Kualifikasi

Seorang teman bertanya di media sosial, apakah ada yang bisa referensi dokter tulang
yang bagus? Tentunya dia atau keluarganya mempunyai masalah berkenaan dengan
tulang. Manusia memanggil seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
sesuai kualifikasi yang diperlukan. Saya tidak mungkin memberikan kontak seorang tukang
ledeng kepada sang kawan ini.

Berbeda dengan Tuhan, ketika Ia mempunyai sebuah misi, Ia melibatkan orang-orang yang
tidak berkualifikasi sama sekali. Setelah peristiwa menara Babel, Tuhan akan memulai suatu
babak baru restorasi sejarah umat manusia melalui satu keluarga yang akan menjadi satu
bangsa pilihan.

Kita tahu ini adalah kisah Abraham bapa orang beriman yang luar biasa tersebut. Namun
ketika kita menelaah latar belakang Abram ternyata dia juga salah seorang penyembah
berhala yang tidak beda dengan orang-orang di sekitarnya di kota Ur (Yos. 24:2). Abram
tentunya tidak punya kualifikasi yang memadai untuk dipiih Tuhan selain karena anugerah
Tuhan semata.

Namun bukan saja Abram tidak berkualifikasi, istrinya Sarai mandul. Mengapa Tuhan
memilih seorang wanita mandul padahal misinya adalah pasangan ini akan menjadi sebuah
bangsa yang besar? Untuk menyatakan misi Tuhan tidak tergantung pada kualifikasi
manusia; Ia berhak memakai siapa pun dan Ia memampukan mereka yang dipanggil-Nya.
Allah tidak memanggil yang mampu, Dia memampukan yang dipanggil-Nya. Alasan lain
adalah supaya kemuliaan Tuhan hanya bagi Tuhan semata, bukan pada kebolehan dan
kualifikasi manusia.

Oleh karena itu, kita tidak ada alasan untuk meragukan kemampuan Tuhan dalam
mewujudkan kehendak-Nya meskipun kita merasa diri sangat tidak layak dan tidak mampu
menjalankannya. Kemampuan bukan terletak pada kualifikasi kita tetapi pada kualifikasi
Tuhan. Tuhan kita suka mewujudkan mission impossible justru dengan memakai orang yang
paling tidak berkualifikasi. Adakah yang berani mempertanyakan kualifikasi Tuhan?