Hampir setiap awal tahun kita membahas tema pemuda. Sebagai anak-anak muda yang bergereja di Gereja Reformed Injili Indonesia, sering kali kita mendengar dari mimbar tentang pentingnya mencari kehendak Allah. Dan memang kita perlu mengerti apa kehendak Allah bagi kita supaya kita boleh berjalan menurutnya (Mi. 4:2). Pada kesempatan ini, artikel ini akan membahas mengenai kehendak Allah bagi orang muda dari surat Paulus kepada Titus di pasalnya yang kedua.
Sebelum kita masuk ke dalam Titus, mari kita memikirkan sejenak apa yang dimaksud sebagai kehendak Allah. Banyak orang Kristen berusaha mencari kehendak Allah. Misalnya, “Apakah dia jodoh saya? Saya takut kalau sudah menikah sama dia ternyata dia bukan jodoh saya.” Yang mereka maksudkan adalah, “Karena Tuhan telah menetapkan rencana bagi keseluruhan hidup saya, saya harus menerka dan mencari tanda apakah pilihan hidup saya sesuai dengan rencana tersebut. Jika tidak sesuai, hidup saya akan buruk jadinya.” Ya, Tuhan telah menetapkan sebuah rencana bagi hidup kita, tetapi rencana itu tersembunyi dan Tuhan tidak menyingkapkannya kepada kita. Ulangan 29:29 berkata, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Jadi, yang Allah kehendaki bagi bangsa Israel bukanlah supaya mereka mencari tahu rencana-Nya yang rahasia, melainkan melakukan hukum Taurat yang sudah dinyatakan-Nya. Di Mazmur 119:105, Daud tidak menerka-nerka rencana Allah, tetapi menjadikan perintah Tuhan sebagai tuntunan di dalam hidupnya. Jadi, ketika kita berbicara mengenai kehendak Allah, kita berbicara mengenai perintah-perintah-Nya dan bukan rencana rahasia-Nya dari kekekalan.1 Perintah-perintah-Nya inilah yang menjadi tuntunan bagi hidup kita. Oleh karena itu, kita akan membahas perintah-perintah Allah bagi orang muda di Titus pasal 2.
Konteks Kitab Titus adalah demikian: Titus ditinggalkan Paulus di Pulau Kreta untuk membangun gereja di sana dengan menahbiskan penatua-penatua (1:5-16) dan juga memberikan pengajaran yang sehat (2:1-3:11) di tengah ajaran-ajaran dan pengajar-pengajar palsu. Di pasal 2, Paulus menasihati Titus untuk mengajarkan apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat (ay. 1). Di ayat 2-10, Paulus memberikan contoh pengajaran yang sehat, yakni perintah bagi berbagai macam orang: bagi laki-laki tua (ay. 2), perempuan tua (ay. 3), perempuan muda (ay. 4-5), laki-laki muda (ay. 6), Titus sendiri (ay. 7-8), dan hamba (ay. 9-10). Kemudian di ayat 11-14, Paulus menjelaskan Injil secara singkat sebagai alasan mengapa setiap orang percaya perlu menjalankan perintah-perintah ini. Dan terakhir di ayat 15, mengulangi ayat 1, Paulus menekankan kepada Titus untuk mengajarkan hal-hal di atas.
Sekarang kita akan membahas kehendak Allah bagi orang muda: bagi perempuan muda di ayat 4-5 dan bagi laki-laki muda di ayat 6, serta motivasi orang Kristen menaati perintah-perintah tersebut di ayat 11-14.
Titus 2:4-5
Di ayat 4 dan 5 kita melihat perintah bagi perempuan muda yang dibagi menjadi empat poin:
- Mengasihi suami dan anak-anaknya
- Hidup dengan penguasaan diri dan suci
- Rajin mengatur rumah tangganya dan baik hati
- Tunduk kepada suaminya
Paulus memberikan tempat pertama kepada perintah mengasihi suami dan anak-anaknya. Di zaman Paulus, zaman ketika pernikahan masih diatur (arranged marriage), seorang wanita yang sungguh-sungguh dan tulus mengasihi suaminya akan menonjol sebagai wakil dari Injil.2 Demikian juga di konteks kita, ketika agama sebelah pun menekankan pentingnya rasa sayang istri terhadap suami, perempuan Kristen pun juga harus menjalankan perintah ini agar firman Tuhan jangan dihujat orang (ay. 5).
