Kesunyian yang Menulikan

Di tengah-tengah masa penuh kesusahan, adalah wajar jika kita bertanya, “Di manakah
Tuhan? Mengapa pada saat kesulitan seperti ini Dia tidak menampakkan Diri-Nya dan
menolong?” Atau, bagi orang yang ingin melakukan sesuatu untuk mengubah situasi,
“Apakah hal yang kulakukan akan berdampak? Apakah ada gunanya aku berusaha?” Bagi
kelompok orang pertama maupun kedua sama-sama dihantui oleh satu hal, yakni kesia-siaan:
kesia-siaan menunggu campur tangan Tuhan dan kesia-siaan harapan terhadap perubahan.

Kitab Ester adalah buku yang luar biasa di dalam mengisahkan bagaimana Tuhan bekerja
dengan senyap, tetapi mematikan musuh-Nya. Sudut pandang narasinya yang seolah naturalis
(tidak ada peristiwa langit terbuka, suara Allah Israel berkumandang, laut terbelah) tidak
membuat kitab ini terhalang masuk ke kumpulan Kitab Suci Perjanjian Lama. Justru kitab ini
menunjukkan bahwa ketika Allah bekerja dengan senyap, dampaknya sama dengan ketika
Dia bekerja dengan riuh. Di dalam operasi militer, kita juga mengetahui adanya operasi
senyap, selain perang terbuka. Operasi senyap terkadang bisa lebih efektif daripada perang
terbuka di dalam melawan musuh. Operasi ini membingungkan lawan karena penyerang
bergerak dengan misterius.

Dari segi peperangan rohani, mungkin Kitab Ester mencatat salah satu usaha yang paling
ambisius dari iblis untuk menggagalkan rencana Allah. Jika Kristus sudah dijanjikan akan
lahir dari keturunan Daud, cara yang paling aman untuk menjamin Dia tidak dilahirkan dari
keturunan Daud adalah dengan memunahkan bangsa Yahudi. Bagaimana caranya? Orang
Yahudi kaku dan keras kepala. Orang seperti Mordekhai itu hanya mau menyembah kepada
Allah mereka. Bangkitkan saja seorang yang tinggi hati dan kejam seperti Haman, yang
ketika Mordekhai menolak sujud di depannya akan “menganggap dirinya terlalu hina untuk
membunuh hanya Mordekhai saja” (Est. 3:6) dan baru akan puas dengan genosida.

Namun, bagaikan sang ahli catur yang sudah menduga semua taktik lawan, Allah sudah
membuat langkah yang lihai dari awal. Mengapa Ratu Wasti tiba-tiba membuat ulah dengan
Raja Ahasyweros? Lalu, dari sekian ribu gadis, mengapa Ester, seorang Yahudi, yang
memenangi kontes Ratu Persia? Semua bidak sudah sesuai dengan tempatnya. Tidak ada
langkah yang kebetulan. Tuhan tidak menang dengan hoki.

Lalu, jika Tuhan yang telah menggerakkan semua, apa peran kita? Ada yang berpikir bahwa
arah sejarah tidak ditentukan oleh individu, tetapi masyarakat. Jika individu tidak penting,
apakah sejarah membutuhkan tindakan saya? Apakah perbuatan saya yang kecil ini tidak
seperti menabur garam ke lautan? Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat situasi makin
baik?

Kitab Ester menyatakan kepada kita bahwa Allah mau supaya kita sebagai umat Allah
bergerak baik secara individu, maupun komunitas. Tindakan individu Ester dan Mordekhai
menentukan, begitu juga dengan tindakan bangsa Israel yang secara komunitas
mempertahankan diri mereka melawan para pembenci mereka. Semuanya penuh risiko. Bagi
bangsa Israel, hari mereka diizinkan diserang adalah hari pertaruhan hidup dan mati mereka.
Namun, mereka sudah mendapatkan hak untuk bertahan dan memukul balik. Bagi
Mordekhai, saat dia tidak mau bersujud adalah saat dia harus menghadapi kemungkinan tiang
gantung. Bagi Ester, saat dia memberanikan diri adalah saat dia menghadapi kemungkinan
eksekusi. Semua tokoh di Ester menjalani peran mereka dengan berani dan setia, individu
maupun komunitas.

Pada akhirnya, penentu sejarah tentunya adalah Sang Individu, yakni Allah Tritunggal,
karena sejarah berada di dalam tangan-Nya sendiri. Terkadang Dia bekerja dengan riuh
rendah, tetapi sering kali Dia juga bekerja dengan senyap, dengan kesunyian yang menulikan.
Apa pun cara-Nya, semuanya mendatangkan ketakutan bagi pihak lawan. Apa pun mode
kerja kita, baik individu ataupun komunal, asalkan itu berdasarkan kesetiaan kepada-Nya,
kiranya Tuhan berkenan memakainya. Pekerjaan kita, meskipun tampak seperti garam
ditaburkan ke lautan, jika garam itu ada di tangan Yesus, Dia akan mengangkatnya,
memberkatinya, dan melipatgandakan dampaknya menjadi lima ribu kali lipat.