Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Pada awal tahun 2014 ini, Indonesia dilanda oleh begitu banyak bencana alam. Kita yang di Jakarta mengalami banjir yang menewaskan orang, membawa kerugian yang tidak kecil, dan membuang waktu berhari-hari. Warga di Manado mengalami bencana serupa, bahkan banjirnya lebih hebat daripada yang di Jakarta. Arus air bagai air bah menelan rumah penduduk dan melumpuhkan seluruh kota. Warga di sekitar Gunung Sinabung disiksa oleh letusan yang berlangsung sudah enam bulan. Abu vulkanik menghancurkan pertanian dalam radius berkilo-kilo meter, melumpuhkan ekonomi, dan menyebabkan kelaparan. Awan panas yang bersuhu ratusan derajat Celcius menewaskan belasan jiwa. Sungguh mengerikan. Apa yang diajarkan oleh bencana alam kepada kita?
Tentu ada banyak jawaban yang dapat diberikan kepada kita. Ada yang mengatakan bahwa bangsa kita belum siap menghadapi bencana, dan karena itu harus belajar dari pengalaman ini dan membentuk standar penanganan bencana yang lebih jelas. Ada yang mengkritik masyarakat, baik pelaku bisnis maupun rumah tangga, yang belum mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan. Kini mereka sendiri mendapatkan pelajaran dari alam karena menebang pohon dan membuang sampah sembarangan.
Pelajaran-pelajaran di atas tentu sangat berharga bagi kita. Kita harus belajar dari kesalahan untuk menjadi bangsa yang terhindar dan mempunyai ketahanan yang besar terhadap bencana. Namun, saya kira ada pelajaran lain yang harus kita pikirkan dengan sangat serius, yaitu bahwa setiap bencana memberikan ilustrasi tentang murka Tuhan. Setiap bencana yang kita alami merupakan “tester” dari murka Allah dalam kepenuhannya. Mereka memberikan kesempatan kepada kita untuk “mengecap” murka Tuhan yang sesungguhnya. Bayangkan gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, tornado, dan lain-lain. Betapa dahsyat dan mengerikannya mereka. Tidak ada manusia yang dapat bertahan melawan mereka. Manusia hanya dapat lari. Namun itu semua hanya gambaran dari murka Tuhan yang datang dengan kepenuhannya.
Saya menulis demikian karena teringat akan tulisan Rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu:
Bayangkanlah, jika gunung-gunung di selatan Jakarta tiba-tiba tercerabut dari tanah dan menggelinding menimpa Jakarta, tentu itu akan menjadi penampakan yang mengerikan bagi seluruh dunia. Namun, ini tidak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan ketika murka Tuhan sepenuhnya dinyatakan. Pada saat itu, musuh-musuh Tuhan akan memilih bencana alam yang paling mengerikan terjadi atas mereka daripada menghadapi murka Anak Domba itu.
Apakah Anda sudah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus, Sang Anak Domba itu? Jika belum, pikirkanlah, karena akan datang saatnya ketika Dia datang kedua kalinya dengan kepenuhan murka-Nya. Jika sudah, bersyukurlah dan jangan melupakan orang-orang di sekitar kita yang belum selamat darinya.
Februari 2014
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk rangkaian KKR Jumat Agung dan Paskah 2022 yang telah diadakan di beberapa kota sepanjang bulan April 2022. Bersyukur untuk kebenaran firman Tuhan yang telah diberitakan dan untuk jiwa-jiwa yang telah mendengarkan berita Injil, tentang karya penebusan Kristus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut. Berdoa kiranya Roh Kudus membimbing setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka dan memelihara iman mereka dalam menghadapi tantangan zaman ini sampai akhir hidup mereka.