Berikutnya, hidup dengan penguasaan diri dan suci. Dalam bahasa Yunani, kata “penguasaan diri” juga dipakai di ayat 2 (diterjemahkan sebagai “bijaksana” oleh LAI) dan ayat 6, yang akan kita bahas di bawah. Penguasaan diri di sini berarti sebuah sikap moderat, memiliki pikiran yang tenang dan tidak terbawa ke arah ekstrem, dan bijaksana. Di ayat ini, penguasaan diri diikuti dengan hidup yang suci atau murni (chaste). Kata ini memiliki arti dasar menjauhkan diri dari hubungan seksual yang terlarang. Dengan demikian, arti kedua perintah ini adalah supaya istri menjaga dirinya supaya tetap setia hanya kepada suaminya.
Ketiga, rajin mengatur rumah tangganya dan baik hati. Arti kata “rajin mengatur rumah tangganya” dalam bahasa Yunani adalah “menjadi pekerja rumah” (be home workers). Kita bisa mengerti konteks perintah ini dari perintah Paulus kepada perempuan tua untuk tidak bergosip di ayat 3 dan membandingkannya dengan perintah yang mirip di 1 Timotius 5:13-14. Perintah ini diberikan supaya perempuan-perempuan muda tidak bermalas-malasan, bergosip, dan mencampuri urusan orang lain, tetapi bekerja bagi rumah tangga mereka. Dan pekerjaan mereka juga harus dilakukan dengan baik hati kepada suami dan anak-anak mereka.
Satu catatan penting di sini: ayat ini tidak sedang melarang istri untuk bekerja di luar rumah, karena Amsal 31:10-31 memberikan gambaran istri yang memiliki usaha kebun anggur (di luar rumah) dan wiraswasta yang menguntungkan (ay. 13, 16, 18). Namun, sang istri melakukan hal ini dengan motivasi bukan untuk mengejar mimpi pribadi atau menghilangkan ketergantungan keuangan kepada suami, tetapi karena ia baik hatinya kepada suaminya sepanjang umurnya (ay. 12). Berkat pertolongan istrinya yang baik hati, yang mengawasi jalan rumah tangganya (ay. 27), sang suami dibebaskan dari urusan rumah tangga, sehingga ia dapat mengisi posisi kepemimpinan penting di pintu gerbang kota (ay. 20-27).3 Dengan demikian, kesimpulan dari perintah Paulus di sini adalah supaya istri tidak bermalas-malasan dan bekerja, baik di rumah maupun di luar, bukan untuk kepentingan diri, melainkan demi kebaikan suami, anak, dan rumah tangganya.
Terakhir, tunduk kepada suaminya. Secara singkat, seorang istri yang mengasihi suaminya juga adalah seorang istri yang tunduk kepada suaminya sendiri di dalam segala sesuatu (Ef. 5:24), sama seperti Sara yang tunduk kepada Abraham, suaminya (1Ptr. 3:5-6).
Titus 2:6
Sekarang kita beralih kepada perintah bagi laki-laki muda di ayat 6: Allah menghendaki supaya mereka menguasai diri. John Chrysostom berkata, “Tidak ada hal yang lebih sulit di usia [muda] daripada mengalahkan kenikmatan dan kebodohan.”4 Pada masa muda, banyak kenikmatan dan kebodohan yang mencobai laki-laki, yang terutama adalah harta, takhta, wanita, dan DOTA. Kita akan membahas keempat hal ini secara singkat.
Pertama, harta. Kita mungkin memilih jurusan karena prospek gaji tinggi, memilih pekerjaan karena gaji yang lebih tinggi, membuat bisnis sendiri karena tergiur akan omzet besar, atau memilih pasangan berdasarkan harta. Hal ini tidaklah salah selama kita memilih bukan karena cinta uang. Tuhan Yesus menjelaskannya melalui perumpamaan penabur, bahwa ada orang-orang yang hatinya ditabur firman, tetapi kemudian tidak berbuah oleh karena “tipu daya kekayaan” (Mat. 13:22). Rasul Paulus juga mengatakan hal serupa di 1 Timotius 6:10 mengenai orang-orang yang cinta uang dan meninggalkan iman.
