Yesus dan murid-murid-Nya suatu kali berjalan melewati seorang yang buta sejak lahir. Ada
kepercayaan dalam kebudayaan Yahudi bahwa seseorang buta sejak lahir karena dia dilahirkan
dalam dosa (Yoh 9:34). Karena itu, murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya, dosa siapakah yang sedang
ditanggung orang buta itu, dosanya sendiri atau dosa orang tuanya. Yesus menjawab bahwa
bukan karena dosa siapapun dia dilahirkan buta, tetapi karena “pekerjaan-pekerjaan Allah harus
dinyatakan di dalam dia” (Yoh 9:3).
Setelah itu, Yesus berkata, “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih
siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam
dunia, Akulah terang dunia.” Yesus menganalogikan diri-Nya sebagai matahari di siang hari yang
memberikan terang yang memungkinkan orang-orang untuk bekerja. Malam akan datang, yaitu
saat-Nya Yesus akan ditangkap dan dibunuh, saat di mana tidak ada lagi orang dapat bekerja.
Cara yang Yesus pilih untuk menyatakan pekerjaan Allah di dalam diri orang buta itu sangat
kontroversial. Dia meludah ke tanah dan mengaduk-aduk, lalu mengoleskannya ke mata orang
buta itu. Mengapa harus dengan cara ini? Adukan tanah dan ludah tentu tidak mengandung zat
apa pun yang dapat menyembuhkan mata yang buta. Jika kita membaca cerita ini sampai selesai,
kita baru mengerti bahwa Yesus melakukan ini, bukan dengan alasan medis, tetapi dengan sengaja
melawan hukum Sabat. Orang Yahudi telah membuat hukum Sabat sedemikian rumit, melampaui
apa yang Tuhan perintahkan dalam Sepuluh Hukum. Jika seseorang mengaduk-aduk tanah pada
hari Sabat, dia sudah dianggap bekerja dan tidak memelihara hari Sabat. Menariknya, Yesus yang
sudah mengetahui hal ini malah sengaja menggunakan cara mengaduk tanah, padahal Dia dapat
menyembuhkan orang buta itu tanpa melakukan apa pun. Yesus sengaja melanggar “hukum Sabat”
karena Yesus ingin menggunakan hari Sabat untuk mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya. Yesus telah
terang-terangan melawan kebudayaan yang salah supaya pekerjaan Allah dinyatakan.
Apakah Anda juga hidup dalam sebuah kebudayaan yang salah, atau bahkan yang jahat, yang
merugikan masyarakat, dan membuat pekerjaan Allah sulit dinyatakan? Ada kalanya orang Kristen
diam dan menunggu. Setelah genap waktunya, dengan berdoa meminta hikmat kepada Tuhan,
orang Kristen perlu dengan berani menyatakan kebenaran Tuhan untuk menyinari kebudayaan
sekitar mereka dengan terang kebenaran Tuhan.