. Guru-guru Kristen mungkin sudah mengajar dengan persiapan matang, siswa tetap
mengerti dengan salah. Pendeta mungkin sudah berkhotbah dengan benar, tetapi tetap ada
jemaat yang melenceng dari jalan yang benar. Walaupun wali kota Kristen sudah memimpin
dengan jujur, anggaran daerah tetap dapat disalahgunakan oleh bawahan. Sebelum waktunya
tiba, akan ada si jahat yang menabur lalang di semua pekerjaan baik yang dilakukan oleh
anak-anak Allah. Namun, benih yang baik tetap perlu ditaburkan karena jika tiba waktunya ia
akan bertumbuh dan berbuah.
Kedua, anak-anak Allah dapat membedakan dirinya dari lalang dengan cara berbuah.
Gandum dan lalang sangat mirip dan dapat menipu mata orang awam. Pekerjaan iblis sering
kali meniru pekerjaan Allah. Namun, yang membedakan lalang dari gandum adalah ketika
sudah tiba waktunya gandum akan menunjukkan bulir-bulir buahnya. Kiranya di dalam
semua gangguan dan impitan yang dihadirkan oleh lalang, anak-anak Allah bisa bersabar dan
konsisten bersaksi dan melayani sampai akhirnya Tuhan menyatakan siapakah gandum dan
lalang.
Ketiga, Allah akan menyatakan anak-anak-Nya yang sejati dengan menjadikan mereka
“bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka” (13:43). Saat ini, banyak pihak
yang mengklaim dirinya membawa ajaran yang benar dan mewakili Allah yang benar.
Namun, nanti di akhir zaman, Allah sendiri yang akan mengonfirmasi yang mana umat-Nya
yang sesungguhnya dan yang mana yang lalang. Konfirmasi tersebut akan diberikan dengan
tidak tanggung-tanggung, bahkan “berlebihan”, yaitu dengan membuat mereka bersinar
sangat terang, seolah ingin menyilaukan dan menyakiti mata orang yang tidak percaya akan
kesaksian anak-anak Allah.
Mari kita memeriksa hati kita. Apakah iman kita sudah benar-benar merupakan benih dari
Allah? Apakah yang kita percayai berasal dari firman Allah? Bersabarlah dan melayani
hingga berbuah. Jangan biarkan ada benih-benih dari si jahat yang bercokol di dalam hati
kita. Kiranya Tuhan menolong kita untuk menyelidiki hati kita dan bersabar menunggu
waktu-Nya sampai kita dikonfirmasi oleh Allah di hadapan dunia.