Selain harta, orang muda juga biasa mencari takhta karena takhta memberikan kuasa dan dengannya kita bisa mendapatkan apa yang kita mau. Di Yesaya 14:12-15, Yesaya bernubuat tentang Kerajaan Babel yang begitu menginginkan kuasa di atas bangsa-bangsa, seakan-akan ingin menempatkan takhtanya hingga ke langit. Namun, Tuhan begitu membenci ambisi yang demikian dan memberikan penghakiman dengan menempatkan mereka di liang kubur paling dalam.
Ketiga adalah mengenai wanita. Amsal 31 adalah sebuah nasihat dari seorang ibu kepada anak laki-lakinya, yang adalah seorang raja. Sang ibu menginginkan anak ini untuk memilih istri dengan bijaksana. Di ayat 3, sebelum mendeskripsikan istri yang bijaksana, sang ibu memperingatkan adanya perempuan-perempuan yang membinasakan raja. Kita teringat akan sebuah gambaran yang muncul di bagian awal kitab tersebut, yakni pasal 7. Di sana digambarkan seorang laki-laki muda yang gagal menguasai diri dan jatuh kepada tangan perempuan nakal. Di ayat 25-27, dikatakan bahwa banyak lelaki yang tewas di tangan perempuan demikian.
Terakhir, DOTA. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa main games adalah dosa, tetapi main games kebanyakan adalah dosa. Yang saya maksudkan di sini adalah kita perlu menjaga diri kita dari membuang-buang waktu kita, karena hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16). Begitu banyak hal di zaman ini yang dapat membuang waktu kita: drama, serial TV, YouTube, Netflix, games, dan sebagainya.
Kita telah melihat bahwa keempat hal ini dapat membawa kita kepada kebinasaan. Oleh karena itu, perintah Allah bagi laki-laki muda adalah supaya kita menguasai diri, hidup menurut perintah-perintah-Nya (Mzm. 119:1-8).
Titus 2:11-14
Setelah Paulus memberikan perintah-perintah bagi berbagai macam orang di ayat 2-10, ia menjelaskan motivasi orang Kristen dalam menjalankan perintah-perintah tersebut di ayat 11-14.
Kasih karunia Allah, yaitu Yesus Kristus, menyelamatkan kita yang percaya kepada-Nya. Keselamatan seperti apa yang Ia berikan? Keselamatan yang membebaskan kita dari hukuman dosa, bukan dengan tujuan supaya kita dapat berbuat dosa tanpa kena hukuman, melainkan supaya kita meninggalkan dosa dan hidup menguasai diri, adil, dan saleh di dalam dunia sekarang ini. Yesus Kristus “menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit. 2:14). Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita, yang sudah mengalami kasih karunia-Nya, rajin menjalankan perintah-Nya.
Namun, betapa sering kita gagal mengikuti kehendak-Nya! Betapa sering kita mengikuti mimpi kita, kesombongan diri, keegoisan diri, dan bukan keinginan-Nya! Mari kita selalu sadar akan dosa-dosa kita, mengakui kemiskinan rohani kita di hadapan Tuhan (Mat. 5:3), meminta ampun dan bersandar kepada Kristus saja untuk pengampunan dosa dan pembenaran. Mari kita juga meminta Roh-Nya yang kudus untuk memberikan kita kekuatan untuk menyangkal diri dan melakukan perintah-perintah-Nya setiap hari.
Hans Tunggajaya
Pemuda GRII Singapura
Endnotes:
1. God’s Will, Hidden and Revealed. Ligonier. https://www.ligonier.org/learn/devotionals/gods-will-hidden-and-revealed/.
2. Hughes, R. K., & Chapell, B. (2000). 1 & 2 Timothy and Titus: To Guard the Deposit (p. 330). Wheaton, IL: Crossway Books.
3. Waltke, B. Lecture 22: The Valiant Life. https://www.biblicaltraining.org/library/lecture-22-valiant-wife.
4. Dikutip di dalam tafsiran Jamieson-Fausset-Brown mengenai Titus 2:6.