Lakukanlah Semuanya di dalam Nama Tuhan Yesus

Di dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus menulis, “Dan segala sesuatu yang
kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Apa arti “di dalam nama
Tuhan Yesus” di dalam ayat ini dan apa maknanya bagi kehidupan kita saat ini?

Pertama-tama, frasa di dalam nama adalah frasa yang jarang digunakan di dalam
pembicaraan sehari-hari. Kita dapat menemukan, misalnya, mengatasnamakan, mencatut
nama, mencemarkan nama, dan mengharumkan nama, tetapi kita boleh katakan tidak pernah
mendengar penggunaan di dalam nama seseorang pada konteks pembicaraan sehari-hari.

Alkitab sendiri mencatat cukup banyak contoh pemakaian frasa di dalam nama. Uniknya,
pemakaian frasa tersebut selalu berkaitan dengan nama ilahi. Yesus berkata bahwa Dia ada di
tengah-tengah dua atau tiga orang yang berkumpul di dalam nama-Nya (Mat. 18:20). Ketika
orang-orang mengelu-elukan Yesus di Yerusalem, mereka berseru bahwa Dia datang di dalam
nama Tuhan
(Mat. 21:9). Murid-murid diperintahkan oleh Yesus untuk membaptis di
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
(Mat. 28:19). Yesus mengajarkan murid-murid-
Nya untuk meminta kepada Bapa di dalam nama Yesus (Yoh. 15:16) dan Bapa akan
memberikannya di dalam nama Yesus (Yoh. 16:23). Yohanes juga menulis bahwa oleh
iman kita akan memperoleh hidup di dalam nama Yesus (Yoh. 20:31).

Perlu studi historis lebih mendalam apakah penggunaan frasa di dalam nama juga
muncul di konteks kebudayaan yang lain, misalnya politik, tetapi di dalam Alkitab tampaknya
frasa tersebut hanya digunakan untuk nama Allah dan menyatakan otoritas ilahi. Oleh karena itu,
tidak sembarangan orang dapat disebut berada di dalam nama Tuhan. Hanya Yesus yang bisa
dikatakan datang di dalam nama Tuhan. Hanya murid-murid Yesus yang diberi hak untuk
berdoa dan meminta di dalam nama-Nya dan hanya orang beriman pula yang memperoleh
hidup di dalam nama-Nya. Nama Tuhan memberikan kehidupan, hak, kuasa, dan otoritas.

Kembali ke surat Paulus, apa artinya melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan
Yesus
? Mari kita lihat sejenak konteks kalimat Paulus tersebut. Sebelum kalimat tersebut,
Paulus sedang menasihati jemaat di Kolose untuk mematikan semua keduniawian mereka, seperti
penyembahan berhala dan hawa nafsu yang medatangkan murka Allah. Sebaliknya, mereka
harus hidup sebagai manusia baru, sebagai orang-orang pilihan yang sudah disucikan.
Mereka harus kontras dari dunia ini. Kemudian, datanglah kalimat ini: apa pun yang mereka
katakan dan perbuat, harus mereka lakukan di dalam nama Tuhan Yesus. Setelah kalimat itu,
Paulus memberikan aplikasi bagaimana menjadi seorang istri, suami, anak, orang tua, hamba,
dan tuan di dalam nama Tuhan Yesus. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa nama
Tuhan Yesus merupakan sumber kuasa yang memberikan kehidupan baru kepada manusia
berdosa untuk ditransformasi menjadi serupa dengan Kristus di dalam segala aspek, termasuk
perbuatan dan perkataan. Sebagai suami, orang beriman mengasihi dan tidak berlaku kasar
kepada istri mereka di dalam kuasa nama Yesus. Sebagai istri, orang Kristen tunduk kepada
suami mereka dengan kemampuan yang diberikan oleh nama Yesus, dan seterusnya.

Kita dapat memperluas cakupan relasi yang diberikan oleh Paulus, tidak hanya suami dengan
istri, anak dengan orang tua, tuan dengan hamba, melainkan juga manusia dengan sesamanya.
Di dalam konteks pandemi, sejarah menyaksikan bagaimana orang Kristen menyatakan cinta
kasih Yesus untuk menolong orang yang sakit meskipun mereka harus merisikokan
keselamatan diri mereka. Bukankah hanya di dalam nama Tuhan Yesus mereka dapat
melakukan itu? Nama Tuhan Yesus memang mulia karena hanya nama-Nya yang memberikan
kehidupan dan mengubah dunia menjadi ciptaan baru. Mari kita renungkan di dalam konteks
kehidupan kita masing-masing, apa yang dapat dan harus kita lakukan, di saat-saat sulit
dan berbahaya, di dalam nama Tuhan Yesus. Kiranya Tuhan memberikan kita hikmat di
dalam situasi yang kita hadapi.