Akulah, Akulah yang menghibur kamu.
Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati,
terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput,
sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau,
yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi,
sehingga engkau terus gentar sepanjang hari
terhadap kepanasan amarah orang penganiaya,
apabila ia bersiap-siap memusnahkan?
Di manakah gerangan kepanasan amarah orang penganiaya itu?
(Yesaya 51:12-13, penekanan oleh saya)
Emosi apa yang Anda tangkap dari puisi di atas? Pengulangan kata “Akulah” di bagian awal
merupakan pertanda kegemasan dan “frustrasi” Tuhan alam semesta di dalam hubungan-
Nya dengan orang Israel yang bebal. Ketakutan orang Israel kepada musuh mereka sungguh
tidak dapat ditoleransi lagi. Mereka seperti anak kecil yang takut kepada semut kecil, padahal
ayahnya yang selalu ada di sampingnya dapat dengan mudah menggencet semut itu sampai
mati kapan saja dia mau.
Apa yang membuat orang Israel gentar terhadap musuhnya? Jika kita menanyakan ini kepada
orang Israel, mereka akan mengatakan bahwa musuh mereka yang sangat kuat itu sedang
marah dan bersiap-siap untuk menyerang. Namun, dari sudut pandang Tuhan, penyebab
kegentaran yang lebih mendasar bukanlah kekuatan musuh, tetapi adalah karena orang Israel
telah melupakan Yahweh, melupakan kedahsyatan-Nya.
Kelupaan juga adalah penyebab hukuman dan murka Tuhan jatuh atas orang Israel dalam
sepanjang sejarah mereka. Mengapa orang Israel bersungut-sungut di padang gurun? Mereka
lupa akan penyertaan Tuhan. Mengapa sepuluh pengintai tidak berani menyerang Kanaan dan
menghasut bangsanya untuk mundur? Lupa akan kehebatan Tuhan di medan perang. Mereka
lupa akan kedahsyatan Tuhan ketika membelah Laut Teberau dan memusnahkan semua
tentara Firaun. Mengapa pada zaman hakim-hakim orang Israel bolak-balik menyembah
berhala? Lupa akan Taurat Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Satu tahun sudah berlalu dan sekarang kita menghadapi tahun yang
baru. Apakah iman kita kepada Tuhan sudah bertambah dibandingkan awal tahun 2011? Jika
tidak, apa sebabnya? Mengapa sudah sekian tahun kita menjadi orang Kristen, kita tidak
semakin dekat dengan Tuhan? Jawabannya sangat mungkin mirip dengan yang dihadapi oleh
orang Israel. Kita melupakan kehadiran Tuhan. Mengapa kita mengeluh? Kita melupakan
anugerah Tuhan. Mengapa kita semakin skeptis dengan doa-doa kita? Karena kita melupakan
doa-doa yang sudah dikabulkan oleh Tuhan. Mengapa hidup kita tidak semakin suci? Kita
lupa bahwa hidup ini selalu dijalankan di hadapan Tuhan. Mengapa hidup terasa hambar?
Kita melupakan saat-saat manis bersama Tuhan.
Maukah engkau mengalami kerohanian yang terus bertumbuh? Count your blessings.
Kenangan apa yang Anda miliki bersama Tuhan pada tahun 2011? Ingatlah semua karya dan
pimpinan Tuhan dalam hidup kita.